Kamis, 28 Mei 2009

Jalan Saiton

Manusia cenderung mudah melakukan identifikasi pada hal-hal yang baru dikenalnya. Semua ini guna memudahkan kognisinya, sehingga hal yang baru tersebut akan mudah diingat.

Identifikasi ini diambil, bisa dari kesan pertama atau peristiwa yang terjadi saat itu. Dari sinilah, timbul asosiasi atau manajemen persepsi. Bisa baik, bisa buruk.
Misalnya, kita sering mendengar percakapan seperti ini, ”Anak ibu yang mana? Yang berkacamata itu ya? Pantes pinter.”

Kata ”Yang berkaca mata itu” berguna untuk memudahkan kognisi dalam menandai anak yang dimaksud. Sedangkan kata ”pantes pinter”, adalah asosiasinya, melihat selama ini para profesor selalu identik dengan kacamata.

Identifikasi ini jualah yang melatar belakangi asal muasal nama bangunan, bahkan daerah.

Di Jakarta, misalnya ada Glodok. Konon nama ini berasal dari kata ”grojok” yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air kali ciliwung. Lidah orang Tionghoa di sana, menyebut ”grojok” sebagai ”glodok”, hingga lama kelamaan lekat menjadi ”Glodok”.

Ada juga Senayan. Dulu daerah ini adalah milik Wangsanaya, asal Bali. Tanah tersebut disebut orang-orang setempat dengan ”wangsanayan” yang berarti ”tanah tempat tinggal” atau ”tanah milik Wangsanaya”. Lambat laun akhirnya orang menyingkat nama ”Wangsanayan” menjadi ”Senayan”.









Di Kepri, tentunya kita sangat mengenal Pulau Penyengat. Tahukah Anda, bahwa nama pulau tersebut berasal dari sebuah peristiwa, ketika sekumpulan pelaut singgah di pulau ini untuk mengambil air tawar, mereka disengat sekawanan lebah. Saat itulah, mereka menamakan pulau tersebut ”Penyengat”.

Sebutan ini adalah reaksi kesan yang didapat pelaut dari pulau tersebut. Lama-lama, kesan ini kian lekat. Tiap melintas pulau itu, kognisi mereka langsung tersambung pada peristiwa penyengat. Hingga beratus tahun, nama ”penyengat” terus melekat pada pulau yang pernah menjadi Pusat Pemerintahan Kerajaan Riau Lingga itu.

Di Batam, lebih menarik lagi. Di sini ada daerah bernama Nagoya. Salah satu versi mengatakan, nama ”Nagoya” muncul sejak survei awal pengembangan Otorita Batam, kira-kira tahun 1960-an. Dalam survei awal itu, banyak orang Nagoya, Jepang terlibat dan berkemah di daerah yang sebenarnya bernama Lubuk Baja itu.

Dari sini, masyarakat setempat ketika ditanya mau ke mana, maka menjawab ”Mau ke tempat orang Nagoya.” Selanjutnya, dari mulut ke mulut, lama-lama warga Batam terbiasa menyebut nama Nagoya dibanding Lubuk Baja.









Di Jodoh, juga ada daerah bernama Belakang BCA. Sesuai namanya, letaknya berada di belakang gedung Bank Central Asia. Sebutan ini bermula dari penduduk di sana, untuk memudahkan masyarakat mengenal daerahnya.

Maklum saja, warga Batam lebih mengenal nama wilayah daripada nama jalan. Padahal kalau berdasar nama jalan, kawasan Belakang BCA tersebut masuk Jalan Raja Ali Haji, dan kawasan Nagoya sendiri masuk jalan Imam Bonjol.

Banyak lagi, nama daerah di sini yang berasal dari identifikasi. Sebut saja Bengkong Polisi, karena di sana terdapat asrama polisi. Bengkong Kodim, karena di situ ada asrama Kodim 0316 Batam.

Simpang Jam, karena di simpang ruang jalan protokol itu, terpasang jam besar, bahkan sulu ada daerah bernama Sameong, karena yang membuka kawasan tersebut adalah Samyong.

Selain itu, masyarakat Batam kerap menyebut orang yang naik motor bebek sebagai ”ojek”. Kenapa? Karena, dulu sebelum transportasi di batam tertata, angkutan yang paling banyak digunakan adalah ojek, yang umumnya menggunakan sepeda motor bebek. Dan lain-lain, dan lain-lain.









Dalam proses identifikasi ini, ada kalanya digambarkan secara persis, ada pula yang kiasan. Hal ini biasanya muncul dari rasa kesal dan geram. Misalnya, saat ini berkembang sebutan baru untuk jalan berlubang, khususnya yang berada di sekitar Baloi, sebagai ”Jalan Setan”.

Namun, ini bukan berarti wajah setan seperti jalan berlubang di sana. Maksud kata tersebut, untuk menggambarkan alangkah buruk dan kejamnya jalan tersebut, sesuai dengan sifat setan itu sendiri. Untuk itu, harus hati-hati, bila tidak maka Anda akan terperosok atau lebih parah, bisa-bisa Anda jatuh jadi korbannya.

Bisa jadi, sebutan itu muncul dari sumpah serapah pengguna jalan, yang setengah mati tersiksa melintas di jalan yang berada di tengah kota tersebut.

Sebutan ”jalan setan” juga bisa diartikan, sebagai bentuk rasa geram masyarakat. Mereka protes, kok hal ini dibiarkan saja? Alasan pemerintah bisa saja karena inilah, itulah, tapi masyarakat mana tahu akan hal tersebut. Pemikiran mereka cukup sederhana, yang penting jalan yang menjadi haknya tersebut diperbaiki. Titik.

Bagi mereka, sudah menjadi tugas pemerintahlah untuk menyediakan saran dan prasarana yang baik bagi warganya. Sebagaimana pemerintah mewajibkan mereka membayar pajak, apakah mereka mau peduli bila masyarakat menunggak? Tentu tidak. berani coba-coba, akan langsung dikenakan sanksi.

Inilah yang mungkin membuat masyarakat geram. Semua protes sudah dilakukan, namun tak ada juga perubahan. ”Giliran kewajiban kami harus dilaksanakan, sementara hak kami tak diperhatikan. Enak di lu tak enak di gua?” keluhnya.

Mungkin dari sinilah mereka mengidentikkan jalan tersebut, sebagai ”jalan setan”.

Minggu, 24 Mei 2009

Ikrar

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, baik SD maupun madrasah, dulu saya dan kawan-kawan, sering membacakan ikrar sebelum pelajaran dimulai.

Di bangku SD, biasanya ikrar yang dibacakan adalah ”Pancasila”. Saat itu, secara bergiliran, salah seorang dari kami maju ke depan kelas memimpin pembacaan ikrar ini lalu diikuti yang lain.

”Pancasila” (diikuti yang lain).
”1.” (diikuti yang lain)
”Ketuhanan Yang Maha Esa” (diikuti yang lain)
”2.” (diikuti yang lain)
”Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” (diikuti yang lain)
”3.” (diikuti yang lain)
”Persatuan Indonesia.”
”4.” (diikuti yang lain)
”Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.” (diikuti yang lain)
”5.” (diikuti yang lain)
”Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” (diikuti yang lain)
Selesai. Lalu sang kawan kembali ke bangkunya.

Ikrar bahwa kami adalah bangsa ber-pancasila ini, akan semakin banyak dilakukan pada hari-hari tertenti. Minimal bisa dua kali sehari. Misalnya, tiap upacara bendera pada hari Senin, atau pada upacara hari besar kenegaraan lainnya.







Setelah jam SD berakhir sekitar pukul 12.00, saya pun masuk madrasah yang dimulai pukul 13.00. Di sini, kami kembali berikrar sampai dua kali, yakni pada jam sebelum dan sesudah pelajaran dimulai. Namanya juga madrasah, tentu ikrarnya diambil dari doa-doa atau ayat-ayat suci Alquran.

Sebelum jam pelajaran dimulai, salah seorang dari kami maju ke depan kelas, lalu memimpin pembacaan doa yang juga ikrar, sekalian denagn terjemahannya.

