Jumat, 26 Agustus 2011

twit silaturahmi

Saya lebaran selasa, kalau kamu? Kalau lo?

Alhamdulillah selama puasa puas juga silaturahmi... Bertemu orang2, mulai middle low, sampai middle up, dari yg saleh sampai hipokrit

Silaturahmi dlm Islam sangat dianjurkan... Karena di dalamnya kita kan saling menebar salam, yg otomatis jua doa... uhwah kian erat

Adakah sapa seindah salam? Atau pinta seagung doa? Itulah indahnya silaturahmi...

Malah di ESQ, silaturahmi masih ditambah "salam semut". Salaman lalu berpelukan seraya ditambah kata " #saudaraku " tentu saja sesama mahram

Kadang saya canggung juga melakukan salam semut itu... Cukup tangan aja yg tango... Yg penting esensinya dapet

Etapi, jangan lupa senyum... Silaturahmi jangan manyun, karena selain ibadah, senyum juga menandakan ketulusan dan keihlasan kita

Lalu bagaimanakah senyum yg baik? Kata ginanjar agustian (esq), harus simetris, 2cm ke kanan dan 2cm ke kiri *nah, ngaca deh lo*

Ya udahlah, kalau belum bisa senyum simetris tak apa... Asal jangan manyun aja ya... Silaturahmi kok manyun, nggak keren

Well... Masih malas (atau takut?) silaturahmi? Ya jangan marah kalau dibilang kuper bin minder...

Selasa, 23 Agustus 2011

Habis Ini Apa Lagi yang Baru?

Suatu hari saya melamun. Melamunkan Ramadan yang sebentar lagi usai.

Tak terasa saya kan mengucap selamat tinggal pada bulan yang siang dan malamnya mulia. Pada bulan yang di dalamnya ada kemuliaan lebih dari 1000 bulan. Bulan dengan amalan tanpa putus bahkan saat tidur sekalipun. Jua bulan penuh keakraban silaturahmi, bulan yang padat ibadah.

Saya berharap semoga tahun depan dapat berjumpa lagi dengan Ramadan. Apa iya? Entahlah. Hanya Allah yang tahu.

Sayapun bertanya, mengapa banyak yang masih belum kehilangan saat Ramadan akan berlalu? O, mungkin karena pikiran sudah tertuju pada perayaan Idul Fitri. Kata orang, nafsu untuk berpesta kadang lebih kuat dari pada bermuhasabah.

Lama-lama lamunan saya semakin dalam, semakin dalam. Saya melihat diri saya sendiri yang akan berlebaran tapi belum punya baju baru. Maka, diserbulah mall. Soal adanya inflasi rumah tangga yang siap mengancam, bisa ditutup dengan tunjangan hari raya (THR).

Ah, seandainya saja saya jadi kalangan the have, tentulah baju Lebaran hari pertama akan dibuat dengan tema khusus, dengan warna senada yang dijahit desainer ternama. Ayah, ibu, anak, menantu, bahkan cucu, diseragamkan. Sekalian senada dengan warna sepatunya. Mirip acara kawinan gitulah.

”Seragam Lebaran” ini hanya dipakai sehari saja. Karena Lebaran tahun depan akan berganti dengan tema baru lagi. Bila tahun lalu pakaian tema batik keris, tahun ini mungkin bertema batik gonggong dan seterusnya. Jangan tanya berapa uang yang dibelanjakan. Bisa jadi setara dengan lima tahun gaji karyawan baru.

Karena saya bukan kalangan the have, tapi hanyalah kalangan middle low, cukuplah saya berbangga dengan memburu baju diskon. Tak usah pakai tema-temaan-lah, yang penting baru.

Bisa jadi nanti saya pakai baju koko tipis warna putih, si ibu pakai abaya ala Syahrini dipadu jilbab ala Marshanda, dan si anak pede dengan baju ala Korea. Tak nyambung? Biarin, yang penting baru.

Habis ini apalagi yang baru?
Jangan hanya bungkusnya saja dong, tubuh juga harus baru. Rambut harus dipangkas rapi. Bila tak bisa nyalon, cukup ke pangkas rambut Aceh. Meski tak bisa creambath bisa dapat pijat gratis. Toh hasilnya sama juga.

Tapi maunya bisa facial, biar muka kinclong. Sekalian juga merapikan kuku, pedi/meni-lah. Jangan lupa beli parfum, biar saat silaturahmi bisa pede. Jangan sampai nanti saat salaman malah bau jengkol.

Habis ini apalagi yang baru?
Oh ya, rumah. Jangan lupa, kata Kahlil Gibran, ”rumahmu adalah tubuhmu yang lebih besar.” Makanya selain tubuh kecil ini, tubuh besar juag harus bersolek. Rumah harus rapi, dicat yang bagus dan licin.

Warna apa ya? Penginnya sih, ruang tamu warna padang pasir, supaya cerah dan semangat. Kalau ruang keluarga biarlah warna ungu muda, sehingga membawa aura ketenangan nan hangat. Untuk dapur, bisa pakai warna berani, agar menambah inspirasi memasak.

Jangan lupa membeli pernak pernik Lebaran. Ketupat warna-warni, untuk digantung di depan pintu, pagar, dan sebagainya. Agar rumah bisa kelihatan meriah. Sekalian sama pengharum ruang, yang tiap 15 menit bisa nyemprot sendiri. Cari yang beraroma terapi ya, biar tamu-tamu bisa betah.

Habis ini apalagi yang baru?
Ah... Perabot. Ini kursi sudah usang, usianya sudah 10 tahun. Harus diganti yang baru. Soal uang cekak tak peduli, kredit pun jadi. Lebaran gitu loh!
Oke, semua sudah baru, baru, dan baru....

Dari sini saya bertanya, kenapa semua kebaruan ini menimbulkan paradoks munculnya sifat pamerisme, sebuah perlombaan kosong yang difasilitasi oleh pasar?

Kalau begitu, benar kata Jean Baudrillard, pakar teori kebudayaan Perancis, yang menyebut pola konsumsi ini sebagai hubungan semiotik, tak semata mata-rantai ekonomi. Hal ini berkait dengan eksistensi keroyalan dan klaim status kekuasaan untuk memberi kesan yang bisa menaikkan status sosial. Seperti halnya kita memandang emas.

Habis Ini Apa Lagi yang Baru?
Gubrakkkk...! Lamunanku buyar. Bau gosong ikan dari penggorengan menyadarkanku.
Allahumma innaka 'afuwwun tuhib­bul `afwa fa `fu `anni.

