Sabtu, 20 Juli 2013

Jiwa yang Khusyu

Ali bin Abi Thalib pernah berdoa, "Wahai Tuhanku, anugerahkan padaku hati yang khusyu dan keyakinan yang tulus."

Kata khusyu berasal dari kata khasya'a yang artinya hati yang dipenuhi rasa takut, sebagaimana termaktub dalam QS Al-Ghasiyah:2, tentunya takut pada Allah, dan takut jika masa hidupnya tak sempat mengumpulkan bekal untuk hari akhir. Itulah mengapa orang yang khusyu akan bergetar ketika sedang salat atau saat mendengar nama Allah.

Rahmatan lil Alamin

Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai” (HR. Bukhari).

Islam sejatinya adalah rahmatan lil alamin, berkah pada seluruh alam. Seorang Muslim haruslah memancarkan kemuliaan akhlak Rasulullah kepada alam semesta ini. Tak hanya pada manusia saja dilarang berbuat aniaya, juga kepada alam dan juga binatang.

Kamis, 18 Juli 2013

Alquran dan Nama Rasulullah

Selain Muhammad, Rasulullah SAW memiliki beberapa nama-nama yang lain. Sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan Jubair bin Mut’im. “Daku adalah Muhammad, daku adalah Ahmad dan al-Mahi (penghapus) yang dengannya Allah SWT menghapuskan kekufuran. Daku adalah al-Hasyir (pengumpul) yang dengan jejakku Allah SWT mengumpulkan umat manusia. Daku adalah al-A’qib (penyudah) kerana tidak ada nabi lagi selepasku.”  (HR: Bukhari dan Muslim)

Meski memiliki banyak nama, namun dalam Alquran Nama Nabi Muhammad hanya disebut 4 kali saja, sedangkan Nabi Isa as disebut 25 kali. Ini menandakan Alquran diturunkan bukan semata-mata untuk memaparkan kisah Rasulullah, tapi sebagai panduan perjalanan hidup umat Islam.

Minggu, 14 Juli 2013

Zaman Pencitraan

Imam Ja'far Al Shadiq as meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, "Akan datang kepada manusia satu zaman ketika orang itu buruk secara batiniah, tapi secara lahiriah mereka tampakkan kebaikannya. Mereka mengharapkan dunia dan tak mengharapkan apa yang berasal dari Tuhan mereka. Agama mereka adalah riya yang tidak disertai rasa takut. Allah akan menimpakan kepada mereka siksa, yang sekiranya mereka berdoa dengan doa seperti orang yang akan tenggelam, Tuhan tak akan mengijabah doa mereka."

Mungkinkah yang dimaksud Rasulullah itu telah terjadi saat ini? Zaman pencitraan? Astagfirullah...

Makar Paling Besar

Makar tak hanya dilakukan pada manusia, namun juga pada Allah. Seperti apakah itu? "Dan orang-orang yang melakukan makar, bagi mereka azab yang pedih, dan makar mereka pasti tidak akan beruntung." (QS Fathir:10)

Quran menyebut orang yang melakukan riya dalam ibadahnya sebagai "makar" kepada Allah. Mereka menipu Allah, seakan-akan mereka beribadah pada-Nya, padahal mereka beribadah untuk manusia. Itulah makar yang paling besar. 

Sabtu, 13 Juli 2013

Obat Takabbur

Sifat syetan yang utama adalah takabbur (arogan atau sombong). Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah SAW petnah bersabda, "Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat takabbur, walau hanya sebesar biji sawi."

Setiap kita pasti memiliki kelebihan, namun bukan berarti kita lebih mulia dari orang lain. Sejatinya, orang yang takabbur itu punya penyakit yang ia sembunyikan. Obatilah segera dengan istigfar dan sikap rendah hati. 

Perwujudan Amal

Ada tiga bentuk perwujudan amal (tajassum al amal), 1. Amal kita akan membentuk jati diri, 2. Amal kita akan berwujud mahluk yang menyertai sejak alam kubur sampai hari kiamat, 3. Amal-amal kita berwujud dalam dampak atau akibat. 

