Selasa, 20 Desember 2011

Feodal, Monarki, Republik

Sistem pemerintahan yang lazim dipakai negara-negara Eropa di abad pertengahan, khususnya Prancis, adalah feodal. Sistem ini dibuat berdasar penguasaan atas tanah. Alurnya seperti ini, buruh tani (strata paling bawah), ksatria, penguasa kecil, penguasa besar (paling atas).


Masyarakat feodal adalah orang yang berada di bawah ”perlindungan” penguasa (feodal lord/land lord) untuk menghindari serangan pihak luar, maupun meminjam tanah untuk mengerjakan pertanian disebut buruh pengolah tanah (serf).

Feodal lord memberi perlindungan kepada serf, lalu sebagai gantinya dia melakukan otoritas yang kuat seperti raja. Buruh pengolah tanah tadi, memberikan pajak dan padi-padian kepada penguasa dan harus izin dari penguasa untuk diperbolehkan pindah rumah, menikah dan lain-lain.

Di abad pertengahan sebenarnya ada raja, namun tak bisa menggunakan kekuasaannya. Perannya bagai boneka, karena terdesak oleh para land lord yang memiliki ksatria yang berani. Kesatria sendiri merupakan prajurit berkuda. Mereka adalah satu di antara kelas dalam sistem pemerintahan feodal ini.

Negara yang lebih dulu meruntuhkan sistem feodal adalah Prancis. Setelah melalui perang 100 tahun dengan Inggris, Prancis berubah menjadi sistem monarki absolut: sistem politik di mana raja mengontrol semua kekuasaan pemerintahan negara.

Raja yang mewakili kejayaan monarki absolut adalah Louis ke 14. Dialah pemilik kekuasaan tertinggi dan tinggi statusnya secara nasional sehingga disebut sebagai Raja Matahari atau Maha Raja. Ungkapannya yang terkenal adalah, ”negara adalah aku”.

Di balik suksesnya kekuasaan Louis 14, ada peran besar politikus bernama Colbert. Dengan jurusnya, Colbert melebarkan pasar domestik dan untuk merintis pasar luar negeri, dia meningkatkan ekspor, mengurangi impor serta memperbaiki tarif. Di masa ini juga kanal dan jalan baru, dibangun serta mendorong perdagangan dan membantu industri dan pertanian.

Tapi, akibat Louis 14 yang doyan perang, penganiayaan pada pemeluk Protestan, serta kehidupan istana yang mewah, membuat ekonomi Prancis menjadi sulit. Gaya kepemimpinan semacam ini, terus dilestarikan hingga masa Louis 16. Sehingga timbul antipati rakyat dan akhirnya menjadi bibit timbulnya Revolusi Prancis, Juli 1789.

Yang paling banyak menyita keuangan Prancis kala itu ketika Prancis membantu (mendanai) rakyat Amerika untuk memerdekakan diri dari jajahan Inggris pada pertengahan abad 18.

Akibatnya, Prancis diambang kebangkrutan dengan utang 2 miliar livre. Rakyat (orang biasa) pun dibebani pajak dan harga-harga barang dinaikkan. Sedangkan, kaum kaya, bangsawan dan rohaniawan tidak. Mereka tetap hidup mewah dengan menikmati fasilitas negara sebagaimana biasa.

Sebenarnya Dirjen Keuangan Negara Jacques Necker mengusulkan agar pajak tak dinaikkan lagi, dan meminta bangsawan dan pemuka agama mau bayar pajak. Namun pajabat dekat Raja Louis ke 16 menolak. Gereja pun tidak mau.

Akhirnya Necker dipecat & diganti oleh de Callonne sebagai Menteri Keuangan. Namun de Callonne juga dipecat dan diasingkan karena mengusulkan hal senada denagn pendahulunya.

Akibatnya, beban utang Perancis yang besar ditanggung kelas menengah yang lambat laut berkurang dan habis. Tinggallah yang tersisa kelas miskin. Ditambah lagi kegagalan panen, harga roti meroket tajam. Rakyat pun berpakaian compang-camping dan kelaparan.

Pejabat Prancis kala itu kembali mempraktikkan sistem feodal (meski tak secara resmi). Para pemilik tanahlah (land lord) kembali berkuasa. Yang tidak punya tanah, harus membeli hasil bumi dengan harga melangit. Orang miskin yang lapar dan kurang gizi mulai menjarah toko makanan dan gudang hasil bumi.

Inilah yang memicu revolusi Prancis. Puncaknya, 12 Juli 1789 penduduk Paris menyerang gudang senjata dan menjarah 28 ribu senapan dan 5 meriam. Pada tanggal 14 Juli, revolusi berkobar, benteng Bastille yang dipakai sebagai penjara dan gudang bubuk mesiu, diserang dan dikuasai.

Revolusi ini berujung beralihnya sistem monarki ke republik, pejabat kerajaan dan termasuk Louis 16 dan istrinya Marie Antoinette ditahan, kemudian tahun 1793, mereka dipenggal di bawah bilah guillotine.

Revolusi Prancis ini merupakan peristiwa bersejarah yang mencari hak rakyat, meruntuhkan kekuasaan raja, dan pengaruh kaum bangsawan serta menghancurkan sistem kelas. Bisa dikatakan titik awal yang mengumumkan permulaan demokrasi.

Dari sinilah muncul slogan kebebasan, persamaan dan persaudaraan (liberte, egalite, fraternite) yang kemudian menjadi motto negara Prancis.

Dan kini, ratusan tahun kemudian, saya kembali membaca peristiwa serupa. Ada penguasa memotong tunjangan pegawai di level bawah dengan alasan defisit anggaran. Namun tunjangannya dan pejabat teras lain tak sepeserpun dipangkas. Serupa meski tak sama.

pengungsi

Berdasar data UNHCR (badan PBB yang mengurus pengungsi), jumlah pengungsi di Indonesia kerap meningkat setiap tahunnya.


Kenaikan tajam pencari suaka ini terjadi tahun 2008-2010, dari smula hanya 350 orang, menjad 3.230 hingga 3.905. Situasi politik Irak, Afghanistan dan Srilangka menjadi pemicunya.

Jumlah ini bagai gunung es. kalau tak segera ditangani dengan benar, dampak pengungsi akan menimbulkan masalah besar bagi tuan rumah, dalam hal ini Indonesia.

Sebenarnya tujuan mereka ke Australia (pulau Christmas) dan Selandia Baru yang merupakan peratifikasi Konvensi 1951 tentang masalah pengungsi. Indonesia menjadi persinggahan, karena letaknya yang berada di tengah perlintasan jalur pelayaran dari Asia Barat ke dua negara tersebut di selatan.

Pengungsi di Indonesia merupakan gejala baru dalam satu dekade ini. Akhir Agustus 2011, sebanyak 3.271 pengungsi dan pencari suaka ada di sini.

Sebagian besar berasal dari Afghanistan, Srilangka, Iran dan Irak. Di Kepulauan Riau, pengungsi tersebut ditampung di Rumah detensi imigrasi Tanjungpinang.

