Rabu, 23 Februari 2011

Sudahkah Hidup Sehat Hari Ini?

Dalam lima tahun terakhir ini, banyak kita mendengar tentang orang muida yang terserang penyakit mematikan. Apakah semua ini akibat orang muda tersebut tak mengerti betapa pentingnya hidup sehat?

Jawabnya tentu tidak. Karena umumnya meraka sangat melek multimedia. Mereka adalah kalangan menengah atas, yang sehari-hari mengonsumsi aneka informasi. Jadi sangat well informed!

Bahkan ada kisah seorang dokter yang terkena stroke. Dokter, tentu saja. Kenapa tidak. Dari data yang diperoleh koran ini, si dokter bukannya abai akan kesehatan. Perlu dicatat, dia rutin memantau tekanan darah dan kolesterolnya. Stroke itu datang dari kebiasaan dia ngemil.

Sang dokter rupanya termasuk orang yang emotional eater maksudnya, nafsu makannya akan tumbuh bila dia dalam keadaan lelah, sedih, atau tertekan. Cuma masalahnya, yang dia makan adalah camilan ringan yang asin.

Selain itu, dia paling suka menyantap makanan siap saji atau junk food. Jadilah unsur natrium itu memicu tekanan darahnya yang lambat laun menjadi penyakit.

Dari beragam kasus di atas menunjukkan, bahwa pengetahuan saja tidak cukup. Buktinya, apa yang mereka resapi itu tak membuat mereka menyadari betapa pentingnya pola hidup sehat.

Masih mau bukti lain? Lihat saja jumlah perokok di negeri ini, kian meningkat menjadi yang terbesar ketiga di dunia. Berdasar catatan organisasi kesehatan dunia (WHO) jumlah pastinya mencapai 65 juta jiwa. Ironisnya, jumlah perokok perempuan malah naik lima kali lipat.

”Ah, saya merokok juga panjang umur Mas,” ujar Maswadi, kepada Batam Pos saat ditanya apa tak takut bila soal kebiasaannya merokok akan menimbulkan penyakit.
Pandangan semacam Maswadi inilah, yang kini banyak dianut masyarakat. Semacam pemikiran accident happent to others (hal-hal buruk hanya menimpa orang lain). Entah dari mana mitos menyesatkan ini berawal.

Untuk itulah, pemerintah, khususnya pemerintah daerah kota Batam cepat tanggap dengan menggencarkan kampanye akan pentingnya hidup sehat. Misalnya banyak makan sayur dan olah raga. Mengingat 50 persen kematian saat ini, tak lagi diakibatkan penyakit menular dan sepertiganya diakibatkan penyakit jantung.

Memang benar, bahwa gerakan pentingnya hidup sehat semacam ini sudah ada di masyarakat, namun skalanya masih kecil. Itupun terpencar dan tak terorganisir dengan baik. Berbanding terbalik dengan iklan rokok dan iklan makanan/minuman junk food yang sangat gencar di tempat-tempat umum.

Soal kampanye hidup sehat ini, majalah Bloomberg Bussinessweek pernah menulis, betapa gencarnya negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang mengampanyekan pola hidup sehat ini.

Di Amerika, misalnya di ketentaraan, seorang letnan kolonel tak akan naik pangkat bila memiliki perut gendut. bandingkan dengan di sini. Betapa banyak aparat yang berperut buncit?

Sementara itu di Jepang, kampanye hidup sehat justru marak di sektor swasta. Di sana, perusahaan mewajibkan karyawannya berolahraga tiap pagi. Aturan ini berlaku wajib dan secara top down, sehingga para karyawannya mau tak mau menerapkan hidup sehat.

Sebenarnya, bila kampanye hidup sehat secara ”paksaan” ini susah diterapkan, bisa melakukan opsi lain. Misalnya mengucilkan para perokok, atau memberikan bonus bagi karyawan yang tak merokok. Juga ada cara unik lainnya, misalnya saat meeting perusahaan hanya menghidangkan makanan dan minuman sehat yang rendah gula dan lemak. Bisa juga diganti buah-buahan.

Perusahaan pun bisa memberikan dukungan berupa fasilitas olah raga pada para karyawan. Atau mengirim mereka ke tempat-tempat kebugaran gratis, seperti fitnes dan futsal. Toh perusahaan tak akan rugi, karena berdasar penelitian di Amerika dan Eropa, karyawan yang aktif berolah raga ternyata mampu menaikkan produktivitasnya hingga 30 persen.

Lalu bagaimana di Indonesia khususnya di Batam sendiri? Sebenarnya di Batam, kesadaran masyarakat untuk hidup sehat sudah mulai membaik. Hal ini bisa dilihat makin menjamurnya sasana olah raga, bulutangkis, futsal dan sebagainya.

Yang saat ini menjadi tren adalah futsal. Dari pantauan Batam Pos, hampir di tiap kecamatan ada lapangan futsal. yang paling besar banyak dikelola swasta. Seperti gelanggang Futsal Ikan Daun di Batam Center.

Gelanggang ini memiliki luas 5 hektare. Sebelum dikelola Ikan daun, bangunan ini dulunya adalah pusat berbelanjaan ternama di Batam. Dulu Matahari juga membuka gerai di sini, sebelum akhirnya pindah ke Mega Mall sekitar tahun 2006.