Kamis, 18 Agustus 2011

twit seni

Seni adalah kreativitas, dan kreativitas akan timbul bila tak dikurung oleh pakem, terikat oleh ruang, dan waktu...

Sama halnya dg seniman2 lukis di masa renaisan hingga abad ini. Kreasi baru, & munculkan aliran baru. ini adalah bagaimana merespon zaman

Kita tahu aliran2 seni lukis renaissan itu muncul sebagau kritik dan pembaharu era gotic. Kemudian tumbuh aliran baru lagi; mannerisme

Slanjutnya dr itali jg merebak era barok, namun kemudian seniman pembaharu menjatuhkannya, dg memunculkan aliran recoco.

Begitu terus, hingga muncul aliran akademisi, romantisme, realisme, victoria, naturalisme, impressionisme, simbolisme dan expresionisme.

Jg ada art nouveau yg menjadi kritik atas revolusi industri inggris, krn tak lg hargai keterampilan seniman. Tp tak lama muncul art deco

Begitu terus. Seni terus berkembang menerobos pakemnya, memunculkan aliran & era baru. Hal ini jg teradi d indo, termasuk dlm seni wayang

Twit Ha dan Kuntilanak

Jelang berbuka, saya akan twit sedikit tentang hantu kuntilanak... Ini kisah nyata di kampung saya, pulau #bawean


1.Saat itu tahun 1995an, di kampung dayabata, kecamatan sangkapura. Sekitar jam 3 dini hari

2.Adalah ha, pemuda di kampung tersebut. Usia Ha udah tua, namun belum juga menikah. Maklum sedikit menderita keterbelakangan mental

3.Keseharian ha, bersama orang tuanya yg penjual kue. Ayahnya sudah lama meninggal. Ha sangat sayang pada ibunya pun sebaliknya

4.Singkat kata. Pada suatu malam, saat ha hendak pulang, dia lewat di bawah pohon buah merah. Saat itu gelap, dg udara sedikit basah

5.Ohya, buah merah #bawean tak sama dg buah merah papua. Buah merah bawean bentukya sperti apel. Kulitnya merah tipis, dagingnya putih manis

6.Namun pohonnya seperti pinus, tinggi menjulang, dg daun lebat dan dahan yg rindang. Karena itu, pohon buah merah terkenal angker.

7.Nah, saat lewat di bawah buah merah itu, ha melihat ada buah merah yg ranum jatuh dari tangkainya. Ini tandanya sudah masak, shg jatuh

8.Ha pun langsung memungutnya lalu dibawa pulang. Dia sudah tak sabar mengupas buah lezat ini.

9.Sesampainya di rumah, saat ha akan mengupas buah itu, tiba2 berubah jadi sesosok putih berambut panjang: KUNTILANAK

10.Kuntilanak itu lagsung melayang ke tiang langit2 rumah ha lalu bertengger di sana. Biasalah, sambil mengumbar tawa genitnya.

11.Giliran ha yg sewot. Kegaduhan ini pun membangunkan ibu ha, lalu ibu dan anak ini membentuk aliansi mengusir kuntilanak reseh ini

12.Tapi tak mudah. Saat coba Dilempar dan dipukul, si kuntilanak dg sigap mengelak lalu terbang ke sisi lain. Khi ki ki ki...

13.Hingga akhirnya kuntilanak itu hilang dg sendirinya, saat ayat suci alquran berkumandang dari masjid, pertanda azan subuh segera tiba

14.Kisah ini lalu diceritakan ibu ha pada orang kampung. Meski demikian, hal ini tak membuat ha takut. Dia biasa aja

15.Kemanakah kuntilanak itu? Dia kembali ke pohon buah merah tadi.

16.Ada yg lihat, kadang tanpa sepengetahuan ha, kuntilanak itu sering ikut di blakangnya saat dia pulang larut malam. Kayaknya dia cinta ha

Pagi

Sepanjang apapun malam, fajar kan menyingsing - pepatah afrika, @AncientProverbs


Bila banyak yg anda punya, sedekahkanlah harta anda; tapi bila hanya sedikit yg anda punya, sedekahkan hati anda. ? @IslamicThinking

Pagi adalah aku, atau mungkin anda... Atau mungkin bukan siapa siapa... Atau hanya sekadar twit kosong kaum penggerutu

Kaum pengecut berharap agar pagi tak datang, namun para ksatria selalu tak sabar menghadangya...

Pagi adalah derap kuda, dengan cepat dia datang lalu penunggangnya menghujam kita dengan tombak...

Pagi adalah sajadahku, kala Tuhan berujar "fainna maal oosri yusra, inna maal osri yusra..."

Pagi bagi yg tak mengerti hanyalah fatamorgana... Tapi kan jadi oase bagi yg memahami...

Pagi, akankah jadi lembar pembuka dan penutup buku dosa atau pahala...?

Pagi selalu riuh, tapi kita takkan mampu mendengar suaranya bila kita terlalu berisik... Selamat pagi #saudaraku

Ya Rasulallah salamun alaik...

Minggu, 14 Agustus 2011

Pak De Preneur

Sejak awal Ramadan ini, saya tak pernah lagi mencicipi lontong sayur pujaan di seberang rumah. Yang jualan tutup sementara.

Sebelum Ramadan, biasanya tiap Minggu pagi saya nongkrong di sana. Masakannya memang mantap, tak kalah dengan lontong sayur yang biasa saya cicip di kapung halaman.

Maklum, si penjual juga dari Jawa Timur, karena itu para pelanggan, termasuk saya, memanggilnya ”Pak De” yang artinya paman (kakak dari ayah atau ibu).

Sebenarnya yang lebih menarik bukan soal rasa lontong sayurnya, tapi tentang kisah Pak De itu sendiri. Berikut saya coba kisahkan.

Usia Pak De sekitar 40-an. Tubuhnya tinggi kekar, wajah klimis. Rambutnya ikal tipis tanpa uban. Bicaranya cepat, dengan suara agak cempreng. Dan yang pasti senyum selalu tak pernah lepas dari bibirnya.

Senyum Pak De itu tulus, bukan hanya lantaran dia pedagang, yang harus menjaga performa ”3S”, yakni smile (senyum), service (pelayanan) dan satisfied (kepuasan) semata.