Harapan mereka satu-satunya hanyalah pengakuan UNHCR sebagai ”pengungsi”, sehingga bisa segara diberangkatkan ke dua negara tujuan tersebut, Australia dan Selandia Baru.

Berdasarkan penuturan mereka, pengungsi Srilangka ini berangkat tengah malam dari desanya, umumnya di Srilangka Utara.

Semua arus pengungsi Srilangka ini dipicu perang saudara antara pemerintah dan Macan Tamil. namun meski perang selama 26 tahun itu telah berhenti para Mei 2009, arus pengungsi kian tak terbendung.

Sebab ternyata, silent war tetap berlangsung dan ini lebih berbahaya. Penculikan, pembunuhan dan pelecahan pada warga kerap terjadi.

Warga terpaksa memilih, bertahan atau mengungsi. Bagi yang mengambil keputusan untuk mengungsi, tak ada kata kembali. Karena taruhannya tetap saja: mati...!

Menurut UNHCR, lebih dari 273 ribu warga Srilangka menjadi pengungsi di negaranya sendiri akhir 2010 (internal displace person). Di saat yang sama, 149 ribu warga Srilangka, menyebar ke beragam negara sebagai pengungsi dan pencari suaka.

Kaum pengungsi ini tak semua melarat dan terbelakang, ada juga yang kaya dan terpelajar. Dalam perjalanannya, mereka tak hanya menempuh via jalur laut, tapi juga jalur udara.

Kisah ini kemudian berlanjut, ketika golongan pengungsi kaya itu, menjadi sasaran ”makelar” penyelundupan manusia dan pemalsu dokumen. Ada kisah, seorang pengungsi Kuwait yang sanggup membayar US$ 5.000 perorang atau sekitar Rp50 juta, agar bisa masuk (diselundupkan) ke Pulau Christmas Australia.

Saya pernah membaca liputan menarik dari majalah National Geographic November 2011 tentang pengungsi ini. Dimana, mencermati masalah pengungsi di Indonesia harus dilihat dari alurnya. Bagimana mereka sampai di sini, bagaimana mereka di sini, dan bagaimana mereka diberangkatkan ke negara tujuan.

Inilah yang disebut Adrianus Meliala, Guru Besar Kriminologi UI dan ketua tim peneliti soal penyelundupan manusia di Indoensia, sebagai normal flow of immigrant.

Bila normal flow ini tak jalan, maka timbullah beragam masalah sosial, psikologis, politis dan ekonomi. Ada di antara pengungsi ini yang berkelahi, sakit-sakitan, pacaran dengan warga setempat, bahkan ada kalanya terlibat tindak kriminal, seperti mencuri barang-barang milik warga setempat.

Menurut Adrianus, soal apakah mereka berangkat dengan agen penyelundup, itu bukan urusan Indonesia. Selama mereka menganggap Indonesia sebagai batu loncatan untuk segera ke negara tujuan. Masalahnya ketika saat di Indoensia, pengungsi ini berinteraksi dengan petugas, dan jadi sasaran pungli dengan alasan yang masuk akal, seperti petugas tak ada dana untuk membawa mereka ke rumah detensi imigrasi. Ada juga masalah, ketika kalangan pengungsi kaya yang diperas petugas.

Pemberangkatan pengungsi juga menuai masalah, karena tak langsung dapat kepastian dari UNHCR. Yang sudah pastipun, amsih menunggu visa, tiket, dokumen dan tempat yang menampung.

Yang kini menjadi masalah bagi Indonesia, bila pengungsi ini mulai betah tinggal di sini, yang ujung-ujungnya tak mau diberangkatkan. Belum lagi kasus kegiatan seksual yang tak aman, sehingga berpotensi menebar penyakit.

Sebagaimana diketahui, umumnya pengungsi ini adalah lelaki yang tak punya pasangan. Untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, mereka kadang mencari perempuan lokal ataupun pekerja seksual untuk dinikahi dan dijadikan pacar.

Sementara itu, Indonesia menghadapi kegamangan, akibat tak adanya hukum tentang penyelundupan manusia. Hal yang lebih buruk lagi, ternyata antar lembaga pemerintah yang terkait masalah penyelundupan manusia ini, tak memiliki prosedur standar operasi tentang masalah pengungsi. Konsepnya masih parsial, bukan malah dipikirkan bersama.

Bila pengungsi itu korban, mengapa diperlakukan sebagai tahanan? Hal ini bisa dilihat di Rumah Detensi Imigrasi Tanjungpinang, bagaimana pengungsi merasa diperlakukan sebagai penjahat ketimbang sebagai korban.

Umumnya di detensi ini, berkembang budaya penjara. Penghuninya tertekan, konflik etnik, dan tak punya privasi. Pengungsi kerap tak terlindungi sehingga menjadi korban kasus lainnya, seperti pemerasan. Keadaannya sangat buruk, sampai-sampai ada yang tak pernah melihat matahari.

Indonesia memang tak punya landasan hukum tentang pengungsi karena tak meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol Tambahan 1967. Meski Indonesia turut meratifikasi Konvensi Palermo 2000yang menentang kejahatan trans nasional yang menekan kejahatan transnasional yang terorganisasi dengan penekanan pada si penyelundup manusia.

Senin, 19 Desember 2011

Kota "Kaya" Baru

Beberapa tahun lalu, Pemerintah Kota Batam sempat mengeluarkan peraturan daerah tentang kependudukan.

Inti dari aturan ini, akan pembatasan laju pendatang (migrasi/urbanisasi) dari daerah lain ke Batam. Ada banyak faktor yang jadi pertimbangan, termasuk soal gangguan keamanan.

Namun laju pendatang tetap tak terbendung. Batam, layaknya lampu, terlalu berkilau untuk tidak menarik perhatian ”laron” datang. Meski risikonya mereka mati sekalipun.

Batam adalah sebuah contoh, di antara banyak pemerintah kota yang berusaha menghentikan laju migrasi dan urbanisasi. Brazil, misalnya, yang sempat mengerem laju pendatang karena merancang kotanya untuk 500 ribu jiwa. Akibatnya kian memperparah perluasannya.

Melebar, tentu menjadi masalah perencanaan kota masa kini. Karena akan jauh lebih baik bila kota dibangun ke atas dari pada ke samping.

Hal sama juga sempat dilakukan Inggris pada abad 19, yang berusaha menghentikan urbanisasi ke London. Hal inilah, berdasar survei PBB, yang kemudian menular pada 72 persen negara berkembang untuk memperlambat laju migrasi ke kota.

Peraturan mengerem laju migrasi dan urbanisasi seperti yang pernah dilakukan di Batam, jadi semacam oksimoron. Mengingat kota berkembang karena serbuan kaum pendatang itu sendiri. Merekalah (bersama warga tempatan tentunya) yang kemudian membangun dan mewarnai kota.