Pengelola Ikan Daun, Sardiman mengatakan, animo masyarakat batam berolah raga, khususnya futsal, kian meningkat. Dari tujuh lapangan futsal indoor dan satu out door yang dia sediakan, semua full booked.

Selain futsal, tiga lapangan bulu tangkis, dan empat tenis meja, juga selalu ramai diantre para olahragawan yang umumnya kaum profesional itu, baik swasta maupun instansi pemerintah. ”Sejak Januari lalu hingga Maret nanti, tempat kami sudah full booked. Banyak ivent yang dihelat olah internal perusahaan maupun open tournament di sini,” jelasnya kepada koran ini, Rabu (23/2) malam.

Dia melanjutkan, membernya saat ini mencapai ratusan, mulai pelajar hingga profesional, baik atas nama pribadi maupun perusahaan. Dalam catatannya, mulai

Januari lalu, trend masyarakat berolah raga khususnya futsal meningkat. Sehingga mulai buka pukul 08.00 hingga tutup pukul 00.00, selalu saja ada yang bermain futsal.

”Untuk pelajar, mereka biasa main mulai pukul 12.00 siang. Sedangkan pagi dan sore hari umumnya profesional,” jelasnya.

Soal dukungan perusahaan di Batam dalam mengampanyekan hidup sehat pada karyawannya ini, diakui oleh salah satunya, Harris, Head of Branch Indosat Batam. Menurutnya, kampanye hidup sehat sudah lama menjadi kebijakan perusahaan.

”Namanya programnya Indonesia Sehat. Hal ini selain untuk CSR, juga untuk program internal karyawan,” ujarnya kepada koran ini, kemarin.

Menurut Harris, di Indosat sendiri sudah ada unit yang tugasnya khusus menampung kegiatan rutin untuk karyawan berolahraga. Misalnya, tak hanya larangan merokok di kantor, kampanye imbauan makan sayur.

Selain itu, pada hari-hari tertentu mewajibkan karyawan bersepeda ke kantor. Kegiatan lainnya, tiap dua minggu sekali aktif ikut bulu tangkis dan futsal. ”Pokoknya kami kampanyekan terus, karena usia rata-rata karyawan sudah di atas 30-an” jelasnya.

Meski terlihat membaik, namun sekali lagi, kesadaran hidup sehat ini belum disadari masyarakat secara massal. Perlu terus digiatkan kampanye-kampanye semacamnya. Tak hanya pentingnya berolahraga, juga kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat seperti perbanyak sayur, dan berhenti merokok.

Rabu, 09 Februari 2011

Waspada Penyakit Jantung

Publik tersentak ketika artis sinetron yang juga anggota DPR-RI Raden Pandji Chandra Pratomo Samiadji Massaid atau biasa dipanggil Adjie Massaid, meninggal mendadak, Sabtu (5/2) dini hari lalu. Yang tambah mengagetkan adalah, penyebab meninggalnya karena serangan jantung.

Publik tentu bertanya-tanya, karena sebelumnya Adjie tak pernah dikabarkan sakit apalagi mengidap jantung. Selama ini Adjie dikenal sebagai olahragawan. Posturnya atletis, dan bugar. Suara berita menyebut, Jumat (4/2) sore Adjie sempat bermain bola selama 2 jam 30 menit, di stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, olah raga yang rutin ia lakukan hampir tiap pekan.

Beberapa jam setelahnya, setibanya di rumahnya di Taman Cilandak, suami Angelina Sondakh itu mengeluh sesak nafas dan sakit pada dadanya. Hingga akhirnya, manajer timnas U-23, terjatuh dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit.

Adjie bukan artis pertama yang meninggal mendadak usai berolahraga. Sebelumnya, ada aktor kawakan Benyamin Sueb dan pelawak Basuki yang juga mengembuskan napas setelah berolahraga. Benyamin meninggal 5 September 1995, usai bermain bola akibat serangan jantung.

Selanjutnya Basuki, meninggal 12 Desember 2007. Mantan anggota Srimulat yang melejit saat memerankan tokoh Mas Karyo dalam serial televisi Si Doel Anak Sekolahan pada 1992 ini, pingsan seusai bermain futsal dan mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Melia, Cibubur, Depok.

Serangan jantung bila tak langsung ditangani, penderitanya bisa langsung meninggal hanya dalam waktu 15-30 menit setelah serangan pertama. Ini terjadi akibat terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, menuju ke jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati. Inilah yang disebut penyakit jantung koroner.

Dr Stanley Panggabean, SpJP, FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Awal Bros Batam, sebanarnya mengatakan penyakit jantung itu banyak macamnya. ”Jumlahnya sampai 100 jenis. Tapi yang paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner. Inilah yang sering dikatakan orang awam sebagai penyakit jantung,” ujarnya dalam wawancara dengan koran ini, Rabu (9/2) lalu.

Selain jantung koroner, penyakit jantung yang banyak diidap adalah penyakit jantung bawaan, kelainan atau abnormalitas dari jantung yang terdapat waktu lahir, seperti ada lubang di dalam jantung.

Juga ada penyakit otot jantung, terutama menyerang otot jantung dari pada pembuluh darah. Selanjutunya penyakit klep (katup) jantung, kerusakan atau kelainan dari salah satu dari empat katup yang mengontrol aliran darah di jantung. Serta, penyakit gangguan irama jantung, di mana denyut jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan debar jantung (palpitasi) dan sesak nafas.