Pak De datang ke Batam pada tahun 1995, saat daerah ini penuh ”emas”. Saat itu dia tinggal di Bengkong. Layaknya migran lain, dia coba mencari peruntungan. ”Saya mau cari kerja,” katanya.

Dengan berbekal ijazah SMA-nya, tujuan Pak De ke Batam tak muluk-muluk: kerja jadi kuli bangunan. Maklumlah, saat itu banyak kawasan Industri di Batam yang giat membangun. Mulai Mukakuning sampai ke Galang.

”Saya ikut bangun di Mukakuning (Kawasan Indusrti Batamindo), juga sempat ikut proyek sampai ke Galang,” ujarnya. Sekilas saya lihat rasa bangga membersit di wajahnya.

Setelah lama malang melintang jadi kuli bangunan di Batam, pada suatu ketika Pak De bertemu seorang lelaki yang mengubah cara pandang hidupnya untuk selamanya. Lelaki itu berasal dari Sumatera Barat, ”Dia orang Padang,” akunya.

Saat mereka berbincang santai itulah, meluncurlah kalimat ”sakral” itu. ”Orang Jawa kalau merantau pasti mau cari kerja. Kalau kami (orang Padang) merantau untuk cari duit. Makanya kamu hanya dapat kerja,” ujarnya.

Pak De tertegun. Omongan lelaki itu, meski bercanda, langsung meresap ke hatinya. Bagai pesan dari langit yang menembus benteng-benteng kesadarannya. ”Saya harus berubah,” gumam Pak De.

”Cari kerja, tak sama dengan cari duit. Cari kerja maka jadilah pekerja, cari duit maka jadilah pengusaha,” inilah moral of the story yang direkam Pak De.

Singkat kata, pada tahun 2006, Pak De mulai merintis usahanya. Dia memilih jualan lontong sayur dan nasi lemak. Pak De menempati rumah di kawasan Batam Center, untuk menjalankan usahanya yang dia sewa patungan bersama rekan-rekannya yang juga jualan mie ayam, bakso, serta nasi goreng. Pak De jualan pagi, sedang rekannya jualan mulai pukul 16.00.

Roda pun berputar dari usahanya ini, hidup Pak De berubah. Diapun mulai meluaskan usahanya di sebuah kawasan Industri yang berada di Baam Center. Tak hanya itu, dia juga mulai kuliah S1. ”Saya ambil pendidikan Agama Islam,” jelasnya.

Saya heran, mengapa kuliah lagi? ”Supaya berilmu. Uang tak dibawa mati, ilmu bisa jadi bekal di hari nanti,” jawabnya.

Pak De memang beda. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan cukup tinggi. Otaknya tak pernah mati karena suka baca dan kritis. Dia kerap kali mengajak atau melayani pelanggannya, termasuk saya, berdiskusi. Argumennya top. Tak kalah dengan para pengamat di acara Jakarta Lawyes Club. Meski ini masih kelas kaki lima.

Dan yang penting, Pak De selalu mencari sisi baik orang. Dia open mind juga humoris. Kadang saya lihat dia mematahkan argumen ”lawan” dengan cara-cara mengocok perut, sehingga diskusi jadi sejuk dan hidup. Tak ada yang tersakiti. Kalaui sudah begini saya jadi teringat almarhum Gus Dur.

Jelang awal Ramadan lalu saya sempat mengunjungi warung Pak De untuk mencicipi lontong sayurnya. Saya namakan ini ”lontong sayur yang terakhir” sebelum libur Ramadan. Saya lihat

Pak De bersiap pulang kampung, ”Sekalian mau wisuda,” katanya. Lalu kemanakah rencana setelah wisuda? ”Ya tetep jualan. Lha wong (biaya) kuliahnya dari sini kok,” jelas sang entrepreneur rendah hati ini, dengan senyum khasnya.

Demikianlah kisah Pak De. Semoga kisah ini mencerahkan. Semoga kisah ini bisa memotivasi, tapi tidak menggurui. dan sekali lagi, silakan menyimpulkan sendiri moral of story-nya.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Twit Si Malas Mikir

Simpang apa yg paling terkenal di Indonesia? | Simpang 5 | salah | Simpang jam | salah | yg bener SIMPANG SIUR *sambilNgemutPensil*

Orang kita, apapun stratanya, selalu saja lebih percaya rumor dari fakta. Makanya mudah diadu. Apalagi bila nyangkut dirinya, langsng dtelan

Mengapa suka rumor? Karena malas verifikasi. Mengapa malas verifikasi? Karena malas berpikir. Kenapa malas mikir? Karena rempong/pragmatis

Maka, jatuhlah ia pada asumsi2 sinting tentang teori konspirasi, ala agen spionase. "Oh jangan jangan dia anu anu."

#saudaraku d #ramadan ini, yuk belajar berpikir jernih, selalu verifikasi. Kasihan kan, bila orang lain yg tak tahu apa2 kita tuduh macam2

Ciri orang malas mikir itu, dapat dilihat saat bertanya... Biasanya kalimatnya berupa asumsi atau tuduhan, namun dg nada bertanya

Wajarlah bila orang barat bilang, kecerdasan itu tampak bukan dari jawaban tp dari pertanyaan

@hotradero bila punya rencana setahun tanamlah jagung, punya rencana 10 tahun tanamlah pohon, punya rencana sepanjang hayat tanam pendidikan

Di rumah mati lampu... Jangan2 ini akibat konspirasi Yahudi yg ingin jualan genset atau lampu safety XD

Hoi PLN, ngapa kok mati lampu?! Apa karena kalian mau jualan genset ya?! XD

Well, itulah dua contoh pertanyaan yg saya sebut di awal TL akibat malas mikir... Unsmart question!

Pertanyaan cerdas "@PutraJayaHusin lama perjalanan 35 Jam, d Private Jet Rental Chapman Freeborn, UK hnya 25 jam. Kmana Nazar slama 10 jam?"

malas mikir RT @aurakasih87: Definition of stupid : Knowing the truth, Seeing the truth, But still believing the lies!

Jumat, 12 Agustus 2011

Twit Omar Muhtar

Selamat sore #saudaraku, jangan lupa selain Omar bin khattab, ada lagi serang Muslim yg berjuluk singa padang pasir. Dialah Omar muhtar...