Kalau tak percaya silakan dicek, sebagian besar warga Batam adalah pendatang. Mobilitas mereka sangat tinggi. Hal ini sama halnya dengan kota-kota lain di dunia, yang maju karena kaum arus pendatang.

Kaum pendatang di Batam ini semula ditarik oleh masuknya investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Dalam perjalanannya, FDI ini mendongkrak pertumbuhan masyarakat kelas menengah di kawasan ini -bahkan saat ini Batam telah memiliki beberapa konglomerat/taipan bisnis yang namanya masuk di jajaran orang terkaya Indonesia- bravo!

Selain itu, meningkatnya FDI juga mendorong peningkatan kualitas hidup. Daya beli masyarakat Batam turut menanjak. Terjadinya peningkatan pembelian tak hanya pada jasa penerbangan dan telekomunikasi seperti telepon pintar, tetapi juga otomotif. Luar biasa. Membaiknya ekonomi inilah yang terus menerus menarik para pendatang mengadu peruntungan di Batam.

Ekonom Harvard University Edward Glaeser mengatakan, tak ada urbanisasi kota yang miskin, tak ada pedesaan yang kaya.

Majalah National Geographic baru-baru ini melansir, salah satu contoh bagaimana mengelola pendatang yang baik adalah Seoul, ibu kota Korea Selatan. Antara 1960 dan 2000 populasinya melambung dari tiga juta kurang menjadi 10 juta jiwa, dan Korea Selatan berubah dari salah satu termiskin di dunia menjadi lebih kaya daripada beberapa negara di Eropa.

Seoul didatangi jutaan pengungsi saat kota ini hancur akibat dibom pada Perang Dunia II dan Perang Korea yang berakhir 1953. Tak banyak yang tersisa, kecuali kenyataan bahwa jutaan pengungsi itu adalah orang-orang tangguh. Mereka bertekad memperbaiki nasib.

Semua energi inilah yang ditangkap dan ditata oleh diktator, Park Chung - Hee. Kala dia berhasil merebut kekuasaan melalui kudeta militer tahun 1961, pemerintahannya menyalurkan modal asing ke perusahaan-perusahaan Korea yang memproduksi benda yang dibeli orang asing (inilah yang saya sebut FDI di atas).

Yang penting dalam proses ini, proses yang menciptakan konglomerat seperti Samsung dan Hyundai, adalah pria dan wanita yang mengalir ke Seoul untuk bekerja di pabrik-pabrik baru dan menuntut ilmu di universitas.

Kota yang sedang tumbuh itu memungkinkan terjadinya ledakan ekonomi, yang membiayai pembangunan prasarana yang membantu kota itu menyerap populasi negara yang meningkat.

Seoul zaman sekarang adalah salah satu kota terpadat di dunia. Namun mereka sudah siap menghadapinya. Kini di sana ada jutaan mobil, tetapi juga sistem kereta bawah tanah yang baik. Angka harapan hidup meningkat dari 51 tahun menjadi 79 tahun, setahun lebih tua dari orang Amerika. Anak lelaki Korea masa kini pun tumbuh 15 sentimeter lebih tinggi daripada dulu.

Pengalaman Korea Selatan ini memang tak mudah ditiru, tetapi membuktikan bahwa negara miskin dapat mengalami urbanisasi dengan sukses dan sangat cepat.

Kamis, 15 Desember 2011

twit bangsa sadis

1.Memang kita orang yg kejam kok... Cuma tak ada kesempatan saja. Minimal kita pernah nge-bully #mesuji

2.Bermula dari gampang melakukan kekerasan dg kata, berlanjut ke fisik #mesuji

3.Sebelum bantai #mesuji terkuak, kita sudah sering dengar pembantaian serupa. Yg terbaru menimpa jemaah ahmadiyah cikeusik

4.Eh, tak usah jauh2 di batam juga pembantaian serupa, sadis dan kejam, jg sering terjadi. Ingat pembunuhan istri akbp mindo?

5.Mau menilik ke belakang lagi? Ingat tahun 66? 500 ribu orang yg dicap PKI dibantai dg sadis. Ada beberapa metode yg dilakukan

6.Ada yg disuruh berjalan dg mata tertutup menuju luweng (sumur alam). Kemudian mereka jatuh dan tewas di dalamnya

7.Ada yg di kumpulkan di tepian sungai brantas, lalu diberondong senapan mesin. Mayat2 bergeletakan, mengapung. Sungau brantas merah darah

8.Ada juga yg dikumpulin di tepian hutan, lalu disuruh bunuh diri dg menggorok leher sendiri. Alasannya, tentara mau hemat peluru...

9.Banyak lagi kisah2 sadis lainnya. Itu tadi soal pembantaian tahun 66. Mau mundur lagi? Tentunya kita ingat bagaimana tewasnya trunojoyo.

10.Trunojoyo dibon dari penjara belanda oleh sultan amangkurat, lalu di depan para bupatinya dia ditusuk dg keris tembus ke punggung.

11.Selanjutnya, seluruh bupati dierintahkan ikut menusuk. Setelah itu hati trunojoyo dikeluarkan dirajang dan dimakan rame2

12.Kepala trunojoyo dibawa ke kaputren, lalu disuruh injak2 setelah tak berbentuk di masukkan alu dan ditumbuk!

13.Masih banyak lagi, masih banyak lagi... Kenapa kita begitu kejam memperlakukan saudara sendiri? KEJAM KEJAM KEJAM! SADIS.

14.Tak hanya perbuatan, mulut kadang kasar, membentak, memaki orang yg dianggap beda, kemudian dibbantai. Ini yg katanya bangsa yg ramah?

15.Sosiolog ada yg bilang begini, pola2 kekerasan bangsa kita karena terpengaruh logo2 pemda yg umumnya senjata tajam. Ada benarnya...:)

16.Selain itu, kata mereka, kekerasan jg disumbang karena pengertian pahlawan di indonesia adalah mereka yg berperang...

17.Apa iya semua harus ditempuh dg cara kekerasan? Harus dimaki dulu? Harus dibunuh dulu? #mesuji

18.Kenapa masyarakat kita kian piawai melakukan kekerasan? Bully dianggap biasa, membunuh jadi tren? Ada yg bisa jawab?

19.Kenapa masyarakat kita jadi homophobic? Marah bila lihat orang lain berbeda dg dirinya?

20.Mengapa masyarakat kita jadi sangat piawai mengkritik, tapi saat dikritik marahnya minta ampun?

21.Kejam kejam kejam sadis sadis sadis... Intimidasi, Bantai, bunuh.. Cincang, gorok, mengerikan, di hutan, di sekolah, di kantor, di rumah

22.Tak suka, hajar... Salah, hajar... Gitu masih ngaku manusia yg punya hati manusia?

23.Saudaraku, tak hanya saya yg stress lihat perilaku kkejaman ini. Ong hok ham juga pernah stres sampai dia ditangkap & nyaris dilenyaplkan

24.Ceritanya saat itu tahun 66, ong hok ham berdiri di tepian sungai brantas, jatim. Dia melihat banyak mayat mengapung di sungai. DARAH

25.Mayat2 itu adalah orang2 yg dieksekusi massal karena dituding PKI. Kondisinya mengerikan dg luka tembak...