”Hingga saat ini, penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Termasuk Indonesia,” ujar dr Stanley.

Penyakit jantung bawaan ini, lanjut dr Stanley, biasanya diidap mulai bayi. Penyebabnya tak diketahui pasti, namun banyak teori menyebut akibat gaya hidup atau kondisi sang ibu saat mengandung. Salah satunya adalah kurangnya asupan makanan dan gizi saat mengandung, terekspose radiasi, mengonsumsi jamu-jamuan yang tak higinis dan lain-lain.

Makanya, penyakit jantung bawaan biasanya terjadi pada masyarakat dengan level ekonomi rendah, lebih banyak di pedesaan. ”Beda dengan penyakit jantung koroner yang tersebar merata,” ujarnya.

Wawancara terhenti sejenak, dr Stanley kemudian mengambil sebuah gambar jantung, lengkap dengan bagian, disertai keterangannya. ”Ini dia, biar saya urai apa itu penyakit jantung koroner,” jelasnya, sembari menunjuk gambar jantung yang diletakkan di atas mejanya.

Menurut Stanley, penyakit jantung koroner terjadi akibat penyempitan (aterosklerosis) salah satu dari tiga pembuluh darah koroner yang mengaliri jantung.

Dia menjelaskan, saat manusia lahir, umumnya pembuluh darahnya bersih. Namun seiring usia, ditambah pola hidup dan makanan tak sehat seperti merokok, sterss, kurang istirahat, akan memicu kolesterol, kegemukan, diabetes, dan darah tinggi.

”Semua ini akan menjadi faktor risiko terjadi penimbunan plak di dalam rongga pembuluh darah yang akan menyumbat aliran darah itu sendiri,” ujarnya sembari menunjuk dua gambar rongga pembuluh darah yang bersih dan yang sudah tertimbun plak.

Bila penyumbatan terjadinya di otot jantung, atau arteri koroner, maka akan mengurangi oksigenasi ke jantung karena darah itu terdiri dari oksigen. Sehingga pembuluh darah makin berat, lama lama akan menganggu kinerja jantung.
”Gejalanya seperti rasa sakit dada akibat kekurangan oksigen tadi,” jelasnya.

Desease Begins at 40

Meski menyerang dengan tiba-tiba, namun menurut dr Stanley, penyakit jantung koroner tidak serta merta terjadi begitu saja. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat proses aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah tadi.

”Jadi sebenarnya tak ada yang mendadak. Cuma mungkin masalahnya mereka tak melakuklan medical check-up, sehingga penyakit, berikut pencegahan dan pengobatannya tak diketahui,” ujarnya.

Dr Stanley selanjutnya mengurai, ada beberapa faktor risiko seseorang terserang penyakit jantung koroner. Misalnya faktor usia di atas 40 tahun. ”Usia 40 itu batas. Meski ada yang bilang life begins at forty, tapi sebenarnya disease begin at forty, he he he...” selorohnya, mengutip lagu John Lennon.

Faktor risiko lainnya adalah menderita darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, kegemukan, merokok, dan dipicu pola hidup yang malas bergerak atau berolah raga. Dari beberapa faktor inilah yang pada akhirnya akan memicu kerusakan endotel pembuluh darah.

Jadi bila ada yang mengatakan serangan jantung koroner tiba-tiba, sebenarnya menurut Stanley tidak demikian, karena prosesnya telah berlangung bertahun-tahun, sejak manusia dilahirkan. Namun, soal cepat atau lambat tergantung dari pola hiduip kita.

Semakin kita melakukan pola hidup yang salah, misalnya, makan terlalu banyak kolesterol, lemak, enggan berolah raga, merokok, mengidap darah tinggi, kencing manis, maka hanya tunggu waktu saja terkena serangan jantung.

Untuk itulah, dr Stanley menganjurkan agar bisa mengukur diri dan menghindari faktor risiko tadi dengan melakukan pola makan dan istirahat yang baik. Mulailah hidup sehat. ”Kalau kita tahu merokok itu salah, kenapa harus merokok? Kita tahu makananan mengandung kolesterol tinggi, kenapa masih diharus sering dimakan?” anjurnya.

Sekali lagi Stanley menganjurkan akan pentingnya olahraga. ”Minimal tiga kali seminggu, tak usah banyak-banyak. Yang dianjurkan sekitar 20-30 menit saja,” jelasnya. Namun, dr Stanley mengingatkan, khusus yang berusia di atas 40 tahun, jangan lagi melakukan olehraga yang kompetitif , dengan mengerahkan tenaga berlebih dan high impact.

Contoh sepakbola atau bulutangkis. Kenapa? Karena semakin bertambahnya usia, kita akan dihadapkan dengan proses penuaan. ”Ini tak bisa kita lawan karena sel itu juga akan menua. Jadi semakin bertambah usia, semakin dikurangi juga nikmat kita,” urainya, bijak.

Maka itu, bisa memilih olahraga yang aman, semisal berenang, bersepeda atau lari-lari kecil. Namun yang lebih penting dari semuanya, sering-seringlah melakukan medical check-up. Sehingga penyakit dapat terdeteksi dan dihindari.

”Masalahnya orang kita saat ditawari medicial check-up, jawabannya sama: takut ketahuan. Padahal sebenarnya medical check up ini untuk pencegahan atau pengobatan kalau memang sudah ada penyakit,” urainya.