”Raditu billahi Robba, wa bil islami diina, wa bi Muhammadin nabiyyan wa rasula.... ” (diikuti yang lain). Artinya, kami berikrar bahwa Allah, Tuhan kami, Islam agama kami, Muhammad Rasul kami.

Setelah kalimat ini selesai, disambung dengan doa Nabi Musa, ”Rabbi sahli sadri, wa yasirli amri...” Artinya, kami sebagai mana Nabi Musa, meminta (doa) kepada Allah, “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

Begitulah. Hingga, saat jam pelajaran usai, kami masih membaca ikrar lagi. Kali ini, diambil dari Surah Al-’Asr. Kembali seorang teman maju ke depan, memimpin dan diikuti bagi yang lain. ”Wal asri...” Artinya, saat itu kami berikrar siapa kami dan apa tujuan kami.

”Demi masa (waktu), sesungguhnya semua manusia itu berada dalam keadaan merugi, kecuali dia termasuk mereka yang selalu beramal saleh, yang saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.”










Demikianlah. Ikrar-ikrar ini terus kami baca, dari hari-ke hari. Dalam setahun, lebih 300 kali kami membacanya. Hingga setelah masa kulian, dan bekerja, saya tak lagi diminta untuk berikrar secara formal semacam ini.

Hingga tadi pagi, Senin, pukul 07.25 saat hendak membayar kredit rumah di sebuah bank, lapat-lapat saya mendengar pegawainya membacakan ikrar sebelum jam kerja dimulai, sekitar pukul 07.30. Saya mendengar, salah seorang dari mereka memimpin, lalu diikuti pegawai yang lain.

Ikrar yang meereka bacakan, adalah visi dan misi bank tersebut yang lalu ditutup dengan lagu mars dan yel-yel, ”Go Batam, go Batam, go...! Setelah tiu, mereka bubar menuju meja kerja masing-masing. Saya lihat, wajah mereka bersemu merah, keringat bercucuran. Rupanya, mereka berikrar dengan semangat. Menarik juga.

Dari sini saya merenung kembali, ”Ah ternyata tak hanya ikrar itu penting juga! Bahkan perusahaan profesional semacam bank-pun perlu melakukannya!”










Ikrar adalah janji, ikrar adalah, tekad. Dengan demikian, orang yang berikrar otomatis telah berjanji, membulatkan tekad, untuk berjalan sesuai jalur. Ikrar yang terus dilakukan berulang inilah, nantinya diharapkan akan melekat di hati dan pikiran, sehingga menjadi landasan, bahkan tujuan hendak ke manakah mereka menuju.

Atau di perusahaan, bisa jadi sebagai penyadar bagi karyawan tentang, apa, bagaimana, bahkan hendak kemana tujuan perusahaannya itu. Yang tentu juga, sebagai alat kontrol atau pemandu bagi si karyawan saat menjalankan aktivitasnya.

Oh, alangkah konyolnya, jika seorang karyawan tak mengerti akan apa dan bagaimana perusahaannya itu sendiri. Di harapkan dengan berikrar semacam ini, mereka menjadi paham.

Sehingga jika mereka melakukan kekeliruan saat beraktivitas, otomatis hatinya akan segera menegur, ”Hei, ingat kamu kan udah berjanji tadi pagi, memproritaskan nasabah!”

Atau, ”Hei, ingat, kamu udah berikrar akan memberikan pelayanan prima pada nasabah. Inilah tujuan kamu bekerja di sini!”
Bagaimana menurut Anda?

Jumat, 22 Mei 2009

Plih Harta atau Ilmu (1)

”Aku lebih senang mempuyai musuh yang cerdik dari pada memiliki sahabat yang bodoh!”
Ali bin Abi Thalib.

Suatu ketika sahabat Rasulullah Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib ditanya oleh seseorang. ”Wahai Ali, jika anda disuruh memilih antara ilmu dan harta, mana yang akan anda pilih?”

Dengan mantap Ali menjawab, ”Tentu saja aku pilih ilmu.”
”Mengapa engkau memilih ilmu?”
”Sebab, setidaknya ada tiga kelebihan ilmu dibandingkan dengan harta,” jawab Ali.

Lebih rinci Ali menjabarkan, pertama ilmu bila diberikan pada orang lain, maka akan bertambah, sedangkan harta pasti berkurang. Kedua ilmu akan selalu menjaga kita, sedangkan harta, kita yang harus menjaganya.

Ketiga, ilmu tidak akan pernah bisa dicuri atau dirampas dari diri kita, kecuali bila kita memberikannya secara suka rela. Sedangkan harta, bisa hilang karena dicuri atau dirampas orang lain meskipun kita tidak rela memberikannya.








Sungguh luar biasa dedikasi Ali akan ilmu pengetahuan ini. Tak heran bila kualitas dan kuantitas keilmuan yang dimilikinya lebih dari sahabat lainya. Sampai-sampai Nabi Muhammad mengatakan, ”Akulah kota ilmu, sedangkan Ali adalah pintu masuknya.”

Semangat menimba ilmu inilah yang kala itu terus menggelora di benak generasi Islam, hingga akhirnya dari Andalusia (sekarang Spanyol) cendekiawan muslim berhasil mencapai zaman keemasan di bidang ilmu pengetahuan di era 711 M.

Beragam ilmu pengetahuan ditemukan, mulai ilmu agama Islam, kedokteran, filsafat, arsitektur, biologi, ilmu hisab, ilmu hukum, sastra, ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya.

Wajarlah, Andalusia kala itu, menjadi pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad.






Banyak bangsa-bangsa di Eropa berdatangan ke Andalusia untuk mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan dari orang-orang Muslim Spanyol, dengan mempelejari buku-buku buah karya cendekiawan Andalusia baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.

Di masa itu, muncul nama-nama ilmuan yang terkenal, seperti Ibnu Thufail (1107-1185/ahli filsafat, hukum, pendidikan, dan kedokteran), Al-Idrisi (1100 M/ ahli Geografi penulis Buku Roger, salah satu buku yang menjelaskan tentang peta dunia terlengkap, akurat, serta menerangkan pembagian-pembagian zona iklim di dunia.

Selain itu ada Ibnu Baitar (1190-1248/ ahli botani yang karyanya dijadikan sebagai standar referensi hingga abad ke-16. Ada pula Ibnu Bajjah (1082-1138/ahli matematika, fisika, astronomi, kedokteran, filsafat).

Yang paling terkenal adalah Ibnu Rusyd (1126-1198). Lidah barat menyebutnya Averroes. Ibnu Rusyd adalah seorang ahli hukum, ilmu hisab (arithmatic), kedokteran, dan ahli filsafat terbesar dalam sejarah Islam.

Karya besar yang di tulis oleh Ibnu Rusyd adalah buku Encyclopaedia of Medicine, yang pernah di terjemahkan kedalam bahasa Latin pada tahun 1255 oleh Bonacosa, kemudian buku ini diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan nama General Rules of Medicine sebuah buku wajib di universitas-universitas di Eropa.

Banyak lagi karya besar Ibnu Rusyd. Doktrinnnya (disebut Averoism) mampu mempengaruhi masyarakat non muslim baik barat maupun timur, seperti halnya Maimonides, Voltiare dan Jean Jaques Rousseau.

Sehingga boleh dikatakan bahwa Eropa seharusnya berhutang budi pada Ibnu Rusyd, karena paham Averoism inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal kemunculan renaissan di Eropa.










Ada juga Ibnu Zuhr (1091-1162) atau Abumeron dikenal pula dengan nama Avenzoar yang lahir di Seville adalah seorang ahli fisika dan kedokteran beliau telah menulis buku The Method of Preparing Medicines and Diet yang diterjemahkan kedalam bahasa Yahudi (1280) dan bahasa Latin (1490) sebuah karya yang mampu pengaruhi Eropa dalam bidang kedokteran setelah karya-karya Ibnu Sina, Qanun fit thibb atau Canon of Medicine yang terdiri dari delapan belas jilid.