Karena itulah, Allah SWT menyebut perbuatan dosa sebagai "menganiaya diri sendiri", seperti yang tertulis di surat Al-A'raf: 23. Kita terikat pada sunnatullah. Lemparkan salam maka sahabat akan datang. Lemparkan kezaliman, maka bersiaplah suatu saat anda akan dihancurkan.

Kita adalah...

Allah berfirman, kita akan melihat wujud kita yang hakiki pada saat nyawa di tenggorokan. "Maka kami singkapkan dari kamu tirai kamu, dan pandanganmu tiba-tiba menjadi sangat tajam. (QS Qaf: 22).

Wujud kita ditentukan amal-amal kita (tajassum al amal), tubuh kita hanyalah bungkus yang menutup diri kita sebenarnya. Bila kita saat ini seorang pemimpin, lalu terbiasa merampas hak bawahan, menindas, memperkaya diri di atas darah dan ketingatnya, maka wujud kita sebenarnya adalah binatang buas.

Adab Syetan

Saat syetan diusir dari syurga ia bekata, "Ya Tuhanku, oleh seban Engkau sesatkan aku, pasti aku akan menghias keburukan di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan manusia selamanya. (QS Aal Hijr:39).

Salah satu adab dalam Islam (adab Alquran) yang diikuti orang-orang saleh, nabi dan rasul, sepanjang zaman adalah, menisbahkan kebaikan kepada Allah dan keburukan pada diri sendiri. Hal inilah yang membedakan dengan syetan. Ia menisbahkan kesesatan dirinya kepada Allah.

Berdagang dengan Allah

Dalam Surat Al Shaff:10 Allah berfirman, "Maukah Aku tunjukkan kepada kalian perdagangan yang melepaskan kalian dari azab yang pedih. Itulah beriman kepada Allah dan Rasul, serta berjihad dengan harta dan jiwa kamu."

Agama bukannya alat untuk mencapai tujuan rendah, seperti harga diri, status sosial dan kekayaan. Agama adalah komitmen pada kebenaran. Orang saleh menjalankan agama sebagai bukti komitmennya memenuhi kontrak Ilahi. Ia berdagang dengan Allah. 

Jihad yang Utama

Di zaman Rasulullah di kalangan sahabat sempat terkenal dua gelar jihad: Jihad Ummu Qais (bertempur untuk merebut perempuan) dan Mujahid Himar (berperang hanya untuk memperoleh keledai). Keduanya berperang bukan karena Allah.

Sebelum berjihad, pertimbangkanlah 1) skala prioritas, 2) ikhtisan, 3) harus disertai jihad melawan hawa nafsu. Dari Abu Dzar ia bertanya, "Ya Rasulullah jihad apa yang paling utama?" Rasulullah menjawab, "Jihad yang paling utama adalah engkau perangi nafsu dan keinginanmu."

Jihad dengan Prioritas

Seorang lelaki menemui Rasulullah, seraya meminta izin untuk ikut berperang. Nabi bertanya, apakah dia masih punya ibu? Dan dijawab, masih. Rasulullah pun menasihatinya, "Berkhidmatlah kamu kepadanya, karena surga ada di bawah kedua kakinya."

Nabi SAW tak melarang orang berrjihad dalam arti berperang, namun Rasulullah memberikan contoh pada kita akan prioritas. Jihad adalah soal prioritas. Alquran dan sunnah memerintahkan mendahulukan jihad memenuhi hak keluarga sebelum yang lain.

Meninggalkan Perbedaan

Rasulullah bersabda, "Yang paling baik di antara kamu ialah yang paling bermanfaat bagi sesamanya." Berbeda dengan hadis Nabi yang lain, kali ini para ulama sepakat: orang seperti itulah yang paling utama, apapun mazhabnya. 

Janganlah kita melihat saudara-saudara kita dari mazhab yang mereka anut, marilah kita ukur mereka dari akhlak dan amalnya, dan kontribusinya bagi kaum Muslimin dan seluruh manusia.