Cek kesehatan ini bisa dilakukan dengan cara tes darah. Khusus jantung koroner banyak macamnya, seperti treadmill test, ECG, echokardiografi dan arteriorgrafi koroner. Apapun namanya, yang penting disikapi oleh pria dan wanita, di atas usia 40 tahun harus lakukan medical check up. Minimal sekali setahun.

Berbicara soal wanita, sebenarnya risikonya mengalami penyakit jantung sangat rendah pada saat dia masih menstruasi. Tapi begitu masuk menopause, risikonya akan sama dengan lelaki. Dengan kata lain, hal ini menyangkut masalah hormonal.

Sebelum menopause rahim masih memproduksi hormon estrogen, yaitu hormon seks untuk merangsang pertumbuhan organ seks, dan mengatur siklus menstruasi. Hormon estrogen inilah yang terbukti sebagai salah satu pelindung jantung dari ancaman penyakit jantung koroner.

Sayangnya estrogen tidak akan diproduksi sepanjang usia perempuan. Ketika wanita memasuki usia 40 tahun, produksi hormon ini mulai menurun, sehingga tak hanya mengurangi kecantikannya, juga menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung.

”Bila wanita kena jantung koroner, angka kematiannya lebih banyak dibanding pria. Bisa sampai 2 banding 1,” ulas dr Stanley.

Mahalnya Obati Penyakit Jantung

Selain melihat dari beragam faktor yang telah diurai tadi, dr Stanley menyebut, gejala panyakit jantung juga dapat dilihat dari faktor orang tua. Kita harus mulai curiga, bila kita punya dua orang tua mengidap penyakit kronis.

Misalnya diabetes, darah tinggi, pernah terserang stroke, meninggal mendadak pada usia muda di bawah 45 tahun. ”Segeralah melakukan medical check-up. Mulailah pola hidup sehat,” anjurnya.

Namun bila kedua orang tua tak punya riwayat penyakit tersebut, bukan berarti kita aman dari serangan jantung koroner. Faktornya akibat proses penuaan. ”Di atas usia 40 sudah tak muda lagi. Bila dulu saya main bulutangkis tiga set tak masalah, sekarang tiga set saja sudah ngos-ngosan, ha ha ha...” demikian dr Stanley mengurai contoh.

Selain jenis penyakitnya, dr Stanley juga mengurai tentang istilah untuk menggambarkan bila terkena serangan jantung. Seperti misalnya angin duduk atau nama medisnya angina pectoris. Penderita akan merasakan sakit dada sewaktu beraktivitas; ini bisa termasuk kesibukan sehari-hari, bukan hanya aktivitas seperti aerobik atau jogging. Rasa sakit akan berkurang/membaik jika istirahat.

Angin duduk itulah yang disebut serangan jantung. Bisa terjadi setiap saat. Makanya ini perlunya deteksi sejak awal, sehingga tak akan ada namanya serangan tiba-tiba. Sebab akan ketahun dengan medical check up.

”Angin duduk itu nyeri dada, sakitnya sulit didiskripsikan. Dada itu rasanya seperti diduduki orang, susah nafas, pegal tembus ke punggung, ke lengan kiri, ke leher seperti tercekik, mual muntah, keringat dingin,” bebernya.

Selain angina juga ada istilah serangan jantung/heart attack. Juga sakit di dada yang sangat disebabkan matinya suatu daerah dari otot jantung ketika suplai darah sama sekali terhenti.

Selanjutnya ada gagal jantung/heart failure, yaitu sesak napas dan bengkak pergelangan akibat dari jantung yang tidak dapat memompa cukup baik untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

Kemudian gangguan irama jantung/aritmia, yaitu detak jantung yang tidak teratur yang dapat mengakibatkan palpitasi dan sesak nafas. Ada lagi penyakit arteri koroner/coronary heart disease yaitu penyakit dari pembuluh darah koroner. Yang terakhir, penyakit jantung iskemik/ischaemic heart disease yaitu penyempitan pembuluh darah berakibat iskemik yaitu absennya suplai darah ke otot jantung.

Bila sudah terkena penyakit jantung khususnya koroner, penanganannya sangat mahal.
Setiap bulannya harus mengeluarkan uang untuk konsumsi obat seumur hidup. Tujuannya antara lain agar tak menimbulkan komplikasi, tak menimbulkan penyakit baru, mengontrol penykitnya sendiri, dan mengurangi timbunan plak.

”Ada juga dilakukan dengan pemasangan ring atau balon lewat operasi, termasuk by pass. Biaya dan obatnya mahal,” ujar dr Stanley, enggan menyebut angkanya, namun dari wawancara Batam Pos dengan anak penderita penyakit jantung saat ditemui di RS Awal Bross, mengatakan biayanya sampai artusan juta rupiah.

”Beberapa tahun lalu ayah saya operasi pemasangan balon di jantungnya, ke sebuah rumah sakit di Padang. Saat itu biaya operasinya saja lebih Rp100 juta. Belum lagi obat-obatannya,” jelas wanita yang enggan disebut namanya ini.

Hal senada juga diungkapkan seorang pejabat di Batam yang belum lama ini melakukan operasi bypass di Jakarta. Meski enggan menyebut besarnya biayanya, namun dari data Batam Pos biasanya menelan biaya minimal Rp180 juta.

Selanjutnya dia mengurai prosesnya yang menegangkan itu. Mengingat, operasi bypass ini sangat rawan. Perbandingan antara gagal dan berhasilnya hanya 50:50.