Selanjutnya Ibnu Arabi (1164-1240), dikenal juga sebagai Ibnu Suraqah, Ash-Shaikhul Akbar, atau Doktor Maximus yang dilahirkan di Murcia (tenggara Spanyol).

Pada usia delapan tahun tepatnya tahun 1172 ia pergi ke Lisbon untuk belajar pendidikan Agama Islam yakni belajar Alquran dan hukum-hukum Islam dari Syekh Abu Bakar bin Khalaf.

Setelah itu ia pergi ke Seville salah satu pusat Sufi di Spanyol, disana ia menetap selama 30 tahun untuk belajar Ilmu Hukum, Theologi Islam, Hadits, dan ilmu-ilmu tashawwuf (Sufi).








Karyanya sungguh luar biasa, konon Ibnu Arabi menulis lebih dari 500 buah buku, sekarang di perpustakaan Kerajaan Mesir di Kairo saja masih tersimpan 150 karya Ibnu Arabi yang masih ada dan utuh.

Diantara karya-karyanya adalah Tafsir Al-Qur’an yang terdiri 29 jilid, Muhadaratul Abrar Satu jilid, Futuhat terdiri 20 jilid, Muhadarat 5 jilid, Mawaqi’in Nujum, at-Tadbiratul Ilahiyyah, Risalah al-khalwah, Mahiyyatul Qalb, Mishkatul Anwar, al Futuhat al Makiyyah yakni suatu sistim tasawwuf yang terdiri dari 560 bab dan masih banyak lagi karangan-karangan hasil pemikiran Ibnu Arabi yang mempengaruhi para sarjana dan pemikir baik di Barat maupun Timur setelah kepergiaanya.

Ibnu Arabi dengan nama lengkapnya Syekh Mukhyiddin Muhammad Ibnu ‘Ali adalah salah seorang sahabat dekat Ibnu Rusyd. Ia sering berkelana untuk thalabul ‘ilmi (mencari ilmu) dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya seperti ke Maghribi, Cordova, Mesir, Tunisa, Fez, Maroko, Jerussalem, Makkah, Hejaz, Allepo, Asia kecil, dan Damaskus hingga wafatnya disana dan dimakamkan di Gunung Qasiyun.








Selain itu, dari Persia (sekarang Iran), muncul Muhammad bin Mu-sa Al Khwarizmi, penemu algoritma dan teori Aljabar. Algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah, sedangkan Aljabar adalah ilmu dasar matematika.

Selain ahli matematika, lelaki yang lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850, juga seorang ahli astronomi, astrologi, dan geografi.

Penemuan ilmuan yang di Barat dipanggil Algorizm, inilah yang menjadi cikal bakal ilmu-ilmu modern dan dikemudian hari berkembang dan menumbuhkan ilmu-ilmu baru matematika modern, seperti goneometri, analitika, stereometri, linier programming, operation research, dan berbagai ilmu untuk memecahkan berbagai masalah.

Puncaknya adalah penemuan komputer yang sanggup memecahkan persoalan rumit dalam waktu singkat, yang dengan alat-alat zaman dulu mungkin diperlukan beberapa puluh tahun untuk memecahkan persoalan tadi.









Negeri lain masa kini, yang maju pesat karena menomor satukan ilmu pengetahuan ini adalah Jepang. Hanya dalam jangka 19 tahun setelah diluluh-lantakkan bom atom, negeri ini bangkit menjadi negara maju.

Rahasia terbesar mereka, selain konsep pemikiran kaizen dan semangat bushido, karena pasca pengeboman tersebut, kaisar saat itu bertanya ”Berapa guru yang tersisa.”

Kenapa guru? Kenapa bukan yang lain? Karena guru adalah simbol ilmu pengetahuan pendidikan. Sang kaisar yakin, dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan inilah, Jepang bisa bangkit dengan cepat.

Semangat ini sudah lama ditanamkan pendahulu mereka, setelah berakhirnya zaman Edo, tepatnya setelah Kaisar Meiji naik tahta dan melakukan penataan ulang. Gebrakan ini selanjutnya dikenal dengan sebutan restorasi Meiji atau modernisasi Jepang di bawah kaisar Meiji (1866-1869).

Plih Harta atau Ilmu (2)

Saat itu, Meiji perlahan tapi pasti, menghapus samurai sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Meiji malah memerintahkan, mengganti katana dengan pena.

Yang menarik dari Restorasi Jepang adalah, para aktor yang sangat gigih memperjuangkan reformasi itu berjumlah tidak lebih dari 100 orang muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi.

Titik berat dari proses restorasi itu adalah di bidang pendidikan. Saat itu juga, Jepang banyak mengirim banyak pemudanya untuk belajar ke luar negeri dan Jepang banyak mengambil sistem Jerman dalam segala proses kehidupannya.

Sebuah catatan menulis, Restorasi Jepang itu berjalan sangat cepat dan efisien tahun 1853. Dengan konsep ini, mereka mampu berubah dari negara tradisional yang tertutup, menjadi kekuatan militer dengan angkatan laut yang sangat tangguh sehingga dapat mengalahkan secara mutlak armada raksasa Rusia di Selat Tsushima, menyapu bersih kepulauan Sachalin, mengambil Korea dan Semenanjung Liau-Tung dari Rusia, serta Port Arthur dan Dairen, hingga meluaskan sayapnya ke Indonesia.








Selain Jepang, negara lain yang berkembang pesat setelah mengedepankan ilmu pengetahuan adalah Malaysia.

Banyak orang percaya, keberhasilan Malaysia bangkit begitu cepat dari keterpurukan berkat andil besar dunia pendidikan yang mampu menghasilkan manusia-manusia berkualitas dan mandiri.

Ya, siapa yang menyangka Malaysia bisa semaju ini. Dulu, mereka sangat terbelakang. Saya jadi teringat psikolog Sartono Muqaddis pernah bercerita, dulu di UI, rekan-rekannya paling ogah berkawan dengan mahasiswa asal Malaysia. “Kampungan,” katanya.

Dulu Malaysia memang kampungan, namun saat itu mereka sadar. Merekapun bertekad untuk maju. Caranya, dengan menguasai ilmu pengetahuan. Hingga saat terjadi ”bom minyak” era 1960-an hingga 1970-an, Malaysia memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dengan membiayai beragam proyek pendidikan.









Di antaranya mereka banyak mendatangkan guru dari Indonesia, selain juga menyekolahkan anak-anak gemilangnya ke berbagai sekolah terbaik di dunia, seperti Inggris, Australia, dan Amerika Serikat, juga Indonesia.

Umumnya, sepulang dari belajar di luar negeri, mereka inilah yang kemudian menjadi pimpinan di banyak lembaga pemerintahan di negeri ini. Disokong mereka yang menamatkan pendidikan di dalam negeri, termasuk mantan Perdana Menteri Mahatir Mohammad yang menyelesaikan pendidikan di Singapura, bidang pendidikan menjadi perhatian.

Di dalam negeri sendiri, sistem pendidikannyapun juga dirancang dengan baik. Saat Indonesia masih berkutat pada upaya pemerataan pendidikan lewat pembangunan SD-SD Inpres, Malaysia sudah berbicara pada tataran peningkatan kualitas pendidikan.

Ketika Indonesia masih disibukkan perdebatan soal “ganti menteri ganti kurikulum”, Malaysia sudah menggagas apa yang mereka sebut pendemokrasian pendidikan.









Lalu, ketika tokoh dan birokrat pendidikan di Indonesia sibuk berdebat tentang apa dan bagaimana sesungguhnya sistem pendidikan nasional; belakangan tentang wacana seputar pendanaan pendidikan minimal 20 persen dari APBN/APBD.

Sedang Malaysia sudah bicara tentang bagaimana strategi mewujudkan suatu sistem pendidikan bertaraf Internasional.

Dan itu tidak main-main. Keinginan untuk go international langsung dituangkan dalam rumusan misi utama Kementerian Pendidikan Malaysia, yang berbunyi, “Mewujudkan sistem pendidikan bertaraf dunia bagi merealisasikan potensi sepenuhnya setiap individu, di samping memenuhi aspirasi masyarakat Malaysia.”