Omar muhtar berperang melawan penjajah libya, italia yg saat itu dibawah kekuasaan diktator musollini, tahun 1920an

Umar muhtar pernah dirayu italia dg harta asal tinggal d Baghazi, bahkn Roma siap jadikannya orang nomor satu se Italia. Tp umar tolak

Akhirnya September 1927 perang meletus dpimpin panglima besar Umar Mukhtar. Italia derita kerugian. Perang ini terjadi di Jabar Al-Akhdar

Umar muhtar terus bergerilya. Hingga akhinya dia dikepung di lembah Jabal-Al-Akhdhar. Pasukannya hanya 40 org vs tentara itali yg banyak

Kudanya umar tewas tertembak, umar tertindih kemudian ditangkap dan dipenjara. Usia umar saat pertempuran itu sudah lanjut

Pada waktu itu pasukan Italia d bawah Komandan David Joaxi. pada 16 Sept 1931 pkl 9 pagi umar muhtar digantung disaksikan 2000an pengikutnya

Umar Mukhtar brjalan mnuju tiang Gantungan, mngucap kalimat Syahadat dengan keras dan melafalkan surat Al-Fajr: ayat 27-28. Hingga ajal tiba

Kehebatan strategi perang Umar Mukhtar tidak hanya di akui muslimin saja, juga musuh2nya. shg Umar Mukhtar digelar "Singa padang pasir"

Demikian #saudaraku kisah umar muhtar. Semoga jadi teladan bagi kita... Gimana persiapan bukannya? Mantap kan? Semangat

Twit Cinta

Selamat sahur #saudaraku... Selamat menuai berkah. puasa bak sebuah peralanan... Jangan terpaku pada pengalaman baru saja, temukan esensinya

#saudaraku, Puasa jua ejawantah rasa cinta yg mnembus batas ruang & waktu, melibas batas2 kedudukan sosial, merobohkan tembok2 pemisah dunia

Filsuf martin buber berkata, cinta itu ada bersama "aku-engkau-nya". Dalam kebersamaan cinta itu saling berbagi take & give dg pasangannya

#saudaraku, Jika tak ada cinta, hubungan "aku-engkau" pun sirna. Cinta membuat kita merasa kehilangan saat ada keterpisahan jarak atau rasa:

Namun percayalah #saudaraku, sang cintapun akan mencari belahan jiwanya... Inilah cinta...

Kita mengenal cinta, melukisnya, menyanyikannya... Tapi umumnya cinta birahi. Namun ada cinta tertinggi, cinta pada kasih ilahi...

Untuk ALLAH ku ihlaskan jiwa & raga ku korbankan. Harta dan benda ku relakan demi mendapat kasih Tuhan: cinta tertinggi

Twit tentang ramadan

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menerima Maaf, maka Maafkanlah saya..."

Saya mengajak yuk kita optimalkan puasa #Ramadhan kali ini dgn belajar arti TIDAK MEMILIKI agar tumbuh keikhlasan.

#saudaraku puasa itu ibadah rahasia... Bersandar pada ihlas, sedangkan ikhlas disebut sebagai rahasianya rahasia.

#ramadan where no one hear its but the sky

#ramadan came to my world with love

#ramadan hold me warm

#ramadan, where I begin... Where I start... Fill my heart and soul with all special thing...

#ramadan, its hurt to know another ours gone by...

#ramadan when my tears run dry

#ramadan, and every minute is worth

#saudaraku Yuk syukuri nikmat yg diberi Allah untuk kita, sebelum semua hilang...

Selamat subuh #saudaraku... yuk nikmati udara pagi, merayakan bersama bunga2 dan daun nan asyik bermandi embun

Di ujung daun adenium ini, sang embun akan luruh... Ya Rabb, itulah hamba, hadir mewarna suasana, setelah itu luruh ke hadap Mu...

Dari sini hamba belajar kefanaan, belajar tidak memiliki, belajar ihlas... *terdengar alunan caravansary, kitaro*

Here between me and this boulevard, lies love that never end...

I'am not a man, with too many face's, the mask I wears is one...

We doesn't play Ramadan for respect... All we dedicated to Allah, king of mankind

brothers... What we do in life, will echo in eternity... Ihlaskan...

Akan selalu ada hati yg membuka untuk pesan2 nan indah #saudaraku @dedhi_suharto ... Teruslah membimbing ke jalan cahaya

#saudaraku, semoga setiap tulisan menjadi tindakan, dan diskusi menjadi solusi... Salam, semangat terus ya...

Twit Memburu Gelar

Orang yg gak jelas jasanya malah diberi award... Orang yg jelas jasanya, malah dapat punihsment... Entah sampai kapan

Ya sudah ambil positifnya saja, ketidak beresan ini membuat otak kita jadi aktif berpikir, aktif karena terus kritis dan bertanya

Etapi ingat gak, ama american hawai university? Ayo... Masak udah lupa?

Dulu universitas ini sering obral gelar ama orang2. Mau gelar apa? DR, Ir, MBA, dll... Gampang, asal mampu beli, maka gelar pun nempel

Tentu saja ada acara wisuda2an di hotel... Yg mewisuda bule... Ingat tak?

Dulu agennya tersebar di pelbagai provinsi, termasuk batam. Tak heran saat itu di batam banyak orang dg gelar hebat2

Entah kapan kuliahnya, jadi dosen di mana, e tiba2 udah nyandang gelar profesor... ilmunya pun aneh2 ada profesor ahli petir segala

Ada juga orang sakig ngebetnya, beli gelar ampe 5, lalu ditempel di namanya. Dulu yg sering make adalah pak NH,

Pas wawancara ama wartawan dia bilang gini "e gelar saya jangan salah masang ya, Prof DR Ir NH M Eng." M Eng entu maitim engineering

Maklumlah, saat itu di batam lagi banyak pedagangan pasir untuk reklamasi sentosa, singapura. Jadi doi rajin komen plus pamer gelar

Tak hanya orang batam yg make gelar aspal ini, di jakarta, juga banyak. Di antaranya anwar fuadi, rama aipama, cici paramida dan rhoma irama

Khusus kalangan artis, ada embel2 honoris causa... Ampyuunn

Gelar... Gelar... Award... award

Twit Menuntut Tuhan

Kadang kita menuntut agar Tuhan maha adil, sementara kita sendiri maha dzalim #renunganSubuh

Kadang kita menuntut agar Tuhan maha pemurah, sementara kita sendiri maha pelit. #renunganSubuh

Kadang kita menuntut agar Tuhan maha pengasih dan penyayang, sementara kita sendiri maha pembenci dan penindas. #renunganSubuh

For God sake...! Look inside, is it look good?