Selama 3 jam dia menjalani operasi tersebut. Seteah itu, masih harus dirawat sekitar seminggu di rumah sakit. ”Operasi ini memang sudah saya rencanakan 1,5 bulan sebelumnya. Jadi bukan tiba-tiba,” jelas lelaki yang juga enggan disebut namanya ini.

Lebih lanjut dia mengurai, operasi by pass ini dilakukan karena pada saluran ateri jantungnya yang berfungsi menyuplai makanan, ada endapan-endapan semacam lemak atau kapur, tapi bukan buntu, masih ada sedikit lubang. Namun bila dibiarkan, bisa jadi buntu. Bila buntu, maka bisa timbul serangan jantung.

Supaya tak terjadi hal tersebut, maka dikasih tambahan jalan, namanya ”by pass”. Jadi yang lama tak ditutup, cuma dikasih jalan yang baru. ”Alhamdulillah, sekarang saya sudah baik. Berkat doa rekan-rekan semua,” jelasnya.

Di Batam sendiri sebenarnya rumah sakit untuk menangani penderita jantung sudah ada, misalnya ke Rumah Sakit Otorita Batam dan Rumah sakit Awal Bross.

Apa Itu Jantung?

Jantung merupakan sel otot polos yang kerjanya di luar dari perintah otak. Ukurannya kurang lebih sebesar kepalan tangan anak-anak. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium yang letaknya di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.

Fungsi dasar jantung untuk memompa darah merah yang kaya oksigen dan nutrisi, melalui pembuluh besar ke seluruh tubuh. Ketika oksigen telah diserap jaringan, pembuluh vena membawa balik darah yang berwarna biru dan mengandung sedikit sekali oksigen ke jantung.

Jantung bisa ”hidup” berdetak dan memompa darah karena ada tiga pembuluh darah yang mengalirinya, disebut arteri koroner. Satu menyusuri badan jantung di kanan (arteri koroner kanan) umumnya lebih kecil dan mensuplai jantung bagian bawah dan ventrikel kanan, ruangan yang memompa darah ke paru-paru.

Dua arteri selanjutnya berada di kiri, atau disebut anterior descending dan circumflex, yang masing-masing juga mempunyai cabang-cabangnya. Mereka mensuplai hampir seluruh ventrikel kiri yang mana lebih berotot dari kedua ventrikel karena ia harus memompa darah keseluruh tubuh.

”Arteri koroner”, disebut demikian, karena para ahli zaman dulu melihat dua arteri ini menyusuri permukaan jantung, bertemu satu sama lain di belakang dan hampir membentuk lingkaran, tampak seperti seperti mahkota (crown).

Sehingga, dicarilah nama latinhya, yakni coronary arteries. Kedua arteri koroner, yang kiri dan yang kanan adalah pembuluh yang relatif kecil, setiapnya mempunyai diameter hanya 3 sampai 4 milimeter.

Sebuah situs, totalkesehatananda.com menyebut, pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Dengan demikian jantung juga bisa disebut pompa berotot di dalam dada. Dia bekerja terus menerus tanpa henti memompa darah ke seluruh tubuh, pagi dan malam dari kelahiran sampai kematian. Jantung berkontraksi dan relaks sebanyak 100 ribu kali dalam sehari, dan semua pekerjaan ini memerlukan suplai darah yang baik yang disediakan pembuluh arteri koroner.

Jantung mempunyai dua sisi, di mana setiap sisi bekerja sebagai pompa terpisah. Setiap sisi dibagi lagi menjadi 2 ruangan, jadi keseluruhannya ada 4 ruangan. Dua di atas, atria, berfungsi sebagai tempat menampung, dua di bawah, ventrikal, berkontraksi memompa darah.

Sisi kanan jantung menerima darah dari seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan memompa ke paru untuk mengambil oksigen. Sisi kiri jantung menampung darah yang balik dari paru-paru dan memompa keseluruh jaringan tubuh yang memerlukan oksigen.
Untuk bisa mencapai seluruh otot dan organ tubuh yang berbeda-beda, darah harus dipompa dengan tekanan yang tinggi. Makanya, saat pembuluh terpotong, maka darah akan langsung menyembur.

Untuk melakukan semua ini, jantung harus sangat kuat, dan tidak seperti otot lainnya, jantung tidak pernah lelah. Oleh karena itu, otot jantung menuntut suplai darah yang sangat baik, dan ini disediakan oleh arteri koroner dan cabang-cabangnya tadi.

Arteri koroner mempunyai struktur yang sama seperti arteri-arteri lain, tetapi berbeda dalam satu hal - darah hanya dapat mengalir melalui pembuluh ini kedalam otot jantung diantara detakan jantung, ketika jantung istirahat (relax).

Ketika otot jantung berkontraksi, tekanannya begitu keras untuk bisa mengizinkan darah untuk masuk ke dalam otot jantung. Ini berarti bahwa jantung menuntut suatu jaringan yang efisien dari pembuluh darah halus di dalam otot jantung untuk mendapatkan darah di mana ia diperlukan.

Pada penyakit jantung koroner (CHD), arteri koroner menjadi sempit, dan otot jantung kekurangan darah dan oksigen yang diperlukan. Dalam keadaan istirahat ini mungkin tidak menjadi persoalan, tetapi jika jantung mencoba bekerja lebih keras dari normal - contoh jika anda naik tangga - arteri koroner mungkin tidak dapat bertahan dengan permintaan oksigen, dan anda mendapat sakit di dada.