Selain itu, dukungan kerajaan akan lembaga pendidikan sendiri sangat besar. Misalnya, memperhatikan kesejahteraan, sokongan dan berbagai kemudahan bagi guru untuk menaikkan status sosial mereka.

Dengan begitu, perhatian mereka pada tugas dan tanggung jawab sebagai guru menjadi lebih terfokus. Lebih dari itu, kesempatan mereka untuk bisa mengembangkan diri agar memiliki tampilan dan sosok sebagai pendidik sejati terbuka lebar.

Selain itu, di sekolah guru meletakkan disiplin sebagai “panglima” pada semua muridnya. Untuk itu, ada buku panduan khusus, ysng disebutnya sebagai tools management.

Di dalam buku panduan yang juga disebarkan kepada para orangtua murid itu diatur hingga amat detail tentang hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan. Aturan itu berlaku untuk semua. Tak ada pengecualian, bahkan terhadap anak pejabat sekalipun.

Aturan-aturan itu tidak sekadar di atas kertas, tetapi benar-benar dilaksanakan.
Kini, setelah hampir 30 tahun lebih berlalu, Malaysia berhasil menuai usaha yang mereka tanam.

Tantangan pendidikan yang mereka hadapi tidak lagi menyangkut hal-hal mendasar, seperti ambruknya gedung-gedung sekolah dan tingkat kesejahteraan guru, tetapi pada berbagai input lain dari pendidikan sebagai sebuah proses.

Karena ilmulah, derajad dan harkat Malaysia terangkat. Dari sini ada seloroh, dulu mereka sering dibilang manusia yang tinggal di atas pohon, namun sekarang? masih juga tinggal di atas pohon, namun naiknya sudah memakai lift!







Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Sudahkah ilmu pengetahuan (pendidikan) dijadikan senjata utama untuk maju? Tampaknya kita sudah menyadarinya. Namun, banyak tantangan pendidikan yang kita hadapi menyangkut hal-hal mendasar.

Bacalah koran, berapa banyak sekolah yang ambruk atau kurang diperhatikan sehingga tutup? Lihat juga, betapa banyak sekolah yang ”miskin” namun banyak peminat yang terseok-seok untuk bisa eksis, akibat minimnya perhatian pemerintah.

Belum lagi, saat musim penerimaan siswa baru tiba, berapa banyak kepala sekolah yang pusing karena harus mengamankan titipan dari pejabat teras? Mereka ditelan dilema, antara menjalankan aturan sesui standar yang berlaku atau takut akibat ancaman surat sakti.

Yang lebih parah, berapa banyak insentif guru yang tak jelas rimbanya. Biasanya mereka terima tiap empat bulan sekali, kini tak jelas lagi. Meski cair, itupun sudah lewat hingga enam bulan. Ada dugaan, selama dua bulan insentif itu dibungakan dahulu oleh oknum tak bertanggung jawab.

Gurupun bertanya kok haknya belum diterima? Jawabnya, malah bikin bingung; masih ini dan itu. Katanya masih menunggu pemutahiran data, atau nyendat di Provisni dan sebagainya.

Belum lagi, banyak data penerima insentif itu yang kacau balau. Kadang ada guru yang sudah meninggalpun masih masuk daftar penerima.

Banyak lagi hal lain, yang membuat sistem pendidikan kita kian terpuruk. Kalau begini, kapan kita bisa maju? Oh, apa nasib Bumipertiwi...

Jumat, 15 Mei 2009

To Be Number One

Ingin maju? Milikilah mental juara.
Kalimat ini singkat, padat, namun memiliki makna yang dalam. Perlu keberanian, keluletan dan keenceran otak untuk bisa menerapkannya.

Mental juara, yang berarti setiap kita harus memiliki semangat menjadi nomor satu. Bukan semangat nomor dua apalagi nomor tiga. Lihat saja pada lomba balap formula 1.

Hanya yang memiliki mental untuk menjadi nomor satulah yang bisa berhasil menjadi nomor satu. Sedangkan pemain (tim) yang dipasang untuk memback-up atau pengalih, tentu tak akan bisa nomor satu.

Dari sini saya teringat akan sebuah koran yang dulu berkembang cukup bagus. Akhir-akhir ini, pertumbuhanya ta maksimal. Bahkan cenderung rugi.

Apa yang salah di sini, manajemennya? Ya bisa jadi. Namun yang utama, ternyata kemunduran koran ini akibat kebijakan redaksinya yang memang membuat koran ini untuk mem-back-up pertumbuhan koran sekutunya.

Ya wajar sajalah, selama kebijakannya demikian, selama itu pula mereka tak akan menjadi koran nomor satu.







Hal serupa bias kita amati pada kemajuan shampo Sunslik. Dulu, orang mengenal Sunslik sebagai shampo kelas bawah. Shampo-nya orang desa. Anggapan ini muncul, karena manajemen Sunslik sendiri yang membikin citra tersebut.

Maklumlah, Sunslik memiliki kebijakan sebagai shampo untuk memback-up produk saudaranya yang memang dikhususkan pada kalngan menengah atas.

Maka tak heran, dulu dalam setiap iklanya, selalu di sana ditampilkan seorang gadis anggun berwajah bulat bermata sayu, berkebaya, dengan rambut panjang terurainya.

Selalu saat itu digambarkan, si gadis berlari-lari di antara hijaunya alam pedesaan atau pegunungan. Kadang di air terjun, kadang juga di pematang sawah. Begitu terus berulang-ulang, sehingga citra Sunslik sebagai shampo wanita anggun terus terpatri. Dan memang berhasil. Ingat rambut panjang, ingat Sunslik.

Lalu apa yang terjadi? Sunslik kesulitan memasuki pasar perkotan. maklumlah, wanita di kota-kota identik dengan segala hal yang dinamis. Dan biasanya, rambutnya jarang ada yang panjang terurai.







Semua wanita kota hampir dipastikan menjadi korban Demi More (KDM). Rambutnya, selalu dipotong pendek, bahkan nyaris cepak. Katanya gerah jika rambut terlalu panjang, tak bebas bergerak. Untuk itulah, mereka lebih enak jika memilih shampo yang mencitrakan wanita yang dinamis, berambut pendek, seperti Rejoice dan semacamnya.

Namun, kini image tersebut dibuang jauh-jauh, Sunslik tak lagi mengidentikkan sebagai shampo nomor dua. Sunslikn tak lagi identik dengan wanita desa nan anggun. Sunslik kini tampil lebih dinamis.

Wanita dalam iklannya-pun tak lagi main-main di sawah atau air terjun, namun juga bisa main di kantor mewah, dengan segala macam asesoris modrennya, termasuk mobil mewah. Meskipun, tetap mempertahankan citra rambut panjang.

Hasilnya, Sunslik sukses meraup konsumen baru, wanita muda perkotaan, bahkan kalanga atas sekalipun kini tak malu pakai Sunslik.

Hal serupa bisa kita saksikan bagaimana PT Wings berkembang, dari perusahaan kelas dua menjadi kelas satu. Semua ini mereka dapat, setelah mereka mengubah posisinya

”untuk menjadi produk nomor dua Unilever,” yang nota bene pesaingnya sendiri. Maklumlah, semula pemikiran tersebut ada karena produk Wings selalu lebih murah dari produk Unilever.









Lalu, bagaimana mereka bergerak? Tak ada kata lain, membikin terobosan baru. Terutama dari sisi pencitraan. Iklan-iklannya tak lagi norak, kalimat yang selalu bilang ”murah murah...” diubah menjadi ”lebih hemat ya...”

Bintang-bintang yang dipasang pun, tak kalah dengan yang dipasang Unilever.
Hasilnya, brand awarness konsume akan produk Wings kian lekat. Kini Wings setara dengan Unilever.

Luar biasa. Dari sebuah pemikiran to be number one-lah, kita bisa menjadi nomor satu. Karena kalau hanya berpikir mengekor, maka ya, akan jadi pengekor.


Bagaimana pendapat Anda?

Selasa, 12 Mei 2009

Blackberry, buat Apa?