26.Melihat ini ong hok ham kalut, lalu berteriak2 "hidup PKI... Hidup PKI...!" Teriakan ini didengar tentara, ong hok ham ditangkap

27.Ong hok ham selamat, setelah dibebaskan oleh nugroho notosusanto (CMIIW), pejabat top orba kala itu...

28.Ok, mungkin saya old fashioned... Saya kok tak percaya bila masalah bisa diselesaikan dg kekerasan atau bully...

29.Sebaliknya, akan berakar, menurun dan berkurun... Adakah yg bisa sembuhkan luka hati?

30.Jangankan kita, anak kecil aja kalau dibentak, mereka akan belajar memukul. Well, semoga kekejaman ini segera berakhir. Entah bila...

Selasa, 13 Desember 2011

Kota Baru

Pada minggu lalu saya mengupas tentang kota-kota kuno yang didirikan dengan landasan utamanya sistem kepercayaan.


Ada studi yang mengatakan, kala itu manusia memegang teguh kepercayaan bahwa manusia adiguna adalah yang mampu menguasai tiga alam, yakni alam bawah tanah, alam dunia, dan alam atas (langit).

Karenanya, perlunya sistem kepercayaan yang kuat yang dipimpin oleh manusia adiguna tersebut, sehingga kota dan penduduknya bisa selamat dan sejahtera.

Berbeda dengan kota-kota yang dibangun di zaman moderen ini, di mana landasan utamanya tak lagi sistem kepercayaan atau agama, tapi beralih pada ekonomi. Bahkan lebih ekstrem lagi, memisahkan antara kepercayaan dan negara. Hal ini dikenal dengan sebutan sekularisme.

Bila dulu sistem kepercayaan yang mengatur negara, saat ini negaralah yang mengatur sistem kepercayaan. Negara diatur berdasar keragaman, yang bebas dari intervensi hukum dari kepercayaa atau agama yang dianut masyarakat.

Alasannya, karena kota-kota abad ini, merupakan pusat pertemuan berbilang kaum, kian majemuk, yang di dalamnya terdiri dari manusia-manusia bebas menentukan hak azazinya. Manusia yang berprinsip liberté, égalité, fraternité (merdeka, setara, dan bersahabat) yang menempatkan agama di ruang privat.

Hal ini bisa dilihat dari hasil survei kota-kota paling berpengaruh di dunia yang diraih (mulai dari peringkat atas) New York, London, Tokyo, Paris, Hong Kong, Chicago, Los Angeles, Singapura, Sydney, dan Seoul, tak lagi menempatkan keterlibatan agama sebagai salah satu kategorinya.

Sebagaimana dilansir majalah National Geographic,kota-kota paling berpengaruh ini didasarkan pada skor dalam lima bidang kunci. Yaitu, keterlibatan politik, budaya, pertukaran informasi, sumber daya manusia dan aktivitas bisnis.

Uraiannya sebagai berikut: Keterlibatan Politik: mengukur pengaruh pada kebijakan global. Termasuk kedutaan besar, kelompok pemikir, organisasi global.

Keterlibatan Budaya: faktor apresiasi budaya di museum, acara olahraga besar, sajian kuliner, dan tempat untuk seni pertunjukan.

Keterlibatan Pertukaran Informasi: Mempertimbangkan jumlah biro berita asing dan pengguna broadband, dan tingkat penyuntingan informasi.

Keterlibatan Sumberdaya Manusia: mengukur keragaman melalui besarnya penduduk yang lahir di luar negari, pencapaian pendidikan, kualitas pergurun tinnggi.

Keterlibatan Aktivitas Bisnis: meliputi jumlah kantor pusat perusahaan dalam senarai Fortune Global 500 dan volume perdagangan.

Dari sini bisa dilihat, bahwa kota adalah ruang bebas, pertemuan antara Barat-Timur, kapitalis-komunis, agamis-atheis. Hanya satu yang menyatukan mereka: uang.

Kota saat ini dibangun dengan prinsip: kemakmuran rakyat akan naik, bila salah satu syarat pokoknya, ekonomi, harus tumbuh juga merata. Bukan kepercayaan atau agama.

Keberagaman warga kota ini, didorong oleh kian tingginya tingkat pendidikan, keleluasaan informasi, serta beragamnya profesi masyarakat di kota tersebut. Kota moderen yang maju tak lagi bergantung pada satu sumber nafkah, namun sudah beragam.

Seperti diketahui, dulu kemunculan kota-kota baru bersandar pada hasil alam. Itulah mengapa umumnya kota-kota bahkan negara yang ada dunia, letaknya selalu berada di pesisir pantai, atau tepian sungai, seperti Mesir, Mesopotamia, dan India.

Hingga kemudian era agraris bergeser ke era industri, perdagangan mulai tumbuh seiring ditemukannya jalur-jalur perdagangan baru yang menghubungkan antara Barat dan Timur. Dari sini, bermunculanlah kota-kota yang tak memiliki sumber daya alam, namun bisa makmur dengan memanfaatkan persinggahan kafilah atau kapal dagang.

Salah satu contohnya adalah Hijaz (kini Arab), khususnya di Bakka (sebelum disebut Mekah), adalah daerah tandus namun makmur menjadi transit kapal dagang dari dua negara super power, Byzantium (Romawi Timur) dan Persia, ke India, atau kafilah dagang dari Syam (Syiria) di utara, ke Yaman di Selatan.

Konsep inilah, yang kini juga diterapkan oleh pendiri Singapura dan Hong Kong. Kota tandus dengan sumber daya alam tak berlimpah, namun menjadi negara kota yang makmur.

Senin, 12 Desember 2011

Twit Mekkah

@rizaref : saya akan kultwit soal Mekkah zaman dulu


1.mekah zaman dulu itu, mirip selat melaka... Jalur bisnis utama pedagang2 dua negara superpower, romawi-persia... Antara yaman ke syiria

2.Maka itulah romawi dan persia yg selalu saja terlibat peperangan, tak berani ngusik mekah. Karena itulah, mekah aman dari perang sekte dll

3.Demikian jua orang2 arab, meyepakati tiga bulan masa damai, bulan di mana tak boleh ada pertikaian, saat musim kafilah dagang lewat

4.Orang arab sejak dulu memakai penanggalan lunar, tapi mengacu ke penanggalan matahari. Karena itu, tiap 3 th, ada 1 th yg jumlahnya 13bln

5.Pola penanggalan itu dipakai, untuk menyesuaikan dg penanggalan romawi. Utamanya menyesuaikan pada perayaan hari2 besar keagamaannya

6.Hingga kemudian, nabi muhammad, menghapuskan sistim bulan ke 13 ini.