Jika anda istirahat sebentar, umumnya sakit akan hilang. Jika suatu arteri koroner sama sekali tertutup (block) oleh gumpalan darah, maka daerah otot jantung yang disuplai ini akan mati.

Rabu, 02 Februari 2011

Visit Batam 2010 Gagal

Dana Minim, Guntur Fokus Iven Tahunan
Tahun 2011 ini Dinas Pariwisata Batam belum bisa merencanakan iven besar yang baru. Mereka hanya lebih memaksimalkan even tahunan, seperti kenduri Seni Melayu, serta mendukung iven-iven yang diselenggarakan swasta.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Batam Guntur Sakti, dalam wawancara dengan koran ini kemarin. Menurutnya, ada kendala yuang dialami Dinas Pariwisata yakni penurunan porsi anggaran yang cukup signifikan.

”Tapi ini tak harus jadi alasan. Kita akan terus do the best,” ujar mantan Sekretaris DPRD Batam ini.

Karena dukungan anggaran berbanding terbalik dengan dukungan anggaran serta banyaknya iven, maka Guntur saat ini berupaya menggandeng stake holder, dalam hal ini asosiasi dan. pelaku usaha pariwisata.

Bersama mereka pemerintah kota telah membuat proyeksi kunjungan 1.250.000 wisatawan.

Hal ini sudah dimulai, seperti minggu lalu, 26-29 Januari, menggelar Singapore Straits Regatta yang ke 17. Sebuah turnamen kapal layar menyeberangi Selat Singapura melalui perairan Batam dan menyelesaikannya di Nongsa. ”Ada 11 negara yang ikut,” jelas mantan Kabag Humas Pemko Batam ini.

Selanjutnya bulan April nanti, akan Dinas Pariwisata akan menyelenggarakan kembali Asia Pasific Open Beach Volley yang akan diikuti 16 negara.

Di tahun 2011 ini, Dinas pariwisata juga masih memusatkan pembenahan pada empat hal, yakni infrastruktur, objek wisata, peningkatan kuantitas dan kualitas even, serta promosi pariwisata.



Baru Mulai, Wajar Belum Sempurna
Satu tahun sudah Visit Batam berjalan. Ada yang menilai program ini gagal namun juga ada yang menilai berhasil.

Kepala Dinas pariwisata Kota Batam Guntur Sakti mempersilakan siapa saja memberikan penilaian. “Ini baru starting point. Visit Batam baru mulai satu tahun, jadi wajar bila ada yang belum sempurna,” jelasnya kepada koran ini kemarin.

Menurut Guntur, Visit Batam sebenarnya diperkenalkan awal tahun 2008. Pada tahun 2009 dilakukan tindak lanjut untuk menggaungkannya. Baru tahun 2010 lalu resmi berjalan (start).

”Karena kita memprogramkan Visit Batam untuk 5 tahun ke depan, maka wajar saja bila tahun pertama ini banyak program yang belem terlaksana sepenuhnya,” jelas Guntur.

Dia menambahkan, bila tolok ukur gagal atau berhasilnya program Visit Batam dari kunjungan wisatawan, maka di tahun 2010 lalu jumlah wisatawan mancanegara justru tembus di atas 1 juta orang. Hal ini berbada jauh dari kunjungan wisatawan pada tahun 2008 dan 2009 yang jatuh di bawah 1 juta orang.

Sedangkan untuk wisatawan nusantara, jumlahnya mencapai lima juta orang. ”Ini berdasar penghitungan statistik, lho,” jelasnya.

Angka lima juta kunjungan wisatawan nusantara ini, tentunya memiliki multiplier effect pada potensi pajak, hunian hotel, transportasi. Sektor perdagangan dan jasa juga ikut bergerak, termasuk maskapai penerbangan, juga mengalami peningkatan.

Motivasi wisatawan nusantara ini datang ke Batam, bermacam-macam. Ada untuk urusan bisnis, keluarga, dan sebagian besar adalah kepentingan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition/ Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran). ”Artinya, banyak dari mereka menggunakan jasa akomodasi,” ujar Guntur.



Tahun 2010 Benar-benar Tahun Iven
Mantan Kabag Humas Pemko Batam ini menjelaskan, pariwisata sebenarnya tak bisa diukur hanya dari segi iven dan kunjungan wisatawan semata, tapi juga peningkatan daya saing daerah dalam hal peningkatan infra struktur, penataan objek wisata, peningkatan kualitas dan kuantitas iven, serta promosi pariwisata.

Soal infrastruktur, penataan objek wisata dari pemerintah tak satupun bergerak. Yang bergerak baru dari swasta. Banyak mereka yang berinvestasi membangun mall, waterboom, waterpark dan sebagainya.

Sedangkan soal peningkatan kuantitas dan kuantitas iven, bila diukur dari tahun sebelumnya, tahun 2010 ini benar-benar tahun iven. Ada FFI, Asian Jazz, Underground, konvensi dan sebagainya lain. Hal ini cukup berperan besar menyedot kunjungan wisatawan ke Batam. ”Pokoknya sangat bayak, lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya Guntur menegaskan, bahwa Visit Batam bukan kerja sektoral, tapi juga kerja bebarapa pihak dan semestinya harus jadi milik semua komponen masyarakat.