Mendekati Allah

Alquran tak hanya menyuruh kita untuk berjalan, tetapi ia bahkan memerintahkan kita berlari kepadaNya. Hidup terlalu singkat untuk diisi dengan pergi menuju Tuhan dengan cara berjalan. Kita harus berlari sebelum waktu kita di dunia habis dan berakhir.

"Oleh karena itu, bersegeralah berlari kembali menuju Allah." (QS Al Dzariyat:50). "Barang siapa yang mendekati Allah sesiku, Dia akan mendekatinya sehasta. barang siapa yang mendekati Allah sambil berjalan, Allah akan menyambutnya sambil berlari." (HR Ahmad dan Al-Thabrani)

Jumat, 12 Juli 2013

Doa Seorang Kekasih

Ketika Nabi Ayyub yang terkenal kesabarannya itu ditimpa penderitaan karena penyakit yang tak kunjung sembuh, dia berdoa dengan sangat beradab. "Tuhanku, sungguh kesengsaraan telah menimpaku saat ini. Sementara Engkau Maha Pengasih dari segala yang mengasihi. 

Doa yang baik adalah yang memiliki adab. Adab dalam doa adalah tak menggunakan kalimat perintah. Karena doa adalah salah satu bentuk percakapan antara seorang hamba kepada Tuhan, antara seorang kekasih dan yang dikasihinya. 

Menuju Allah

Dalam surat Al Fatihah Alalh berfirman, "Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu)  jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS: Al Fatihah 6-7).

Ayat ini menyimpulkan makna dari seluruh kehidupan kita. Hidup adalah rangkaian perjalanan yang harus dilewati. Perjalanan pertama telah kita tempuh, yaitu perjalanan dari Allah. Selanjutnya, saat ini, adalah perjalanan menuju Allah, yang harus dimulai dengan proses penyucian. 

Cinta yang Tulus

Berkata seseorang pada Nabi, "Ya Rasulullah, aku mencintaimu." Nabi menjawab, "Kalau begitu, bersiaplah untuk miskin." Ia berkata lagi, "Aku juga mencintai Allah." Nabi menjawab, "Kalau begitu bersiaplah untuk mendapatkan ujian."

Manusia di zaman ini sangat sulit untuk mencintai dengan tulus, karena selalu ingin bebas, mandiri tak mau meleburkan dan melibatkan diri terlalu banyak. Akhirnya, mereka tak berhasil mencintai siapapun selain dirinya sendiri. Cinta yang tulus akan selalalu membutuhkan pengorbanan.

Sumber dari Cinta

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik Rasulullah berkata, "Tidak beriman kamu sebelum Allah dan Rasul-Nya lebih kamu cintai daripada siapapun selain mereka."

Sumber cinta pertama adalah Allah, kemudian siapa yang dicintai-Nya, termasuk rasul-Nya, dan mencintai apa yang dicintai oleh pencinta Allah. 

Jangan Berlebih-lebihan

Di antara orang-orang yang tidak dicintai Allah adalah orang-orang yang berlebihan. Dalam surat Al-A'raf:31 Allah berfirman, makan dan minumlah kamu, tapi jangan berlebih-lebihan karena Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan.

Jalaludin Rumi punya gambaran menarik akan ayat ini. Menurutnya, "Orang itu hanya taat pada satu perintah Tuhan, yaitu: Makan dan minumlah kamu. Tapi ia tidak menaati kalimat berikutnya. 

Penyakit Hati

Sufi ternama, Jalaluddin El Rumi pernah memberikan nasihatnya, "Dalam hidup ini, kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Ambillah kapak Haidar, potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali."

Pohon berduri dalam hati yang dimaksud Rumi adalah penyakit- penyakit hati dalam ruh kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. 