Kadang kita menuntut agar Tuhan baik sama kita saja, sementara kita jahat sama orang... #renunganSubuh

Ada yg bilang Tuhan menciptakan kita sesuai dg citranya. Pertnyaannya, apakah iya kita sudah sesuai dg citra Tuhan? #renunganSubuh

Yg selalu kita tiru citra Tuhan yg selalu mengagungkan diriNya. Meski Dia sudah jelas melarang: hanya Aku yg pantas sombong #renunganSubuh

Sedangkan citra Tuhan lainnya, seperti maha pengasih dan maha penyayang sering kita tinggalkan. #renunganSubuh

Make up your mind.. Own your step.. Is it some thing wrong? Look what we have done to us, to kind of us? Is it God we keep? #renunganSubuh

Tuhan Tuhan Tuhan dituntut, Tuhan Tuhan Tuhan, kononnya dbela.. Mengatas namakan ke-karun-an, mengatas namakan ke-firaun-an #renunganSubuh

Sudahlah, berhentilah menuntut Tuhan. Satu2nya yg pantas kita tuntut saat ini hanyalah THR...

Rabu, 10 Agustus 2011

Emas yang Mulia

Ada yang mengejutkan yang terjadi di bulan Ramadan kali ini. Harga emas menyentuh Rp500 ribu per gram. Pengamat pasar mengatakan, kemungkinan besar harga emas masih akan terus meningkat.

Emas juga disebut logam mulia. Disebut ”mulia” karena tak hanya jadi simbol kejayaan, juga karena tidak berkarat (baca: tahan lama). Inilah yang mendongkrak nilainya, sehingga emas sering melapis senjata atau dibuat sebagai benda-benda para raja.

Setiap wilayah di dunia ini, memiliki sejarah tersendiri dengan emas. Karena emaslah, peradaban Aztec (Indian Mexico) hancur dibantai penjelajah Spanyol, Hernand Cortez. Karena emaslah Sumatera dikenal sebagai Swarnadwipa, atau pulau emas. Artinya, nusantara ini lebih dulu dikenalkan oleh kandungan emasnya, dari pada rempah-rempahnya.

Sejarah menyebut, kebiasaan memuliakan logam ini tak lepas dari penetrasi kebudayaan Hindu di nusantara pada abad sebelum masehi. Bermula dari kebutuhan kerajaan-kerajaan Hindu di India, akan emas yang sangat besar. Mereka percaya, emas merupakan lambang penciptaan dan kekuasaan para penguasa untuk menjaga kesetiaan bawahannya.

Karena itulah, emas menjadi komoditas sangat penting di kerajaan-kerajaan India.
Emas sangat dicari, sehingga persediaan tambang emas India habis. Hal ini juga ditulis dalam prasasti, yang menyebut persediaan tambang emas tinggal 12 yang aktif. Sehingga membuat kerajaan-kerajaan India harus impor emas dari tambang-tambang di Asia tengah.

Rencana ini tak mudah. Deretan gunung Himalaya, menjadi dinding pemisah yang tak bisa ditembus. Namun, pedagang India saat itu tak kehabisan akal. Mereka membikin jalur alternatif, satu-satunya cara harus lewat Bactria, celah Khaibar, baru kemudian lewat Punjab.

Lagi-lagi jalur dagang tersebut tak aman akibat perang suku, setelah Kekaisaran Khusan menginvasi jalan sutera bagian utara. Akibatnya sering terjadi peperanagn di jalur tersebut. belum lagi gangguan parampok. Semua ini membuat pasokan emas ke India terganggu. Sementara kebutuhan terus meningkat.

Kembali lagi, kerajaan-kerajaan India bagian tengah dan utara dipaksa mencari emas dari sumber lain. Kali ini mereka melirik emperium Romawi, melalui jalur laut.
Secara kebetulan, saat itu Romawi membangun jalur dagang maritim ke timur, setelah mereka penaklukan Mesir pada 30 SM yang kemudian membuka terusan Suez. Ini jugalah yang menandakan awal berdirinya kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Dari jalur inilah, kemudian pedagang-pedagang India membangun kontak-kontak dagang melalui orang-orang Mesir dan Parthian atau disebut Persia. Kebetulan saat itu orang romawi menjadi konsumen besar rempah-rempah dan sutera China yang mereka bayar dengan emas. Maka terjadilah hubungan dagang pertama antara Asia dan Eropa ini.

Sama seperti konglomerat-konglomerat zaman ini, bisnisman asal Greco Roman itu (Romawi Timur, termasuk Arab) sangat aktif. Mereka bahkan bermukim di kerajaan-kerajaan yang berada dipesisir India. Peristiwa ini banyak ditulis dalam teks-teks Greco Roman abad ke 1 M. Di sana disebut, mereka banyak membangun rumah-rumah mewah dengan gaya hidup yang menterang.

Sementara itu, ekspor emas dari Eropa ke India kian besar, sehingga membuat kaisar romawi saat itu, Vespasianus Augustus gusar. Untuk menjaga cadangan emas Eropa, maka pada tahun 70 M, Vespasianus resmi melarang perdagangan emas ini.

Sebagaimana ditulis Pliny, sejarawan Romawi dalam surat pada sahabatnya. Dia mengeluh, India telah mengambil emas Roma senilai 50 sesterces atau sekitar 3.925 jiligram pertahun.

Meski demikian, aturan tersebut tak membuat perdagangan ini kendor. Karena bagaimanapun Romawi masih membutuhkan rempah-rempah dan sutera China dalam jumlah besar, begitu juga India yang juga butuh emas yang tak kalah besarnya.

Namun, tentu saja, skala transaksi perdagangan ini tak lagi besar-besaran dan seterang-terangan saat masih dilegalkan. Hingga tahun 250 M, perdagangan ini berhenti total, seiring keruntuhan Romawi dan tak amannya jalur dagang.

Inilah yang memaksa kerajaan-kerajaan India memenuhi kebutuhan emas ini dengan mencarinya ke Asia Tenggara. Khususnya Birma, dan tentu saja nusantara yang terkenal kaya. Dari sinilah Sumatera dikenal.

Orang-orang India ini kemudian menyebutnya ”Suwarnabhumi” (tanah emas) atau Swarnadwipa (pulau) emas. Karena di pulau inilah emas semula ditambang. Lokasinya di sekitar bukit Barisan dan Jambi. Kemudian orang-orang di sini mereka sebut ”Malaya” yang berasal artinya gunung. Mengingat wilayahnya yang bergunung-ganang.