Pariwisata juga adalah kerja besar yang tak bisa ditentukan dan diwarnai satu orang atau institusi saja. Misalnya, untuk meningkatkan daya saing kota ini, perlu peran dinas PU, Tata Kota, dan Pertamanan. Untuk meningkatkan kota ini jadi kota yang tertib, perlu peran Dinas Sosial dan dinas-dinas yang lain.

Karena Visit Batam hanya merupakan pemicu (trigger) membangun dan mengambangkan sektor pariwisata sebagai suatu industri yang memiliki prospek ke depan. ”Berhasil atau gagal, silakan masyarakat menilai karena kita baru berada di awal,” ujarnya.

Hibah Koran

Hibah Koran, Menembus Batas Pulau-Pulau Terpencil
Miris, Satu Koran Digilir untuk Empat Sekolah


Hingga saat ini sudah ratusan sekolah kurang mampu mendapatkan koran gratis dari donatur, melalui program Hibah Koran Batam Pos ini.

”Otak ibarat parasut, akan bekerja bila berkembang,” demikian tulisan Bagus Takwin, seorang pengajar filsafat dan teori psikologi kepribadian di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Agar membantu mengembangkan pikiran ini, tentunya perlu asupan informasi. Informasi ini juga ibarat pelumas dan asupan untuk membantu mengganti sel otak yang mati agar kinerja otak kita terus berkembang. Maka itulah pentingnya untuk selalu membaca.

Bacalah, karena dunia akan terang. Bahkan membaca menjadi perintah pertama Tuhan pada Nabi Muhammad saat beliau masih buta huruf.

Gairah membaca memang harus ditumbuhkan. Caranya, melalui buku dan tentu saja media cetak dalam hal ini koran. Mengapa koran? Karena sampai saat ini, koran menjadi media informasi yang masih aman ”dikonsumsi”.

Pasalnya, semua berita yang ditampilkan, melalui seleksi ketat dan berlapis. Mulai dari reporter, redaktur, redaktur pelaksana hingga pemimpin redaksi. Selain itu, berita koran dikemas tak terburu-buru.

Sebenarnya program untuk menggairahkan membaca sudah kerap kali dilakukan pemerintah daerah, bahkan juga oleh pemerihtah pusat. Namun semuanya tidak jalan.

Akar masalahnya karena program ini sebatas imbauan saja, sedangkan sarananya berupa buku dan koran kadang tak tersedia. Meski sarananya ada, kadang bahan bacaannya tak sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat, Apanya yang mau dibaca?

Padahal banyak sekolah yang membutuhkan bahan bacaan tersebut, namun terkendala dana. Jangankan beli koran, ada yang menggaji guru saja susah. Akibatnya, mereka sering ketinggalan informasi. Para gurupun juga garing saat mengajar, yang disampaikan saat mengajar tak variatif, karena asupan penghetahuan yang terbatas.

Pada kasus sekolah yang berada di pulau-pulau terpencil lebih miris lagi. Satu koran kadang digilir untuk empat sekolah. Ada juga guru, karena ingin bisa mengetahui informasi dari koran, mereka harus pergi ke pulau utama yang jaraknya 45 menit perjalanan laut.

Itupun saat laut bersahabat, bila tidak bakal lebih lama lagi. Hal ini terjadi selain ketiadaan dana untuk berlangganan koran, juga susahnya koran masuk ke daerah tersebut karena faktor transportasi.

Hal ini kami dengar sendiri curhat guru-guru saat hibah koran ke SD Negeri 015 Teluk Sunti, yang berada di sebuah pulau kecil yang masuk wilayah Kelurahan Pulau Terung, Kecamatan Belakang Padang, Selasa, 15 Juni 2010 lalu.

Hibah koran tersebut merupakan sumbangan dari Pemko Batam bagi sekolah di pulau-pulau Kecamatan Belakangpadang. Hibah ini diserahkan langsung oleh kabag Humas pemko batam Yusfa Hendri.

Ada beberapa sekolah yang mendapat bantuan Hibah Koran ini. Di Pulau Belakang Padang ada SMA Negeri 2, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Amanatul Ummah, dan Madrasah Tsanawiyah Negeri. Selanjutnya di Kelurahan Pulau Terung, ada SMP Negeri 33 dan SD Negeri 013 Granting, SD Negeri 014 Teluk Bakau, SD Negeri 012 , dan SD Negeri 015 Teluk Sunti

Untuk menuju ke sekolah-sekolah ini, kami harus menyewa pompong. Jarak tempunya tiap pulau masing-masing 15-45 menit.

Begitu pentingnya media informasi bagi mereka, sehingga wajar saja, sambutan guru dan siswa di sana sungguh luar biasa. Saat kami datang, tokoh masyarakat berbaris di pelantar menyambut. Sesampainya di sekolah, ratusan para murid sudah berbaris menyambut sambil bernyanyi. Kemudian mereka bergantian menyalami kami.

Hal yang sama kami dapat saat Hibah Koran dari Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk SD 003 Nongsa dan SMP 23 Satu Atap Batam di Pulau Ngenang, 11 November 2010 lalu. Saat itu BPK diwakili oleh Kasubdit Humas dan Publikasi Dwi Joko Wiwoho.