Demam Blackberry melanda dunia, setelah senator Illinois Barrack Obama, memakainya saat masa-masa kampanye menuju ke Gedung Putih. Seiring popularitas Obama, marwah gadget ini juga meroket, mawabah hingga ke masyarakat di penjuru dunia.


”Berapa PIN BBM loe?” inilah pertanyaan yang gaul saat ini di kalangan anak muda. BBM maksudnya, Blackberry Massenger. BBM merupakan salah satu fitur yang eksklusif dari Blackberry.

Di sebut demikian, karena hanya bisa digunakan antar sesama pengguna Blackberry saja. Agar bisa nyambung, maka pemakai harus memiliki nomor PIN BBM yang akan dituju.

Fitur ini sanggup mengirim data, gambar hingga video dalam sekejap. Pokoknya canggih, melebihi Yahoo Massenger, melebihi email. Fitur lain yang paling digrndrungi dari gadged bikinan Reserch In Motion (RIM) Kanada ini, adalah Facebook.

Melalui Blackberry, pemilik akun bisa meng-update dan melihat satusnya, kapan dan di mana saja.

Beberapa fitur inilah yang membikin Blackberry kian laris, kian manis sampai ke Indonesia. Saking larisnya, sebuah riset terbaru menjelaskan, penjualan Blackberry Storm (model terbaru) berhasil memukul iPhone besutan Aplle.

Di negeri ini, Blackberry tak hanya digandrungi kalangan profesional, anak baru gede-pun memakainya. Namun, umumnya fungsi masih sebatas dipakai untuk chatting, selebihnya lebih banyak untuk nampang. Ada yang dijinjing, ada juga yang sampai dijadikan kalung.

Memang tak mudah, bisa mengoperasikan semua fitur di Blackberry. Rumit dan kompleks. Sampai-sampai Artis Luna Maya bilang, “Jangan ngaku hi tech, kalau tak pakai Blackberry!”










Untuk membantu konsumen menguasai, provider telepon seluler menyediakan ruang khusus untuk kursus singkat Blackberry.

Dari ruang kursus singkat Blackberry inilah, banyak ditemui hal-hal lucu dan unik. Seperti yang tampak di Batam, misalnya, tentang seorang anggota dewan yang baru punya Blackberry, kebingungan saat ditanya apa dia sudah punya e-mail. Apa itu e-mail saja dia tak tahu.

Namun untuk menutupi kegaptekan-nya, dia lngsung bertanya, “belinya di mana? Harganya berapa?” Banyak lagi peristiwa lucu lain.

Dari sini tampak, bahwa ternyata masyarakat masih belum siap menyambut kehadiran Blackberry (baca smartphone canggih) ini.

Yang lebih parah dari semua ini, ternyata kehadiran Blackberry juga tak didukung kecanggihan teknologi providernya, sehingga membuat alat ini tak beda dengan telepon biasa.









Betapa tidak, khusus di Batam, banyak pengguna Blackberry yang dibikin pusing tujuh keliling, karena lambatnya akses internet. Loading saja, sampai 5 menitan. Belum lagi, kadang koneksinya langsung putus.

Ini belum seberapa, beberapa situs lain kadang tak bisa digunakan dengan maksimal. Misalnya, Youtube yang memutar video, ataupun imeem yang menyediakan lagu-lagu. Alasannya, kita harus menginstal dulu flashplayer. namun setelah diinstal, juga tak bisa. Saat dibawa ke providernya, alasannya ini dan itu!

Masih belum kesal? Ini mungkin yang paling menjengkelkan. Ternyata dibeberapa daerah tertentu, GPRS Blackberry tak bisa aktif. Akibatnya, sangat menyakitkan, yang paling nyata kita tak bisa memainkan fitur BBM! Lalu untuk apa punya Blackberry?

Saya harap, bagi yang saat ini mengidam-idamkan Blackberry, sabar aja dulu. Tunggulah tahun depan, sampai semua pirantinya siap. Sehingga, menggunakan alat ini jadi kian menyenangkan.

Selasa, 05 Mei 2009

Out of The Box

Masyarakat moderen, punya cara unik untuk menyiasati kebuntuan pikiran. Metoda tersebut bernama ”out of the box”, bisa diartikan juga keluar dari kotak. Bisa juga disebut, berpikir secara tak biasa, keluar dari pemikiran monoton, keluar pakem, anti kemapanan, anti status quo.


Ini adalah jenis pemikiran baru, turunan dari semangat averoisme, dan renaisans. Out of the box selalu mendengungkan perihal pentingnya rasionalisme, tradisi kritik, semarak berusaha, dan sebagainya. Out of the box adalah jalan keluar, akibat reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi (rutinitas) yang kita alami.

Apa guna out of the box ini? Oh, banyak sekali. Dari sini, kadang berhasil ditemukan cara pikir baru dalam menghadapi sebuah masalah, yang tentu saja akan ikut memicu penemuan baru dan akhirnya berujung pada tatanan hidup yang baru pula.

Sebagaimana saya singgung di atas, salah satunya, out of the box adalah juga gerakan anti-kemapanan.

Anti kemapanan adalah, terus mendorong untuk dinamis dan kritis, bukannya stagnan, dan tidak terus-menerus terpaku pada keadaan yang sudah ada. Kekritisan ini juga mendorong seseorang untuk terus mempertanyakan hal-hal yang dianggap masyarakat (kita) sebagai hal yang sudah established, dan bukannya cuma membeo.

Sejarah mencatat, banyak hal yang kadang bisa mengubah dunia, bermula dari cara berpikir yang tak biasa ini.

Di Indonesia, orang yang memiliki pemikiran out of the box, di antaranya adalah Dahlan Iskan. Bos Jawa Pos Grup ini, memang sudah terkenal dengan trobosan pemikirannya. Banyak hal yang dilakukan Dahlan Iskan, menjadi kiblat pengusaha bahkan kaum cendekia di negeri ini.

Dulu, semasih orang hanya mengenal ”koran nasional”, dengan wajah kaku, hitam putih, Dahlan sudah membikin terobosan dengan membuat koran sistem kompartemen. Mirip sistem cluster-lah. Dahlan membagi, koran berdasar klasifikasi yang tegas; berita nasional, berita kota Surabaya (home town/Metropolis), dan berita olahraga. Dari sinilah dia membawa semangat daerah ke nasional, dan nasional ke daerah.

Yang unik, nama ”Metropolis” yang dia pasang pada koran khusus berita kota Surabaya, adalah nama kota si mana Superman tinggal. Dalam kisahnya sendiri, Superman adalah seorang jurnalis.

Berkat rubrik Metropolis inilah, kesadaran penduduk Surabaya sebagai ”warga kota” tergugah. Gengsi mereka juga terangkat. Mereka tersentak, bahwa mereka juga orang kota, sama seperti orang Jakarta.

Tak puas hanya itu, selanjutnya di awal 1990-an, Dahlan membuat koran lebih ramping, dari semula 9 kolom, menjadi 7 kolom dengan konsep baru bernama young broad sheet.

Menurut Dahlan, di masa mendatang langkahnya akan banyak ditiru penerbit surat kabar, akibat melambungnya harga kertas. Semula konsep ini banyak dicibir, namun kini waktu membuktikan apa yang telah dia kemukakan puluhan tahun lalu!

Yang menarik, saat Dahlan iskan melihat perkembangan Jawapos Televisi (J-TV) yang tak begitu menggembirakan. Selanjutnya, pada pemrednya dia meminta agar siaran J-TV diubah dari semual berbahasa Indonesia, menjadi bahasa Jawa. Hasilnya? Dalam sekejap, J-TV, berkembang pesat.

Menurut Dahlan, konsep ini dia temukan saat melakukan perjalanan bisnis di China. Di sana dia melihat, siaran televisi lokal-nya, menggunakan bahasa lokal, bukan Mandarin, sebagai bahasa persatuan.