Sejak saat itu, ketergantungan India ke Nusantara sangat tinggi. Hubungan dagang pun bermula, hingga bermunculan mandala-mandala dan kerajaan-kerajaan.

Tak heran bila kerajaan maritim terkuat di Nusantara, Sriwijaya, bermula dari Sumatera, sebagaimana tertulis pada toponim-toponim (asal usul/sejarah penamaan suatu daerah/wilayah) dan jataka-jataka (kumpulan cerita tentang kehidupan-kehidupan sang Budha) dalam bahasa Sanskrit.

Daya tarik emas ini jualah, yang membuat pangeran India mengembara ke timur (nusantara) mencari kekayaan. Di antara mereka termasuk Ajisaka yang kemudian menemukan tanah Jawa.

Kamis, 04 Agustus 2011

Nafsu Besar Wisata Kepri

Kepulauan Riau terdiri dari dua kota, dan lima kabupaten dan terdiri dari 2.408 pulau besar dan kecil. Luas wilayahnya mencapai 252.601 km², sekitar 95 persen lautan dan hanya sekitar 5 persennya daratan. Dengan demikian, wajar bila Kepri tak hanya memiliki sumber daya alam yang tinggi, juga potensi wisata yang bagus.


Berdasarkan catatan pariwisata Kepri menyumbang devisa nomor 4 di dunia dan nomor 3 di Indonesia, setelah migas dan kelapa sawit.

Dari sisi geografis, letak Kepri paling strategis dibanding provinsi lain, karena berbatasan langsung dengan negara-negara di Asia. Sehingga wajar bila Presiden SBY menyebut, Kepri sebagai pintu gerbang (showcase) Indonesia kepada dunia.

Kepri juga memiliki semu potensi alam, sejarah, budaya, bahari, serta dunia bawah laut. Karena itulah, wisata laut Kepri mampu menyedot jumlah wisatawan asing nomor 3 di Indonesia, setelah Bali dan Jakarta.

Namun sayang, semua potensi ini kadang kurang disadari dan tak tergarap secara maksimal. Dukungan pemerintah setempat beserta jajaran SKPD pada sektor pariwisata juga sangat kurang. Padahal di negara-negara maju, sektor pariwisata dijadikan andalan sumber devisa negara terbesar, karena tidak mengeksploitasi sumber daya alam.

Karena itu, mereka gencar mengelola, mengemas dan memasarkan objek wisatanya kepada para wisataan. Di saat wisatawan tertarik mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut, saat itu juga devisa negara mulai mengalir.

Kita kadang melihat orang beramai-ramai ke Macau hanya untuk terbengong-bengong menyaksikan puing kebakaran gereja st Paul, sementara di Kepri banyak peninggalan sejarah agung yang saat ini masih terpelihara. Masjid Penyengat misalnya atau situs-situs kerajaan Riau Lingga lainnya.

Bila India bisa menjual romantisme Taj Mahal yang dibangun sebagai tanda cinta Shah Jehan pada mendiang istri, Mumtaz Mahal, kenapa kita tak bisa menjual romantisme pulau penyengat yang diberikan sebagai mas kawin dari Sultan Mahmud Shah III untuk Engku Puteri. Ironis dan menyedihkan.

Begitu juga saat ke Hongkong, pemandu wisata dengan bangganya membawa wisatawan ke Repulse Bay, hanya untuk menyaksikan orang-orang berjemur di pantai buatan. Namun setelah dilihat, ternyata tak mirip pantai sama sekali. Ini hanyalah laut ditumbun dengan pasir bangunan yang kasar. Ini apa-apaan?

Tentulah kalah bila dibandingkan dengan wisata pantai yang dimiliki Natuna yang alami dengan pasir putih, lembut dan berkilau. Bahkan beberapa di antaranya memiliki laut yang jernih dengan habitatnya nan indah. Bagus untuk snorkling dan pecinta wisata bawah air.

Yang lebih mengherankan lagi, melihat tingkah laku wisatawan yang merogoh kocek dalam-dalam ikut tur wisata ke Poerto Rico untuk menyaksikan obyek wisata andalan daerah tersebut. Mau tahu apa itu? Ternyata, yang menjadi obyek wisata utama di daerah itu adalah pohon pisang!

Bila hanya ingin melihat pohon pisang, daerah di Kepri ini kurang apa? Namun sedihnya, kita punya banyak tempat indah tapi kalah oleh pohon pisang di Poerto Rico, atau pantai buatan di Hongkong. Ini semua karena mereka mampu dan gencar mengemas wisata dengan sangat bagus.

Begitupula soal kuliner. Orang seolah terkesan saat menyantap balut di Filipina, yang berupa telur bebek atau ayam berisi embrio hampir sempurna, lalu direbus dan dimakan. Juga kadang, banayk kita dengar wisatawan membicarakan nasi beryani, sepulangnya dari Singapura.

Padahal, soal kuliner, rasanya tak ada yang mempu mengalahkan kelezakan masakan daerah-daerah di Kepri. Kaya rempah dan diolah dari bahan-bahan yang segar. Soal seafood, tak usah ditanya lagi.

Di sini tumbuh rumah-rumah makan yang menyajikan masakan Melayu, Jawa, Aceh, Jawa Barat, Padang, Makassar. Dan tentu saja Chinesse food dan western food juga banyak.

Seperti penduduknya yang multi etnis, resep masakan di Kepri juga kaya dan beragam, namun tetap mempertahankan cita rasa daerah masing-masing, sehingga memiliki karakteristik tersendiri. Misalnya cita rasa masakan Aceh, yang terletak pada aneka bumbu dan rempahnya dengan dominan pengaruh India dan Timur Tengah.

Semua lengkap semua indah tapi entah mengapa kepala kepala daerah di Kepri ini, begitu gagap dan tak piawai mengemas dan menjual kekayaan alam dan budaya yang begitu banyak dan agung ini.

Hal ini diperburuk juga tata kota yang tak berestetika, jauh dari cita rasa pariwisata. Infrastruktur yang rusak, penunjuk jalan banyak hilang, papan billboard tak terawat berserak bersepak di lokasi-lokasi strategis. Bahkan hingga kini, billboard lomba triathlon yang digelar tahun 2009 masih saja terpajang di lokasi jalan utama.