7.Karena itu ngapa orang arab (mekkah) terbiasa hidup dlm iklim bisnis. Daerahnya gersang, incomenya di dapat dari usaha perlintasan kafilah

8.Transito. Ya begitulah istilahnya sekarang. Saat itu, memang arab berada dalam wilayah romawi. Namun tak langsung dlm pengawasannya

9.Romawi lebih memilih yaman yg suburnya luar biasa sebagai provinsinya yg dimasukkan dlm wilayah kerajaan abasyi, (ethiopia)...

10.Di masa2 sebalum nabi lahir, Yaman dipimpin gubernur Abrahah. Abrahah jd penguasa tunggal di yaman setelah membunuh Ariath

11.Ketika Ariath tewas, raja Abisinia marah dan bersumpah akan menginjak tanah yaman dan menginjak kepala abrahah. Tp berhasil ditangkal

12.Abrahah saat itu ngirim rambut dan tanah yaman pd raja Abisinia d ethiopia. Dia bilang "ini tanah yaman & rambut hamba, tuanku. Injaklah"

13.Dalam suratnya itu Abrahah juga bersumpah setia pada raja Abisinia. Akhirnya sang rajapun luluh dan urung menyerang Yaman. Abrahah cool

14.Dlm masa kekuasaannya abrahah sempat jengkel melihat kemajuan mekah dan madinah. Yg kaya hanya manfaatkan transit dagang.

15.Perhatian abrahah juga tertuju je ka'bah, kuil suci yg sangat dipuja orang2 suku arab. Di sini diletakkan berhala dan nama2 penyair top.

16.Sudah jd kebanggaan orang arab, saat memenangkan lombai, di antaranya bersyair, nama/karya pemenangnya di tempel di dinding ka'bah

17.Guna menarik minat peziarah orang2 arab dari ka'bah ke yaman itulah, Abrahah membangun tempat ibadah megah di Yaman, ya, gereja...

18.Kpd rajanya abrahah bilang, gereja itu untuk menarik orang2 arab agar datang membawa dagangannya ke yaman kemudian ke Abisinia (ethiopia)

19.Isi surat ini rupanya bocor pada penduduk mekah. Mereka gusar dan resah. Hingga kemudian ada warga mekah yg mengunjungi gereja abrahah

21.Abrahah kesal, lalu menyerang mekah. Hingga kemudian tjadilah peristiwa tahun gajah. Tentara abrahah kalah akibat serangan burung layang2

22.Setelah itu, mayat tentara abrahah disapu banjir tahunan. Abrahah sendiri berhasil selamat, tp kemudian tewas di kota San'a dg luka parah

-----

Arab II

1.Jauh sbelum minyak ditemukan, tanah hijaz (s arabia) selalu jadi rebutan negara2 adikuasa kala itu. Antara kisra persia dan caesar romawi

2.Tepatnya abad 5SM, di zaman Yunani dan Persia, daerah arab, secara turun temurun, selalu diperebutkan antara dunia timur dan barat.

3.Pertentangan ini dimulai antara keraaan Yunani & Persia, kemudian, masih di abad sebelum Masehi, diwarisi rep Romawi yg menentang Persia

4.Pertentangan terus berlanjut dan berubah bentuk, antara Kerajaan Romawi-Byzantium di dunia barat, melawan kerajaan persiia di dunia timur

5.Namun di tanah arab, dua pasukan itu selalu bertempur di daerah perbatasan utara yg subur makmur, seperti mesopotamia, syiria, & pelstina

6.Selain di kawasan utara (syam) mereka kerap bertempur di kawasan selatan (yaman) yg juga subur makmur. Dari sinilah penetrasi agama masuk

7.Hingga kita ketahui, bahwa kawasan selatan (yaman) jd provinsi romawi, melalui pemerintahan di habsy (ethiopia). Juga kawasan utara (syam)

8.Namun tidak halnya dengan kawasan arab tengah (mekah, yastrib, thaif dll). Baik romawi dan Persia tak punya cukup nyali untuk mendudukinya

9.Pasukan dua emperium itu tak cukup untuk menundukkan padang gurun & tebing2 arabia tengah dg penduduk nomaden, kuat, & gemar berperang

10.Pertimbangan lain, romawi & persia sama2 ingin manfaatkan kawasan arabia tengah sbagai jalur (dagang) bebas ke dunia luar (china & india)

11.Karena itulah, mengapa arabia tengah bebas dari pengaruh asing. Dan rasulullah sendiri tak pernah bertentangan dg raja2 spt nabi2 yg lain

12.Selain itu, dari segi hubungan politik, arabia tengah jd tempat yg tepat untuk mendirikan & mengambangkan new order olh suatu kekuasaan

13.Intinya, nabi muhammad memang diturunkan di daerah yg strategis untuk mengembangkan islam, karena wilayahnya steril dari pendudukan asing

14.Tak hanya itu, pengembangan Islam hingga menaklukkan byzantium dan sasania (persia) di Ctesiphon (mada'in/irak), jg trbantu oleh faktor X

Jumat, 09 Desember 2011

Workshop Konsumen 1

Peran Fungsi Kontrol Media Terhadap Perilaku-perilaku Tidak Bertanggungjawab yang Berpotensi Merugikan Konsumen


Dalam kesempatan ini saya diminta membawakan makalah dengan topik Peran Fungsi Kontrol Media Terhadap Perilaku-perilaku Tidak Bertanggungjawab yang Berpotensi Merugikan Konsumen.

Namun sebelum kita memasuki bagaimana peran dan fungsi kontrol media pada perilaku yang merugikan konsumen, terlebih dahulu saya akan mengurai perilaku konsumen di Batam.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. [1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Terkait perilaku konsumen ini, juga terkait pada prinsip 5W 1H. Misalnya, Why (mengapa) mendapatkan barang/jasa tersebut? What berupa (apa) barang/jasa tersebut?
Who (siapa) yang mendapatkan barang/jasa tersebut, When (kapan) bisa didapatkan barang dan jasa itu, Where (Dimana) barang/jasa tersebut disa didapatkan, dan How (bagaimana) barang/jasa tersebut didapatkan.

Sebagaimana diketahui, perilaku konsumen di Batam sangatlah agresif. Pola konsumsi masyarakat di sini sangat tinggi, namun umumnya terjadi akibat terpapar efek word of mouth marketing (getok ular), sehingga kurang care pada studi kualitas.

Hal ini menyangkut apakah pruduk baik makanan, barang/jasa itu sudah sesuai dengan kaidah yang dibenarkan atau tidak.

Umumnya, perilaku konseumen untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, bahkan ada kalanya juga untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusannya juga dilakukan tidak dengan pertimbangan yang matang.

Misalnya untuk makanan kemasan, produksi mana, apakah bahan-bahannya aman, kapan masa kedaluwarsanya dan sebagainya. Kemudian untuk kuliner, kadang juga abai meneliti tingkat kebersihan, kehalalal (bagi yang Muslim), dan apakah bahan-bahan yang digunakan sudah sesuai kaidah kesehatan (BP-POM) dan lain sebagainya .