Berkat pemikirannya yang out of the box ini, dalam sekejap Jawa Pos beranak pinak di serata daerah Indonesia. Selanjutnya, dari sini bisnis Jawa Pos merambah tak hanya media surat kabar dan televisi, juga masuk pada sektor energi, properti, hingga agricultur. Semua ini berkembang pesat di bawah bimbingannya, berkat pemikirannya yang out of the box itu.










Selain Dahkan Iskan, kita lihat bagaimana seorang Mark Zuckerberg, menemukan cara menjaring kawan sebanyak-banyaknya lewat internet dengan menautkan mereka satu-persatu dalam web yang dia beri nama Facebook.

Sebelum Facebook diluncurkan pada 4 Februari 2004 , tradisi berkenalan manusia hanya sebatas pada e-mail-email-an saja, chatting, saling bertukar web yang berisi tulisan atau foto-foto.

Namun oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School itu, tradisi ini dirumbak. Semuanya bisa digabung jadi satu, menjadi kesatuan yang utuh dan padu.

Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Itupun, untuk menampilkan data identitas tersebut, Mark harus ”mencurinya” dari dokumen data di sekolahnya.

Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.

Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti .edu, .ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini. Hasilnya, seperti yang Anda saksikan sekarang!








Contoh lain, saat Amerika (California) dilanda demam emas, tahun 1848, siapa yang menangguk untung dari semua ini? Yang jelas bukanlah para penambang emas itu, melainkan Levi Strauss.

Dia melihat, saat orang yang mengali emas, membutuhkan pakaian yang kuat dan tahan. Maka Levi Strauss, membuat celana berbahan denim atau jins (merek Levis). Hasilnya, buah karya Levi Strauss sangat diminati, bahkan setelah demam emas itu usai, jins masih bertahan dan menjadi warisan terbesar umat manusia.

Hingga era moderen ini, konsep berpikir di luar kotak ini terus digelorakan dan berkembang dan memasuki segala lini, mulai organisasi hingga bisnis.

Maka, jangan heran jika saat ini banyak bermunculan terobosan-terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan bisnis, yang kita rasa amat ganjil dan tak terpikir sebelumnya.

Di Amerika saja, saat ini banyak bermunculan usaha-usaha baru yang anah-aneh. Namun, diminati. Misalnya, saat kiamat tiba, dokumen dan pesan-pesan anda akan dikirimkan ke orang-orang yang anda tuju? Anda bisa menghubungi You've Been Left Behind of Harwich, Massachusetts (youvebeenleftbehind.com).

Selengkapnya, di bawah tulisan ini, saya rangkumkan beragam usaha bisnis (beruikut link-nya) yang aneh-aneh dan mungkin belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.










Out of the box, memang luar biasa. Mungkin karena ”kesaktiannya” ini, sehingga berpikir di luar kotak ini, sampai dikaji serius, ditelaah, bahkan diseminarkan. Hasilnya diketahui, bahwa berpikir out of the box ini keluar jika seseorang memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan intelegensia yang tinggi.

Kecerdasan emosi mencoba menelaah kesulitan orang lain, dan kecerdasan intelegensia memikirkan pemecahannya. Jadilah sebuah penemuan baru. Dari sini kita memang harus peka, peka memikirkan akan apa yang orang perlukan? Selanjutnya melakukan beragam percobaan; kalau begini, orang perlu apa tidak? begitu terus.

Baca artikel terkait di
http://rizafahlevi.blogspot.com/2008/09/berpikir-saat-tak-berpikir.html

Baca juga orang yang melakukan konsep out of the box di
http://rizafahlevi.blogspot.com/2008/08/hebatnya-leak-dan-radar-surabaya-1.html

----------------------






Bisnis-bisnis Aneh (brilian?) di Amerika.

(1) Afterlife Telegrams of New Athens, Illinois (www.afterlifetelegrams.com). Layanan untuk mengkontak orang-orang yang telah meninggal.

(2) Alibi Network of Chicago (www.alibinetwork.com). Ingin ketemu selingkuhan? Bolos kerja? Layanan ini menyediakan alibi untuk anda.

(3) HappyBalls.com of Cumming, Georgia (www.happyballs.com). Jual bola antena.

(4) Barefootlist.com of Salt Lake City (www.barefootlist.com). Bikin list hal-hal yg ingin dicapai sebelum meninggal.

(5) Climax Gentleman's Club of New Alexandria, Pennsylvania. Layanan striptis drive thru.

(6) Cuddle Party of New York City (cuddleparty.com). Menjalankan acara dimana orang-orang dewasa diperkenankan mengalami keintiman kelompok secara fisik (non-sex) melalui pelukan.

(7) eNthem of San Francisco. Spesialis menciptakan lagu tema untuk perusahaan.

(8) Fetal Greetings of Jacksonville Beach, Florida (www.fetalgreetings.com). Menciptakan kartu-kartu pengumuman kehamilan yang unik. Antara lain dengan gambar sonogram bayi.

(9) Gaming-Lessons of Jupiter, Florida (www.gamercoach.com). Les main video game. Menawarkan teknik-teknik kelas dunia untuk bermain game Halo 2.

(10) Heart Attack Grill of Chandler, Arizona (www.heartattackgrill.com). Makanan-makanan lezat yg tidak sehat dan bisa bikin serangan jantung.

(11) Hotwicks Candles of Portland, Oregon (ww.hotwicks.com). Lilin dengan macam-macam bau. Ada bau roti, bau bir, bau cowok.

(12) I Do Now I Don't of New York City (www.idonowidont.com). Jual dan beli cincin kawin.

(13) Lucky Break Wishbone of Seattle (www.luckybreakwishbone.com). Jualan tulang burung kalkun dari plastik. Tulang ini dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Karena satu burung cuma punya satu, jadi mereka jual replikanya.

(14) Neuticles of Oak Grove, Missouri (www.neuticles.com). Implantasi testis buatan untuk binatang kesayangan anda.

(15) Origami Boulder Company of Dallas (www.origamiboulder.com). Jualan origami.

(16) Prairie Tumbleweed Farm of Garden City, Kansas (ww.prairietumbleweedfarm.com). Jualan tumbleweed. Itu loh, tanaman liar yang kering seperti di film-film koboi.

(17) Rescue Critters of Van Nuys, California (www.rescuecritters.com). Jual manekin binatang. Bisa dipakai untuk latihan operasi mengkebiri binatang.

(18) Sarah's Smash Shack of San Diego (www.smashshack.com). Stress? Lampiaskan pada piring, gelas, dan kawan-kawannya.

(19) Season Shot of Bloomington, Minnesota (www.seasonshot.com). Amunisi berisi lemon, madu, dan lain-lain.

(20) Sniff Dogs of Summit, New Jersey (www.sniffdogs.com). Pengen tau apa anak anda mengkonsumsi narkoba? Sewa saja anjing pelacaknya di sini.

(21) SomethingStore of Huntington, New York (www.somethingstore.com). Toko yang aneh. Anda bayar 10 dolar AS. Anda dikirimi ”sesuatu”. Tidak disebutkan sesuatu itu apa.

(22) The Texas Lice Squad of Missouri City, Texas (www.texaslicesquad.com) Jasa mengambil kutu.

(23) Throx of San Francisco (www.throx.com) Jual kaos kaki warna-warni. Satu pack berisi 3. Berita bagus untuk yang berkaki 3.

(24) Tiger Time Lawn Care of Memphis (www.tigertimelawncare.com). Rumput di halaman sudah tinggi? Cewek berbikini dengan mesin pemotong rumput akan berlenggak-lenggok di halaman anda.

(25) The Ultimate Taxi of Aspen, Colorado (www.ultimatetaxi.com). Taksi gaul. Ada laser, audio mixing, keyboard, drum digital, mesin dry ice.

(26) Videogames Adventure Services of New York City. Pingin merasakan serunya diculik dan petualangan seru lainnya.

(27) WeightNags of Austin. Setiap minggu mengirimkan pesan yang mengganggu tentang diet kepada anda. Tujuannya supaya anda tergugah untuk mula diet.

(28) Yelo of New York City. Kalau anda bisa tidur di tempat ini. Anda harus bayar!