Pulau ini letaknya 15 menit perjalanan laut dari Batam. Untuk menuju ke pulau ini, kita naik pompong dari pelabuhan rakyat yang berada di sebelah Pos Angkatan Laut Telaga Punggur.

Untuk menuju ke sekolah tersebut dari pelantar bisa berjalan kaki melintasi jalan setapak dari semen. Di kiri kanan hanya pohon kelapa dan rumah-rumah panggung penduduk.

Suasananya sangat sunyi, bagai berkelana ke abad 19 masa kejayaan kerajaan Melayu Lingga. Cuma sinyal ponsel saja yang membedakannya. Nuansa ini kontras dengan kota Batam yang bising.

Di sekolah ini kami disambut guru-guru dan komite sekolah. Lokasi SD 003 Nongsa dan SMP 23 Satu Atap Batam di Pulau Ngenang berdekatan. SD ada di depan, sedangkan SMP di belakang, keduanya hanya dipisahkan lapangan bola. Kepala sekolah dua sekolah ini dirangkap oleh Afridal Spd.

Di ruang guru SD 003 inilah kami terlibat perbincangan dengan Kepala Sekolah. Topiknya seputar Pulau Ngenang dan sekolah ini. ”Selamat datang di sekolah kami,” ujar Afdal.

Sembari menunggu Ketua Komite Sekolah Mustafa, Afdal bercerita, penduduk Pulau Ngenang hanya 1.300 dengan 300 kepala keluarga. Pulau ini tak ada polisi yg ada hanya Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AL. Untuk sarana kesehatan, di sini udah ada Puskesmas Pembantu.

Sedangkan sekolah, hanya ada SD dan SMP. Murid-murid SD dan SMP Pulau Ngenang ini berasal dari pulau-pulau sekitar. Mereka biasanya diantar jemput naik pompong.
Sedangkan SMA, belum berdiri di sini.

Untuk melanjutkan ke SMA, biasanya anak-anak pulau Ngenang dan sekitarnya, harus menyeberang ke Batam atau Tanjunguban di Pulau Bintan. Ada yang diantar jemput, namun banyak pula yang pilih ngekos. Hal inilah yang membuat banyak anak-anak pulau Ngenang enggan melanjutkan sekolah ke SMA. Mereka memilih membantu orang tua di rumah.

”Mereka takut nginap,” jelasnya.

SD di sini berdiri sejak 1976, SMP berdiri tahun 2003. Muridnya masih minim. Untuk SMP kelas 7-9, hanya 42 siswa atau 13-an siswa perlokal. Sedang total murid SD kelas 1-6 hanya 147. Itu pun tersebar di tiga tempat.

Tak lama berselang, ketua Komite Sekolah Mustafa, datang. Acarapun segera dimulai. Murid-murid segera dikumpulkan. Kemudian dengan dipandu protokol, satu persatu tokoh yang hadir memberikan sambutan. Mulai dari Afdal, Mustafa, Joko Wiwoho hingga terakhir saya sendiri, selaku ketua program Hibah Koran Batam Pos.

Saat itu, di depan murid murid yang memenuhi pelataran SDN 003, saya menyampaikan akan pentingnya membaca. Kemudian saya mencontohkan betapa budaya membaca mampu mengubah kehidupan masyarakat Serasan, Natuna.

Dulu Serasan hanyalah perkampungan nelayan miskin. Hingga akhirnya, warga di sana bertekad untuk maju. Caranya dengan menggairahkan gemar membaca dan tentu saja menuntut ilmu.

Lalu lihatlah apa yang terjadi 10 hingga 20 tahun kemudian? Warganya tumbuh berwawasan maju. Banyak yang lolos kuliah di universitas prestisius. Bahkan, banyak warga Serasan yang menjadi pejabat penting di Pemkab Natuna. Bahkan hampir 70 persen putra Serasan banyak mengisi posisi penting di Provinsi Kepri.

Untuk kian mengingatkan masyarakat bahwa membaca dapat mengubah kehidupan, mereka membangun sebuah monumen kecil di kawasan tersebut.

Inilah sedikit gambaran tentang sekolah-sekolah di wilayah Kota Batam yang menerima hibah koran. Masih banyak lagi sekolah yang perlu memerlukan media informasi, namun kurang mampu untuk menyediakannya. Sekolah-sekolah seperti inilah yang selanjutnya akan dibantu melalui program Hibah Koran Batam Pos ini.

Sejak program ini pertama kali diperkenalkan, Januari 2010 lalu, hingga saat ini sambutan masyarakat cukup hangat. Hingga saat ini sudah 400 sekolah kurang mampu mendapatkan hibah koran gratis dari donatur.

Tak kurang, instansi pemerintah, swasta, bahkan perorangan yang sudah menjadi donatur untuk menyediakan koran gratis untuk sekolah-sekolah kurang mampu itu. Di antara donatur tersebut adalah Pemko Batam, PT ATB Batam, PT PLN Batam, BPK Batam, Telkomsel.

Sedangkan dari perorangan ada anggota Dewan Pertimbangan Daerah Kepri, diantaranya Hardi S Hood, Aida Ismeth Abdullah dan Zulbahri. Ada juga Rekaveny Soerya, anggota DPRD Batam yang juga istri Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo, serta Dewi Andriani Zain anggota DPRD Kepri, dan Irwansyah, anggota DPRD Batam.

Semakin banyak donatur, maka akan semakin banyak jua sekolah-sekolah yang akan mendapatkan informasi gratis dari koran.