Hal yang sama juga terjadi pada pola konsumsi jasa, misalnya apakah lembaga penyelenggara jasa tersebut jelas atau tidak, klausulnya bagaimana, bila suatu saat terjadi masalah penyelesaiannya bagaimana?

Akibat kurang care-nya konsumen di Batam melakukan studi kualitas, membuat mereka kerap jadi target perilaku-perilaku tidak bertanggungjawab yang berpotensi merugikan konsumen itu sendiri.

Workshop Konsumen 2

Belum lama ini saya diundang Batam Pos Entrepreneur School dalam sebuah diskusi yang melibatkan entrepreneur di Kota Batam, Dinas Kesehatan Kota Batam, Dinas Pariwisata Kota Batam dan MUlama Indonesia (MUI) Batam. Di sana saya menemukan hal menarik yang mungkin bisa dibagi dalam workshop ini.

Ditemukan fakta bahwa banyak resto di Batam, baik besar maupun kecil, memalsukan label MUI sebagai penarik konsumen. Semua itu dilakukan secara terang-terangan, label itu di tempel di dinding yang bisa dilihat oleh pengunjung.

Dan anehnya, banyak pengunjung yang cuek. yang penting asal dilihat tulisan ”halal” dengan huruf Arab, sudah disangka bahwa itu sudah sesuai standar kehalalal MUI. Padahal tidak. Akibatnya, sering kali ditemukan beberapa resto memasak makanan dengan mengabaikan kebersihan.

Bahkan, ada sempat termuat di surat pembaca Batam Pos, ada sebuah resto yang kokinya selalu memasak ditemani anjing kesayangannya. Adakalanya juga si anjing, mencicipi bekas makanan yang menempel di alat masak sang koki.

Contoh lain, baru saja terjadi peserta bisnis online tertipu Rp239 juta. Hal ini menimpa Ramli, warga Bengkong Pasar Melati. Uangnya sebesar Rp239 juta, setelah menginvestasikan uangnya di PT Fastrack Indo Jaya. Saat itu, Ramli tergiur cepat kaya oleh ajakan Hasan, yang dikenalnya sudah menjadi anggota Fastrack dari awal pembukaan di Batam.

Pada saat jatuh tempo pengambilan bonus seperti yang dijanjikan Hasan berdasarkan aturan PT Fastrack Indo Jaya, Ramli mengecek jumlah bonusnya dengan membuka laman www.fastrack-inc-Indonesia.com. Ternyata laman tersebut tak bisa dibuka lagi.

Kemudian dia mendatangi kantor Fastrack Indo Jaya di rukoSeraya. ternyata, kantor itu sudah tutup dari akhir November!

Dua kasus di atas merupakan fenomena gung es semata. Yang tampak di atas kecil, namun yang tak kelihatan sangat besar dan kelam.

Workshop Konsumen 3

Lalu dimanakah fungsi kontrol media pada perilaku yang merugikan konsumen?


Dalam konteks kontrol sosial ini, tradisi pers/media massa tentu bekerja untuk membela kepentingan masyarakat luas (rakyat), yaitu rakyat kecil atau konsumen yang tidak berdaya.

Selain itu, pers/media massa dengan menjanlankan fungsi kontrol tersebut, akan selalu membela kebenaran hakiki. Nah, pemahaman demikian tentu pantas dan hanya berlaku bagi pers/media massa yang dikelola secara profesional.

Namun perlu diingat, bahwa media yang baik adalah yang bisa menumbuhkan optimisme kepada masyarakat dalam membangun kotanya. Terkait Batam sebagai kota yang memiliki cluster bisnis, maka tentu saja harus pro bisnis.

Dengan bisnis yang baik dan berkembang, akan membuat kota ini kian makmur, tenaga kerja akan terserap maksimal, dan diharapkan taraf kehidupan akan lebih baik.

Selain itu, dalam kaitannya pers antara indialisme dan industri, media memerlukan iklan untuk tetap menjalankan usahanya. Dan iklan ini hanya akan didapat bila kondisi bisnis berjalan dan berkembang dengan baik.

Sebagaimana disebut, idealisme pers tetap akan terbangun apabila ditunjang oleh bisnis yang kuat. Tanpa bisnis yang kuat, idealisme pers akan sulit ditegakkan.

Karena itulah, media cenderung kurang agresif dalam mengungkap bisnis barang dan jasa yang diduga merugikan konsumen tersebut.

Kehati-hatian ini terkait juga dengan kode etik wartawan Indonesia, di antaranya, menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat.

Selain itu, wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan asusila.

Meski demikian, media sangat agresif memberikan edukasi-edukasi pada masyarakat terkait produk-produk yang dirasa bermasalah. Batam Pos sendiri, misalnya, kerap melakukan fungsi edukasi tersebut.

Satu bulan sebelum terungkapnya kasus dugaan penipuan oleh bisnis investasi Fastrack, batam Pos gencar memberitakan akan bahayanya bisnis ini. Tak cukup hanya sehari, berita itu berhari-hari menghiasi halaman utama, bahkan headline, di Metropolis.

Misalnya, anjuran dari kepolisian dan beberapa pejabat Batam, agar masyarakat kembali berpikir rasional sebelum ikut menanamkan modalnya di bisnis investasi online. Tak cukup di situ, juga didedah alur dan modus bagaimana penipuan itu mengeruk keuntungan.

Selain itu, khusus soal pemalsuan label halal MUI, Batam Pos juga kerap mengedukasi apa dan bagaimana label halal MUI itu. Baik dari sisi bentuk, warna dan font-nya.

Tujuannya supaya pembaca Batam Pos, yang umumnya kalangan terpelajar menengah atas, bisa mengambil pelajaran dari hal ini, sehingga mereka tak tertipu di kemudian hari.
Demikian pemaparan ini, saya sampaikan. Semoga bisa sedikit memberikan pemahaman, terimakasih.

Rabu, 07 Desember 2011

Kota Lama

Sebelum beribukota di Al Qahiroh, atau yang kini disebut Kairo, Mesir, selama 5.000 tahun membangun peradabannya, sudah beberapa kali memindahkan ibukotanya.


Bermula dari era Old Kingdom (3100-2181 SM), Firau pertama bernama Narmer (3100 SM) membangun ibu kota Mesir Kuno di Ineb Hedj atau Memphis. Ibu kota ini bertahan selama 1.000 tahun, hingga akhirnya pada era New Kingdom (1550-343 SM), Firaun kala itu memindahkanya ke Thebes yang kemudian disebut Al Aqsor dan kini jadi Luxor.

Setelah 3.000 tahun berkuasa, melalui 30 dinasti, era Firaun pun runtuh oleh serangan bangsa-bangsa sekitarnya. Di antaranya penaklukan oleh orang-orang Macedonia, pimpinan Alexander Agung yang kemudian memindahkan ibu kota Mesir ke Alexandria, di seberang Eropa, pinggir laut Mediterania.