(29). Unclaimed Baggage Center of Scottsboro, Alabama (www.unclaimedbaggage.com). Setiap hari toko ini menerima 7000 barang tak bertuan dari maskapai.

Minggu, 03 Mei 2009

Dunia Password

Jangan mengaku masyarakat moderen, jika Anda tak mengenal apa itu password atau kata sandi. Karena, kehidupan manusia zaman ini, tak bisa lepas dari ritual yang satu ini.

Masyarakat yang saya maksud di atas, tentu (mayoritas) masyarakat perkotaan, khususnya yang memiliki kebutuhan akan piranti teknologi informasi (bisa juga dibaca internet) yang tinggi pula, untuk menunjang peran sosialisasi dan kebutuhan informasinya.

Password, berarti kata sandi, merupakan kata kunci rahasia yang dipasang untuk melindungi ”rahasia” kita agar tak terbongkar. Untuk itu, harus dihafal, jangan disampaikan ke orang, karena itu bukan rahasia lagi namanya.

Di zaman ini, password selalu identik dengan gadget dan akun. Semakin banyak gadget dan akun yang mereka punya, semakin banyak juga password yang harus mereka dihafal.
Orang kota, umumnya memiliki lebih dari satu kombinasi password. Bahkan, kehidupan mereka bisa dibilang bermula dari ritual menulis password.

Tak percaya? Saat bangun tidur, ingin buka ponsel, biasanya masih harus menuliskan password. Demikian pula, saat akan ambil uang di ATM, juga masih harus menuliskan password (di sini namanya berganti ”PIN” atau personal identity number).

Saat bekerja ke kantor, ingin buka komputer kerja, juga harus menuliskan password. Demikian pula saat akan cek E-Mail, juga harus membubuhkan password. Demikian pula saat akan melihat berapa quota internet yang sudah terpakai, kita harus mengetik password.










Belum lagi yang keranjingan berinteraksi lewat internet, kebutuhan akan password-nya akan meningkat pula. Mau chatting harus punya password, saat buka akun blog, harus menulis password, saat buka facebook juga membubuhkan password, saat buka freindster juga begitu.

Belum lagi jika ingin menjadi anggota situs komunitas, semacam diskusi, musik, kesehatan, produk atau forum lainnya, kita juga tak lepas dari password.
Saking pentingnya password, sampai muncul candaan, ”lebih mending melupakan hari ulang tahun istri dari pada lupa password!” Wah...

Sejak kapan password bermula? Tampaknya, sejak manusia memulai membangun peradabannya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa tulisan, orang zaman dahulu yang berkisah tentang ini. Bahkan, di kisah 1001 malam, juga banyak diceritakan soal hubungan manusia dengan password ini. Salah satunya, kisah Ali Baba dan penyamun.

Kisah ini bermula ketika gerombolan penyamun punya kebiasaan menyimpan hasil rampokannya di sebuah gua. Untuk bisa memasukinya, mereka harus membacakan sebuah password, ”Wijen... wijen... bukalah pintu ini,” begitu.










Rupanya, password ini ketahuan oleh Ali Baba, yang secara tak sengaja mengintai gerak-gerik mereka. Akhirnya, dengan leluasa Ali Baba bisa masuk ke gua tersebut dan menjarah isinya; emas dan permata.

Untuk menghitung berapa emas permata yang dia dapat, Ali Baba meminta istrinya meminjam timbangan pada kakaknya, Ali Kasim. Rupanya, usai menimbang, sekeping uang emas menempel di timbangan tersebut. Ali kasim pun heran, lalu bertanya pada adiknya.

Ali Baba pun bercerita, bahwa dia mendapatkan emas tersebut di sebuah gua penyamun. Namun untuk masuk ek sana, harus mengucap password, ”Wijen... wijen... bukalah pintu ini”.

Ali Kasim pun tertarik, lalu berniat mencuri juga harta jarahan sang penyamun di gua tersebut. ”Wijen... wijen... bukalah pintu ini,” ujarnya saat berada di mulut gua. Gua pun terbuka, Ali Kasim pun masuk dengan puluhan keledai untuk emngangkut harta tersebut.

Ternyata, saking bahagianya, Ali Kasim lupa password untuk membuka kembali pintu gua. Akibatnya, dia tak bisa keluar, hingga selanjutnya si penyamun datang dan langsung membunuhnya!

Lalu, pesan apa yang ada dalam kisah ini? Salah satunya adalah, hati-hati menyimpan password Anda!










Sementara itu, salah satu bentuk dari gadget kuno ber-password yang saya ketahui adalah cryptex (yang pernah nonton The DaVinci Code, pasti tahu apa itu cryptex). Ada yang bilang benda ini ciptaan sang ilmuan yang juga seniman itu, namun ada yang membantahnya.

Cryptex berbentuk tabung dengan puluhan huruf, mengelilingi badannya. Di dalam cryptex ini, tersimpan sebuah rahasia, bisa pesan atau apapun yang tertulis dalam gulungan kertas papirus.

Nah untuk bisa membukanya, Anda harus tahu password-nya dengan cara menggeser huruf-huruf tadi, membentuk sederet kata sandi, biasanya jumlahnya ada kombinasi 5 huruf.

Jika sandi yang Anda susun cocok, maka cryptex bisa terbuka. Namun bila tidak cocok, maka akan tetap tertutup. Dan jangan coba membuka paksa, karena Anda akan membuat cuka (zat asam) yang ada di dalam tabung pecah dan cairannya tumpah ke papirus. Akibatnya, tulisan tersebut akan rusak, dan rahasia tetap terjaga.

Jumat, 01 Mei 2009

Ayo Tersenyumlah, Tertawalah (1)

Hey, senyumlah… ayo, jangan malu, jangan gengsi, senyum. Ayolah, enak kok, efeknya juga bagus, bisa merangsang hormon endogen (awat muda) dan adrenalin (semangat). Ayolah, senyum kalau bisa tertawalah, lepaskan semua masalah Anda bersamanya.Mungkin Anda bertanya, apa maksud saya kok tumben saat ini menjadi provokator senyum dan tawa? Ya, karena saya tak ingin Anda diserang penyakit yang berawal dari stress, seperti vertigo, darah tinggi, insomnia, anemia, bahkan jantung!

Karena itu, ringankanlah beban Anda, tersenyumlah, tertawalah, lepaskanlah beban Anda bersamanya. Ayo senyum, ayo bahagia, ayo tertawa, wa ha ha ha…

Memang, pada sebagian masyarakat tertentu, tersenyum sangat ringan, tapi di masyarakat perkotaan, ini menjadi barang yang amat mahal. Lihatlah, mereka, semua berjalan dengan wajah muram dan tegang.

Masuklah ke kantor-kantor, suasananya bagaikan neraka kecil, penghuninya bak robot, berjalan dengan wajah murung, tak ada canda, apalagi tawa. Entah apa masalahnya, sehingga senyum-senyum itu dirampas dari wajahnya.

Mungkin, inilah yang sudah diresahkan Rasulullah Muhammad Sallallahu wa alaihi wa salam, sehingga dia sampai-sampai bersabda agar umatnya menyedekahkan senyum di muka bumi ini, karena ini adalah ibadah termudah untuk mengubah agar dunia lebih baik, agar suasana lebih cerah.









Nah, tunggu apa lagi, ayo kita ikuti perintah Rasul. Ini ibadah, berpahala. Lepaskanlah senyum Anda, percayalah Anda lebih baik tersenyum dari pada murung, karena apa, otot wajah akan lebih banyak bekerja, jika Anda murung.

Janganlah milik-milih, mau tersenyum saja, masih lihat dulu siapa yang kita temui, cewek cantikkah? Orang kayakah? Waduh, kalau sudah begini apa bedanya Anda dengan syaitan yang pemuja materi itu?!
















Saat Allah perintahkan dia sujud kepada Adam, dia membangkang, karena menurutnya Adam terbuat dari tanah, sedangkan dia terbuat dari api. Menurutnya, api lebih tinggi kualitasnya dari tanah. Karena kesombongannya ini, Allah mengusirnya dari syurga.