Belum lagi kondisi bangunan yang tak berkarakter, jalanan kotor, halte berkarat, dinding terowongan penuh coret karut, taman kota yang tak jelas lagi antara bunga dan belukar, pedestrian kotor oleh sampah, itupun kadang masih dikapling pedagang kaki lima dan gelandangan. Belun cukup? Kadang masih diperparah fasilitas transportasi yang tak memberikan rasa aman.

Dari semua ini, wajarlah bila ada pendapat, bahwa kota baru rapi hanya saat ada kunjungan presiden saja. Setelah itu diabaikan.

Semrawut, semrawut, kota seolah tak terurus. Bila anda jadi wisatawan, maukah Anda mengunjungi tempat seperti ini? Kepri adalah pintu gerbang, jadi wisatawan akan mudah melihat dengan kasat mata, bila lingkungan di provinsi ini tak dipelihara dengan baik.

Twit Meraih Ilmu


"Ilmu pengetahuan ini pahit pada awalnya, tapi manis melebihi madu pada akhirnya..."

Kalimat tersebut tertulis dalam sebuah piring keramik, hadiah dari khurasan Iran tahun 1100 yg kini tersimpan di musium Louvre prancis (lihat gambar)

#saudaraku hadiah itu dibuat pada masa keemasan peradaban Islam, memimpin dlm segi iptek, ekonomi dan tata pemerintahan

Sedangkan saat itu eropa masih dlm masa kegelapan, masa dimana gagap teknologi dan disibukkan dalam urusan supranatural

Barulah setelah 300 th kemudian, eropa masuk pada masa pencerahan, yg juga atas sumbang pemikiran ibnu rushd (aveross) dari andalusia

Ibnu rushd lah yg mengenalkan kembali pemikiran2 pemikir Yunani kuno pada eropa, seperti socrates dll, dg menerjemahkan manuskripnya

#saudaraku, tulisan di Piring tadi melecut kita agar jangan malas untuk mendapatkan ilmu baru... Ianya memang berat, pahit dan capek

Namun semua kan membuat kita berkembang dan memiliki keahlian baru. Bukankah ini yg disebut madu?

Karena yg dimaksud berkembang itu adalah ketika kita tahu akan hal yg semula kita tak paham. jadi, semangatlah hadapi tantangan! Tabrak saja

Tahukah #saudaraku bahwa umat Islam terdahulu adalah traveler tangguh? Jauh sebelum Vasco da Gama menemukan smenanjung harapan

Jauh sebelum colombus menemukan benua Amerika, musafir Islam telah menyebrangi 3 samudra hingga Indonesia, jauh hingga ke China

Mereka juga menembus gurun Gobi, sembari terus belajar hal2 baru di luar sana. Marilah Semangat itu kita teladani #saudaraku

Jadi, "janganlah menelantarkan harapan. Jalan masih panjang." Kalimat ini juga saya ambil dari tulisan di piring metal

Sama dg piring sebelumnya, ditulis dg huruf arab kufi, dan tersimpan di museum Louvre prancis... Musium yg juga menyimpan lukisan monalisa

Demikian #saudaraku kicau pagi tentang tulisan di piring antik masa keemasan Islam, yg kini tersimpan di Islamic gallery museum Louvre

Selasa, 02 Agustus 2011

Twit Perang Wina


sebagaimana janji saat sahur tadi, saya nan kurang ilmu ini kan meneroka kisah expansi khilafah islam terakhir ke Eropa barat, tahun 1683


1.Sekitar 150 ribu pasukan turki usmaniyah (ottoman) mengapung wina, ibu kota austria. Pengepungannya dimulai 14 Juli 1683.

2.pasukan ottoman dipimpin Kara Mustafa Pasha, yg lukisannya saat ini dipajang di museum kota Wina. Namun dg tulisan, "seorang penjahat"

3.lukisan inilah yg kini sering dikunjung turis turki. mereka mengenang, menangis, bahkan mendoakan saat melihat lukisan jendral besar itu

4.saat pengepungan itu, aliansi tentara ottoman berkemah di punggung bukit yg kini jadi tempat wisata, bernama kahlenberg (bukit telanjang)

5.bukit ini dipilih, karena dari sini bisa melihat wina dg telanjang. Makanya disebut demikian: bukit telanjang.

6.pasukan wina saat itu sudah keteter, mereka berlindung dibenteng yg kokoh & sukar ditembus. Kara punya strategi, menggali terowongan

7.namun strategi ini tercium oleh banyaknya mata2 yg disebar wina. Mereka mahir berbahasa turki. ada yg tertangkap, lalu dibunuh

8.Namun ada versi lain, suara "duk duk" penggalian terowongan tsb didengar tukang roti saat mereka bekerja pada tengah malam.

9.singkat kata, wina kritis. Pengepungan ini mengancam kelaparan. Dari dlm benteng, tampak beberapa panah api dibidik ke langit. SOS

10.SOS itu, ternyata tanda meminta bantuan pada Polandia dan German, dua negara yg memiliki pertalian darah dg austria. & mereka datang

11.sekadar diketahui, dulu Austria menjadi pusat imperium hofburg atau Habsburgh di eropa yg mencakup Germania, Hungaria, Rumania, cekoslovakia dan bbrp negara balkan

12.akhirnya 12 sept 1683, pasukan polandia & germania tiba dibalik bukit kahlenberg. Kini berbalik, pasukan ottoman (Kara) yg terkepung.

13.Kara mustafa akhirnya memutuskan menyerang. Namun kalah. Sbenarnya, polandia dan turki adalah musuh bebuyutan.

14. turki ottoman memang sangat massive melebarkan sayapnya hingga ke eropa tengah, usai mruntuhkan byzantium. Polandia pernah dikalahkan .

15.di perang ini kini Jan Sobieski, Raja Polandia membalas. Unsur agama juga sangat kental di sini. Yg kalah diusir atau dipaksa murtad

16.sejarawan Polandia, Henryk Sienkiewicz, menyebut dlm perang ini, Bom & bola api dilempar; tembok & batu bata runtuh berjatuhan di kepala

17.asap mesiu bercampur debu, panas ledakan bercampur panas matahari. teriakan2 tentara Turki dan wina bercampur menggema spanjang lembah

18.pasukan polandia yg terkenal adalah Hussar Bersayap, pasukan berkuda dimana penunggangnya mengenakan sayap mirip elang. Pasukan ini ibarat tank zaman modern

19.setelah wina terbebas, rakyat di negeri ini merayakan dg membuat roti berbentuk bulan sabit. Sebagai lambang bendera Turki. lalu dimakan

20.roti ini akhirnya termasyhur ke seluruh dunia, setelah Maria antoinette, putri Maria Teresia ratu austria, menikah dg Louis 16, prancis

21.marie antoinette, sering menghidangkan roti bulan sabit khas negaranya, saat menggelar jamuan mewah. roti itu kemudian disebut Croissant

22.Croissant artinya bulan sabit dlm bahasa prancis. roti ini termasyhur, sebagai lambang kekalahan ottoman di Wina.