Hingga berabad kemudian, tepatnya di abad ke 7 Masehi, Amr bin Ash masuk dengan bala tentaranya mengusir pasukan Romawi dari Mesir. Amr kemudian membangun peradaban Islam, dan memindahkan ibu kota Mesir dari Alexandria ke Fustat, yang kemudian bergeser di era Ibnu Tulun ke Al Qattai. Keduanya berada di kawasan Al Qahiroh.

Hingga di era kerajaan Fathimiyah tahun 969 Masehi, nama Al Qahiroh mulai diperkenalkan yang kemudian terbaca oleh pedagang Eropa sebagai Cairo/Kairo.

Sedikit mengulas ke belakang, sebenarnya ada sebuah kota yang dilenyapkan dalam sejarah peradaban Mesir. Yaitu, kota Akhetaten. Padahal kota ini dulu menjadi pusat kerajaan Mesir kuno selama 15 tahun (1352-1336 SM) setelah Luxor. Sang Firaun kala itu bernama Ikhnaton, ayah Tutankhamun yang muminya dibungkus 120 kg emas.

Mengapa Firauan ke 10 dalam dinasti 18 itu memindahkan ibu kotanya dari Luxor ke Akhetaten? Tak lain karena Ikhnaton berpindah keyakinan dari semula memuja Dewa Matahari (Amun-Ra), ke agama tauhid yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

Tak hanya itu, Ikhnaton juga mengubah namanya dari Amenhotep IV (berasal dari kata ”amun” atau ”amen” terkait dengan Amun-Ra), menjadi Ikhnaton atau Akhenaten yang artinya ”pelayan Tuhan”. Tuhannya bukan lagi Amun, melainkan Aton, Sang Pencipta matahari.

Menurut beberapa sumber, perpindahan keyakinan ini akibat pengaruh ibunya, Quinty, yang konon keturunan Nabi Yusuf.

Di Akhenaten inilah Ikhnaton mengembangkan agama tauhid dan melakukan revolusi keagamaan. Kuil pun dibangun terbuka, berbeda dari Luxor dan Karnak yang tertutup dan gelap.

Tentu saja hal ini membuat para pendeta pagan di Luxor geram, hingga kemudian, setelah Ikhnaton meninggal, kaum pagan berhasil mempengaruhi anak Ikhnaton yang masih kecil bernama Tutankhaton.

Hingga dua tahun kemudian, Tutankhaton berumur 9 tahun dan dilantik sebagai firaun, namun dengan cerdik mereka menanamkan kembali pengaruh agama pagan.

Nama Tutankhaton pun diganti menjadi Tutankhamun. ”Aton” yang bermakna Tuhan Esa diganti ”Amun”, yang artinya Dewa Matahari. Agama pagan pun kembali berkuasa. Untuk menghilangkan pengaruh agama Tauhid, para pendeta pagan itu menghancurkan kota Akhenaten sehancur-hancurnya hingga yang tersisa hanya fondasi bangunan dan beberapa tiang kuil.

Preview ini menjelaskan bahwa kota kala itu dibangun dengan landasan utamanya adalah spiritual (kepercayaan/agama). Seperti yang saya sebut di atas, Memphis dan Luxor adalah ibukota Mesir kuno beragama pagan. Di sana banyak ditemukan peninggalan berupa kuil, patung sesembahan, dan makam-makam raja yang dipertuhankan.

Berlanjut ke Alexandria, sebelum kelahiran Nabi Isa, kota ini menjadi pusat agama pagan ala Yunani-Romawi. Namun setelah nabi Isa lahir, Alexandria menjadi pusat penyebaran agama Kristen di Mesir, sehingga melahirkan agama Kristen Koptik khas Mesir.

Yang terakhir, Kairo atau disebut ”Kota Seribu Menara”, karena 4.000 masjid berdiri di atasnya. Termasuk masjid yang Amr bin Ash (dibangun tahun 641 masehi), yang mengambil nama dari pendirinya.

Inilah tradisi Nabi Muhammad yang ditiru umatnya, yakni membangun masjid sebagai awal pembentukan umat (kota), sebagaimana dilakukan saat beliau hijrah ke Madinah.

Senin, 05 Desember 2011

Ary Ginanjar, Antara ESQ, Sain dan Agama (1)

Saat mengikuti training ESQ 165 di hotel Harmoni One, Batam 3-4 Desember lalu, saya sempat berdiskusi dengan pendirinya, Ary Ginanjar Agustian. Pertemuan ini berlangsung singkat, hanya 20 menit.


Dalam diskusi itu, saya mempertanyakan metode ESQ yang dituding oleh beberapa kalangan,cenderung men-sain-kan agama. Misalnya, kerap kali menghubung-hubungkan ayat-ayat Alquran sebagai pembenaran temuan-temuan sain abad ini.

Kepada Ary saya memaparkan sekilas, betapa agama dan sain selalu dipertentangkan, dimulai dari Eropa abad pertengahan (sekitar tahun 400-an hingga 1400-an Masehi). Peristiwa yang paling dikenal ketika Galileo Galilei dihukum mati karena telah menyatakan bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, yang tentu saja bertentangan dengan pendapat agamawan bahwa bumilah pusat alam semesta.

Dari sinilah, sehingga kemudian memunculkan gerakan pemisahan agama dan saian. Menurut para saintis, agama dan kitab suci hanya mengajar moral. Bila ada yang bercerita soal sain, itu hanya menghubung-hubungkanya saja.

Sain tak akan pernah nyambung dengan agama, karena konsep sain bersifat relatif, ragu, empiris. Karenanya hasilnya selalu berubah. Sedang ajaran agama bersifat percaya, tetap tak bisa dipertentangkan.

Sain selalu menuntut pembuktian, Rasionalitas. Sedang agama hanya bertumpu pada iman dan yakin. Hal ini bisa diamati soal penciptaan alam semesta, manusia, dan lain-lain. Agama dan sain selalu tak akur.

Lalu apa jawab Ary?

Dia mengurai, bahwa hal yang saya paparkan ini sebenarnya pernah ditanyakan kepada Albert Einstein. Saat itu, Albert Einstein dimintai pendapatnya tentang ilmu dan agama. Einstein pun menjawab, ”Science without religion is lame, religion without science is blind (ilmu tanpa agama adalah pincang, agama tanpa ilmu adalah buta).”

Dari pernyataan tersebut, kata Ary diketahui bahwa sebenarnya semua aturan alam semesta ini adalah sebuah hukum-hukum alam ciptaan Tuhan. Ketika membahas agama, maka sesuangguhnya kita sedang membahas sebuah hukum-hukum alam baik sosial, fisika, kimia. Semua itu adalah ketentuan-ketentuan yang diciptakan Tuhan.

”Inilah yang menjadi dasar pemahaman bahwa ketentuan itu bukanlah terjadi dengan sendirinya, tapi diciptakan Sang Maha Penata yang beranama Allah,” ujanya.

Ary berpendapat, ketika ilmu pengetahuan dipertanyakan, ilmu pengetahuan akan mempelajari bagaimana hukum-hukum alam itu memahami. Contoh, Einstein mengatakan bahwa E=Mc2.