Konyolnya lagi, ada yang bangga jika ke-mana-mana membawa wajah murungnya. “biar berwibawa,” katanya. Ha ha ha, entah teori apa ini. Ya sudah, kalau demikian selamat datang penderitaan! Jangan heran jika kebahagiaan tak akan Anda temukan.

Namun memang, ada saja yang membuat senyum ini direnggut dari wajah kita. Semua bermula, karena kita kurang ihlas di setiap peran dan hasil. Inilah yang membuat pikiran kita teracuni.

“Kadang kita, dalam pekerjaan, sering merasa tak puas oleh tingkah bawahan atau atasan, sehingga bikin dongkol di hati. Sebel!” curhat seorang rekan, menjawb mengapa kok susah tersenyum.

“Kalau begitu jangan dipendam, sampaikan uneg-uneg Anda,” saran saya.
“Sudah, tapi mereka tak mau tahu.”
“Kalau begitu ya sudah, lepaskan saja, biarkan saja, toh Anda sudah melakukan ihtiarnya.”

Saya paham maksud rekan saya ini, dia tak puas. Tapi, mau bagaimana lagi, kadang hidup berjalan tak seperti yang dia inginkan dan harapkan. Ada kalanya, ketidak puasan ini kita bawa sampai ke warung-warung kopi. Menggunjing.

























Waduh, sedap betul memang “memakan bangkai saudara sendiri”, sampai-sampai lupa waktu. Semua keburukan orang (bisa atasan) yang membikin kita tak puas itu, diumbar bebas.

Namun apa hasilnya? Selain berdosa, juga ini tak akan mengubah keadaan (keputusan). Nah, inilah maksud kalimat “ihlas di setiap peran dan hasil” tadi. Ya sudah, lepaskan, jangan biarkan ini menjadi racun di otak dan pikiran, tersenyumlah, tertawalah. Ha ha ha…

Tahu tidak, di kota-kota besar, seperti Jakarta, berapa orang-orang kaya itu merogoh koceknya dalam-dalam, hanya karena ingin bisa tersenyum dan tertawa. Ada saja nama metodenya, ada Emotional, Spiritual, Qotient (ESQ), ada juga yang bernama terapi tertawa.

Padahal, ini bisa kita ciptakan sendiri, syaratnya, ya seperti yang sudah kita singgung dalam tulisan di atas; ihlas di setiap peran dan hasil.



Ayo Tersenyumlah, Tertawalah (2)

Ayo tersenyumlah, tertawalah, sedekahkanlah anugerah terbaik ini bagi sesama. Supaya lingkungan kita lebih baik, supaya bumi kita lebih berwarna.


Ngomong-ngomong soal ESQ, ada sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari sana, namanya The ESQ Way 165. Di sebutkan, ada hal yang membuat kita tak bahagia, salah satunya senyum kita tercabut. Dialah prasangka buruk. Untuk itu, semua harus dihilangkan.

Konsepnya, melalui metode “zero mind proccess” (ZMP). Artinya, agar prasangka buruk tak menggerooti pikiran dan tindakan kita, maka pikiran kita harus dikosongkan, karena semua yang dibagi nol, hasilnya akan tak terhingga.

Jika ZMP ini bisa kita lewati, maka selain senyum (juga dibaca kebahagiaan) tetap bersemayam dalam jiwa, juga akan lebih dekat kepada Allah. Saat itu, fungsi otak kita akan dengan sendirinya berubah, dari IQ (tak kiri), ke EQ (otak kanan), lalu ke SQ (otak godspot/letaknya agak ke belakang).

Rincinya seperti ini; Metode ESQ mengurai bahwa peran manusia tak bisa lepas dari IQ (kecerdasan akal), EQ (kecerdasan emosi, dan SQ (kecerdasan spiritual). Semua ini harus padu, sehingga kita bisa mencapai kebahagiaan duania akhirat.












Peran IQ itu mencakup (1) Mission Statement/ Pengabdian kepada Allah Syahadatku, (2) Character Building/ Salat karakterku, (3) Self Controlling/ Puasa Bentengku, (4) Strategic Collaboration/ Zakat keluarkan potensiku, (5) Total Action/ Haji Derap Langkahku.

Ini bisa diartikan juga sebagai personal strengh, peran jasmani kita. Semua disandarkan pada Rukun Islam (1) membaca Syahadat, (2) Melaksanakan Salat, (3) Melaksanakan Puasa, (4) Menunaikan Zakat, (5) Menunaikan Ibadah Haji.

Sedangkan peran EQ mencakup, (1) Star Principle/ Allah adalah Tuhanku, (2) Angel Principle/ Malaikat mencatat perbuatanku, (3) Leadership Principle/ Nabi dan Rasul teladanku, (4) Learning Principle/ Kitab Suci Pedomanku, (5) Vision Principle/ Hari Kemudian cita-citaku, (6) Well Organized Principle/ Ikhlas dan Tawakkal sikapku.

Ini adalah mental building, peranan rohani kita, keihlasan kita, tanpa pamrih kita dalam menghadapi setiap persoalan. Semua disandarkan pada Rukun Iman, (1) Percaya pada Allah, (2) Percaya pada Malaikat, (3) Percaya pada Nabi dan Rasul, (4) Percaya pada Kitab-kitab-Nya, (5) Hari Kiamat, (6) Percaya pada Takdir (qada dan qadar).

Yang terkhir, adalah peran SQ, letaknya di godspot (Suara Hati yang Sebenarnya). Kali ini, semua peranan disandarkan berdasar pada (1) ihsan pada Allah, Tuhan semata. Tak ada yang lain.

Mengingat sakralnya peran ini, maka tak mudah untuk menjangkaunya, karena sebelum bisa masuk ke sana, ada sebuah cincin yang menghalangi. Dialah konsep ZMP tadi. Jadi, jika pikiran Anda masih terbebani oleh prasangka buruk, jangan harap bisa masuk. Untuk itu, harus dikosongkan dahulu.












Demikianlah, uraian singkat ini, yang mungkin bisa menjawab mengapa terkadang kita susah tersenyum, apalagi tertawa. Mengapa kita susah sekali merasakan bahagia. Nah, sebelum terjadi sesuatu yang buruk yang menimpa Anda, misalnya terserang serangkaian penyakit bahkan bunuh diri, marilah sedari sekarang, tersenyumlah, tertawalah.

Jangan malu, sedekahkan saja. Tak usah mikir-mikir lagi, sehatkan jiwa Anda, bahagiakanlah. Ayo senyum, ayo tertawa, ha ha ha…

Sebelum saya tutup uraian ini, saya ingin menyampaikan kisah anjing dan seribu cermin. Kala itu, seekor anjing masuk ke sebuah rumah yang memiliki seribu cermin. Si anjing keheranan, melihat bayangannya sendiri.

“Wah banyak sekali kawan saya di sini,” pikirnya.











Lalu, dia pun tersenyum. Hasilnya, seribu bayangannya juga ikut terseyum, sehingga si anjing merasa senang. “Wah, baik sekali ya penghuni rumah itu,” pikirnya mengomentari bayangannya sendiri, sembari bertekad akan sering main ke rumah seribu cermin itu.

Di hari yang lain, datanglah anjing yang berbeda ke rumah seribu cermin tersebut. Beda dengan anjing yang pertama, begitu melihat bayangannya sendiri, dia langsung menebar sikap bermusuhan, lalu menyalak dengan keras.

Hasilnya, seribu bayangannya itu, juga ikut melakukan langkah serupa, hingga si anjing tadi berlari ketakutan, “Aduhai, jahat sekali penghuni rumah itu,” rutuknya, sembari bertekad tak akan lagi masuk ke rumah tersebut.

Ini adalah sebuah gambaran, bahwa gambaran dunia itu tergantung persepsi kita. Jika kita melewatinya dengan senyum inyaallah dunia akan ramah, namun jika tidak, ya akan sebaliknya.

Maka itu, mulailah sekarang, rajin menebar senyum. Tersenyumlah, tertawalah, bahagialah… Jangan biarkan anugerah ini terenggut dari diri Anda.

Bagaimana, Msih sulit tersenyum?