Kamis, 11 Juli 2013

Orang Mukmin dan Alquran

Dari Abu Musa r.a., Rasulullah SAW bersabda,”Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran seperti jeruk manis, baunya harum, rasa enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Alquran seperti kurma, tidak harum tetapi rasanya manis.  (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Nasa’i, Tirmidzi)

Alquran adalah kalam Ilahi, tak cukup hanya mengimaninya. Bacalah walau satu ayat. Dengan demikian akan muncul gairah dan semangat masyarakat untuk menjadikan Alquran sebagai pedoman, sehingga diri, keluarganya diarahkan untuk mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.

Orang Munafiq dan Alquran

Dari Abu Musa r.a., Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang munafiq yang membaca Alquran seperti bunga raihan, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Alquran  seperti buah pare, tidak berbau dan rasanya pahit.” (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Nasa’i, Tirmidzi)

Begitu indah Rasulullah mengambil perumpamaan. Alquran sejatinya diturunkan bukan hanya untuk dibaca, namun harus ditelaah dan terapkan. Siapa pun yang mengikuti dan mengamalkannya, maka akan memperoleh keselamatan dan kebahagian, baik di dunia maupun di akhirat.

Rabu, 10 Juli 2013

Antara Akhirat dan Dunia

Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, Tidaklah perbandingan dunia dengan akhirat melainkan seperti perumpamaan seseorang dari kalian memasukkan jari-jarinya ke dalam lautan, maka coba perhatikan apa yang masih tersisa pada (jari) nya”.

Ya, Allah... Alangkah kecil arti dunia. Maka sungguh merugi bila kita mati-matian mengejar kenikmatan dunia dengan mengorbankan kenikmatan akhirat yang lebih besar.

Tajamnya Lidah

Imam Al-Ghazali bertanya pada murid-muridnya. "Apakah yang paling tajam di dunia ini?" Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang." Benar, kata Imam Al-Ghazali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". 

Rasulullah bersabda, “Inginkah kuberitahukan kepadamu penegak dari semua amalan itu?” Muadz menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya seraya bersabda, “Tahanlah ini.” (HR At-Tirmizi) 

Meninggalkan Salat

Apa yang paling ringan di dunia ini? Ada yang menjawab kapas, angin, debu dan daun-daunan. Namun menurut Imam Al-Ghazali, yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan salat". 

Banyak kaum Muslimin yang meremehkan solat, bahkan mengabaikannya. Padahal, diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Al Imaan dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya batas seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan salat.”

Memegang Amanah

Apa yang paling berat di dunia ini? Ada yang menjawab baja, besi dan gajah. Menurut Imam Al Ghazali, semua jawaban itu hampir benar, namun yang paling berat adalah "memegang amanah".

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (Surat Al Ahzaab: 72)

Kendalikan Nafsu

Apa yang paling besar di dunia ini? Apakah gunung, bumi dan matahari? Kata Imam Ghazali, yang paling besar adalah "nafsu. Bila nafsu menguasai diri, maka semua akan tertutup.

Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Surat Al A'araaf 179)

Masa Lalu

Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini? Negeri China, bulan, matahari dan bintang-bintang. Imam Al-Ghazali menjelaskan, bahwa semua jawaban itu benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Untuk itu, jagalah hari ini dengan baik. 

Rasulullah bersabda, jaga lima sebelum lima. Jaga muda sebelum tua, jaga sehat sebelum sakit, jaga kaya sebelum miskin, jaga sempat sebelum sempit, dan jaga hidup sebelum mati. (HR Al Hakim dan Al Baihaki)

Teman Dekat

Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini? Apakah teman, keluarga atau kerabat? Imam Al-Ghazali menjelaskan, semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". 

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (Surat Ali Imran:185)

Tetap Bersih

Janganlah ikut-ikutan mengatakan, ‘Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami akan baik, dan kalau mereka zalim kami akan zalim'. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, 'kalau orang lain baik kami akan baik pula, dan kalau orang lain jahat kami tak akan melakukannya,” demikian pesan Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan At-Tirmidzi.

Hukum alam mengajarkan kita, bahwa mengobati kesalahan dengan kesalahan akan menimbulkan kesalahan-kesalahan. Karena tak akan mungkin kita bisa membersihkan lantai dengan sapu yang kotor.