23.ada yg bilang memakan Croissant = memakan (mengalahkan) turki ottoman. setelah perang itu, ottoman tak adidaya lg, 200 th kemudian bubar

24. demikian dulu #saudaraku yg bisa sy bagi di pagi ke2 #Ramadan ini semoga ada hikmah. tetap semangat ya.... salam takzim, tabik

H I D A Y A H


Film yang baik adalah yang tidak mencekoki penontonnya dengan pesan moral. Film yang baik hanya akan berkisah, biarkanlah nanti penonton yang menyimpulkan apa pesan moral yang dia dapat.

Dengan demikian, hal ini akan membuat pikiran penonton berkembang, dan tak dikekang dengan pesan moral versi sang pembuat naskah.

Inilah yang menjadi dasar penulisan kolom saya kali ini. Beda dengan kolom sebelumnya, di mana saya selalu memaksakan sebuah ide yang kadang agak fundamentalis: Ini benar, itu salah.

Termasuk kali ini, saya akan bercerita tentang
Vienna Islamic Center, pusat kajian Islam dan tentu saja, masjid terbesar di Wina Austria. Hanya bercerita saja, tak lebih tak kurang.

Vienna Islamic Center ini terletak di tepian sungai Danube, sungai terkenal yang membelah Austria. Inilah sungai yang menyatukan Eropa. Danube melewati enam negara, berhulu di Jerman dan bermuara di Rumania. Sungai itu juga melewati empat ibu kota, yaitu Wina (ibu kota Austria), Bratislava (Slovakia), Budapest (Hungaria), Beograd (Serbia dan Montenegro).

Kembali lagi ke Vienna Islamic Center. letaknya yang berada di tepian sungai Danube, membuat masjid ini sangat terkenal. Sekaligus menyajikan pemandangan ekstrem. Khususnya, di musim panas, banyak warga Austria yang berjemur di tepian Danube.

Dengan pakaian minim, bahkan setengah telanjang, mereka terlentang lalu terkurep menantang matahari, menghitamkan kulitnya yang berbulan-bulan bersembunyi di balik mantel tebal penangkal hawa dingin.

Saat berjemur, ada yang bersama pasangannya bercumbu atau berpelukan bagai tak sadar banyak pasang mata yang melihat. Ada juga pria hidung belang yang ke sana-ke mari mencari mangsa di antara wanita-wanita yang berjemur tersebut.

Kerena letaknya dekat masjid, tak jarang suara azan lapat-lapat sampai ke telinga mereka. Sebaliknya, karena masjid ini dekat dengan lokasi tersebut, maka pemandangan ”menggoda iman” ini juga akan jelas tampak dari masjid yang dibangun tahun 1975 hingga 1979, dengan donasi kerajaan Saudi Arabia dan delapan negara Islam tersebut.

Saya pernah membaca buku 99 Cahaya di Langit Eropa, karya Hanum Salsabiela Rais yang mengisahkan tentang kegundahan Imam Hashim, imam masjid Vienna Islamic Center tersebut. ”Dulu kami sempat mau meindahkannya ke tempat yang lebih ‘pantas’,” jelas sang imam.

Namun lokasinya yang berada di sebelah ”tempat maksiat” itu, bemberikan berkah tersendiri. Apa itu? Ternyata banyak dari manusia-manusia yang mandi matahari, menjadi muallaf. Mereka tersentuh, lalu masiuk Islam. Masjid tersebut seperti mengirim hidayah pada mereka.

Mungkin saja mereka penasaran dengan suara azan yang sering mereka dengar saat berjemur. Mungkin saja ini tejadi, akrena manusia yang sedang rileks, sangat mudah tersentuh jiwanya.

Sehingga saat mendengar suara azan tadi, tanpa disadari mereka larut, hatinya tergetar, lalu penasaran, ”Suara apa sih ini? Oh ternyata dari masjid. Lalu apa sih masjid itu?” Dari beragam pertanyaan inilah yang mendorong mereka menemui imam Hashim lalu menyebut dua kalimah Syahadat.

Banyak cara dan jalan ketika hidayah itu muncul lalu meresap ke dalam jiwa warga Eropa yang notabene hidup di negara sekuler, di mana antara konsep agama dan negara terpisah.

Mungkin bagi Muslim, yang sudah ber-Islam karena warisan orang tua, tentu saja menyebut Islam adalah agama yang benar, tapi belum tentu bagi non Muslim. Maka itu, hanya sikap santun, damai dan kelembutan lah yang bisa menunjukkan pada mereka bahwa Islam itu indah.

Demikianlah. Hidayah itu datang tentu tak bisa dipaksa. karena tak mungkin memaksakan kenyakinan pada orang yang sudah punya keyakinan. Sebagaimana pendapat Wimar Witoelar, ”Kita tak mungkin mengubah pendapat orang yang sudah punya pendirian, tapi marilah kita berbagi sudut pandang kepada siapa saja dengan suasana yang sejuk.”

Benar, suasana sejuk. Karena darui sinilah pencerahan dan hidayah itu muncul. Suasana yang sejuk membuat orang berpikir siapa dirinya, mengapa dan untuk apakah dia hidup, lalu kemanakah tujuan hidup kini dan setelah mati nanti?

Beragam tanya ini membuatnya mencari sesuatu hal yang bisa membuatnya damai. Bisa pencarian mereka tertuju ke Islam, bila mereka yakini agama ini benar-benar rahmatan lil alamin dan meberi ketenangan hidup pada diri dan sesamanya. Seperti kisah para muallaf di Austria yang mendapatkan hidayah saat berjemur telanjang berjemur di tepian Sungai Danube.

Bukankah ini pulalah yang meresap pada Umar bin Khattab? Jiwanya guncang saat mendengar Alquran yang sejuk? Suasana rileks, damai dan sejuk ini jualah yang menjadi dasar metode ESQ, sehingga membuat pesertanya tenggelam dalam air mata pertobatan.

Suasana yang sejuk memang membuat hati gampang disentuh.