Sabtu, 31 Juli 2010

Kosong

sorry buat kawan-kawan yg kirim email/chat lewat facebook, atau sms langsung mengapa blog saya ini kosong.



Bagi saya untuk menghasilkan sebuah tulisan harus tenang, sehingga mood ngalir. tapi akhir-akhir ini, hal itu sulit saya dapatkan.

Tidur pun hanya beberapa jam saja. Bangun tidur langsung spot jantung, kepikiran eh, benar atau salah ya? Ini yang membikin mood saya sirna.

Ada yang bilang jangan memaksakan diri. Wah, saya jawab, untuk sesuatu yang saya dan keluarga saya makan tiap bulan, kan tak ada salahnya kan?

Saya saat ini sedang memaksa diri saya agar sempurna dalam segala hal, supaya semua bisa lancar meski tak ada yang berbuat apa-apa.

Saya harus besar dan kuat, saya harus sempurna, saya harus tangani semua, agar semua bisa bebas dari tanggungjawab, apalagi ketika ada kekacauan.

Bukankan ini nobel dan akhlak mulia?

Selasa, 13 Juli 2010

Gelper bukan jekpot

Kepala Disnas Pariwisata Kota Batam Guntur Sakti keberatan ketika dituding hendak melegalkan Jekpot. Menurut Guntur ini tuduhan yang sangat menyudutkan. Karena memang tak benar.


Keberatan Guntur ini bermula ketika Selasa (13/7) lalu, melakukan pertemuan dengan pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemko Batam, DPRD Batam, Kepolisian (Polresta Barelang), pelaku usaha dan jajaran media untuk membahas masalah Gelper di Mapolresta Barelang.

Tujuannya untuk menyamakan persepsi tentang aturan Gelper sesuai dengan koridor yang diatur dalam perda nomor 17 tahun 2001 tentang kepariwisataan di kota Batam. Pertemuan tersebut dianggap penting sebagai bentuk respon pemerintah terhadap banyaknya sorotan negatif dari berbagai pihak yang menyamakan adanya indikasi perjudian yang berkedok Gelper.

Pertemuan itu juga sebagai bentuk komitmen kepada seluruh pemangku kepentingan bahwa pihaknya serius dan konsisten menjalankan amanat perda. “Kita ingin meluruskan keadaan, bukan membengkokkannya,” ujarnya, kepada Batam Pos, kemarin.

Guntur menjelaskan, ada banyak orang yang hadir dalam pertemuan tersebut, “Boleh ditanya pada mereka apa pernah saya menyebut akan melegalkan jekpot? Bahkan di berita tersebut juga tak ada kalimat saya akan melegalkan jekpot,” jelasnya.

Guntur saat itu hanya mencoba memaparkan korelasi antara gelper, pariwisata dan peningkatan ekonomi atau multiplier effect-nya. Dan itu semua tetap dalam koridor perda. Jadi adalah salah besar bila gelper diartikan sebagai jekpot.

Bahkan pada pertemuan tersebut, pihak Kepolisian juga memberikan pemaparan tentang sangsi terhadap kegiatan yang berbau perjudian.

“Substansinya (menyamakan gelper dengan jekpot) berbeda jauh. Ibarat menyemakan sepeda motor dengan Honda. Kan belum tentu semua sepeda motor itu Honda, atau Belanda dengan Holland. Tak semua belanda itu Holland,” katanya memapar analogi.

Kembali dia tegaskan, jekpot itu sudah pasti mengandung unsur judi. Sedangkan gelper belum tentu. Karena di dalamnya banyak aneka permainan yang jauh dari itu. Apalagi dia –tegas mengatakan dalam pertemuan itu, bahwa di gelper nantinya harus jauh dari hadiah uang.

Jika di tempat gelper ada perjudian, itu jelas sebuah pelanggaran dan dalam konteks judi ini, di manapun tempatnya, jika ada tindakan perjudian, polisi dengan kewenangannya dapat segera mengambil langkah penindakan.

“Mempersepsikan gelper dengan jekpot, sama saja menuduh saya akan melegalkan judi. Ini berarti sama saja menuding saya melanggar hukum. Karena pemerintah sudah jelas melarang judi,” urainya.

Di tempat terpisah, Supandi Arim, pelaku usaha yang hadir dalam pertemuan itu juga menguatkan, bahwa tak ada Guntur mengatakan akan melegalkan Jekpot. “Tak ada itu. Tak ada jekpot disinggung di situ. Yang ada hanya gelper,” jelasnya.

Malah Supandi memuji langkah Guntur menggelar pertemuan tersebut, “Pak Guntur mampu memfasilitasi para pemangku kepentingan dan memaparkan aturan dan format kebijakan yang akan diambil pemerintah secara baik,” ujar mantan anggota DPRD Batam 2004-2009.

Hal senada juga disampaikan Ruslan Chasbulatov, wakil Ketua I DPRD Batam yang juga hadir dalam pertemuan itu. “Tak ada menyinggung sama sekali soal jekpot. Yang kami bahas adalah gelper yang sesuai dengan perda yang berlaku. Kalau jekpot saya larang! DPRD tak akan menyetujui jika keluar dari ketentuan perda yang ada,” katanya.