Maka sesungguhnya dia tak pernah membuat hukum alam itu, dia hanya membaca tulisan Tuhan tentang bagaimana energi itu sama dengan massa per kecepatan cahaya kuadrad.

Lalu di mana letak sain dan agama? Menurut Ary, agama memahami bahwa ketentuan hukum alam itu adalah kehendak Tuhan, sedangkan ilmu pengetahuan mebaca ketentuan agama itu. Nah titik ketentuan pertemuan itulah yang akan melahirkan keimanan.

Ada juga ketika pengetahuan itu ditemukan, maka manusia akan melihat bahwa the end of the science itu adalah hukum ketetapan alam yang keteraturan sempurna ciptaan Tuhan.

Pada saat the end of the science itulah, tumbuh keimanan. Baru saat itu dia terjatuh dan dia melihat ada sebuah kekuatan dan ilmu yang di luar kekuatannya. Di sinilah letak pertemuan antara agama dengan sain. ”The believe start when the reason end. Saat titik kejatuhan itu terjadi, barulah kita melihat cahaya,” jelasnya.

Soal adanya tudingan menghubung-hubungkan Alquran dengan sain, sehingga dikhawatirkan di kemudian hari muncul penelitian yang justru mempertentangkan keterangan Alquran itu sendiri? Ary memiliki uraian yang bagus.

Menurutnya, manusia akan selalu bergerak mencari titik kebenaran. Selama titik kebenaran belum selesai, maka data awal akan menjadi kebenaran itu sendiri. Ketika ada kesalahan pada ilmu pengetahuan (bertentangan dengan Alquran), mestinya jangan menyalahkan Alquran-nya, tapi salahkan pada ilmu pengetahuan yang belum sempurna.

”Jangan Alquran-nya yang disalahkan, tapi kemampuan manusialah yang belum sempurana,” jelasnya.

Menurut Ary, dari semua rahasia alam ini, hanya segelintir saja yang terungkap. Dan itu adalah cara untuk menunjukkan bahwa mukjizat Alquran bukan ciptaan manusia. Hal ini bisa dilihat dari perhitungan-perhitungan luar biasa yang tak mungkin dilakukan manusia.

Contohnya surat dan ayat dalam Alquran yang selalu berkelipatan dengan angka 19. Kemudian kata panas, kata dingin yang jumlahnya selalu sama. Masih banyak lagi hal-hal yang membuktuikan bahwa Alquran ini bukan ciptaan manusia.

”Karena secara komputerais telah dihitung. Ada sebuah susunan yang membuktikan bahwa itu dijaga oleh Allah yang membuktikan keaslian Alquran itu sendiri,” jelasnya.

Ary Ginanjar, Antara ESQ, Sain dan Agama (2)

Lalu apa tujuan Ary membikin ESQ?

”Simpel saja, kita ini adalah produk pendidikan di Indonesia. Apa yang diajarkan di Indonesia? Intelektual, otak kiri, indeks prestasi, rapot. Padahal mansia itu bukan hanya mahluk intelektual,” jelasnya.

Menurut Ary, manusia itu mahluk emosional yang punya perasaan. Manusia itu mahluk spiritual yang punya nurani. Tapi yang dibentuk oleh pendidikan hanya yang 10 persen itu: intelektual.

”Emosi dan spiritualnya tak diformat. Akibat yang terjadi adalah manusia baru. Manusia yang saya samakan dengan manusia ras non manusia. Manusia yang dikatakan Thomas Hobb (filsuf Inggris yang beraliran empirisme, red) sebagai bellum omnium contra omnes = Perang semua lawan semua. Mansuia pemakan mansuia,” jelasnya.

Ary melanjutkan, manusia yang kehilangan hati nuraninya, kehilangan emosinya, sehingga yang ada sebuah mahluk intelektual seperti komputer tanpa kendali emosi, tanpa kendali spiritual. Akibatnya yang terjadi, sebuah kerusakan yang luar biasa.

”Bayangkan robot tanpa nurani, tanpa perasaan hidup dan berjalan-jalan di bumi Indonesia ini,” terangnya.

Beranjak dari pemikiran inilah, Ary merasa perlunya menyelenggarakan pendidikan manusia seutuhnya. Pendidikan yang memberikan pemahaman bahwa manusia itu mahluk emosional dan spiritual; yang harus diformat dan di-engineering.

”Yang terjadi sekarang adalah sebuah pemisahan yang luar biasa antara potensi intelektual manusia dan spiritual manusia, tak satu garis. Inilah yang terjadi ketimpangan,” jelasnya.

Dengan demikian, ESQ adalah bagaimana meng in-line lan antara intelektual manusia dan spiritual manusia menjadi satu garis, untuk melahirkan manusia seutuhnya atau menusia berintegritas.

Tentang mengapa metodenya selalu mengawinkan sain dan agama, menurut Ary, karena manusia selalu mencari hukum-hukum kebenaran yang bisa diterima akal sehat. Mansia diciptakan untuk benar, manusia tidak bisa didoktrin, serta manusia akan mencari hal yang paling benar dan tak menerioma hal yang tak masuk akal.

Artinya, sesuatu yang dilakukan senantiasa bisa diterima akal sehat, kalau akal tak bisa nerima, maka nuraninya. Jadi ketika dia mampu menemukan keseimbangan antara akal dan nuraninya, maka yang terjadi adalah manusia yang seimbang antara apa yang dipikir, apa yang ada di hatinya, dan apa yang dirasanya.

Menurut Ary, agama saat ini telah ditinggalkan dalam dunia sain. Ini pengaruh dari Eropa abad kegelapan, selama 10 abad. Saat itu, ketika berbicara agama, ada sesuatu yang mutlak tanpa perlu dipikirkan, inilah yang mengakibatkan sebuah kemunduran hingga ada hukuman mati di abad pertengahan.

”Pemisahannya luar biasa dan dampaknya sampai ke Indonesia, tapi pemisahanya menjadi fatalitas. Kebenaran itu cuma cuma satu, hukum alam itu sendiri,” ujarnya.

Soal pemisahan agama dan sain ini Ary mencontohkan di universitas, misalnya ilmu hukum. Banyak yang mencapai gelar hingga doktor, ahli undang-undang pidana dan perdata, tapi tak belajar hukum agama, tentang kejujuran dan keadilan.

”Apa yang terjadi? Mereka menjadi ahli-ahli hukum tapi memperjual belikan keadilan. Bahkan penegak hukum menjadi terhukum. Penuntut hukum malah dituntut. Kenapa? Karena mereka melepaskan diri dari sain dengan nilai-nilai agama,” jelasnya.

Di ujung dialog ini, Ary menegaskan bahwa dirinya bukan mengait-ngaitkan antara agama dan sain, namun bagaimana menggabungkan dua hal tersebut. Antara ilmu pengetahuan dan nilai.

”Jangan salah, setiap ilmu pengetahuan punya value: kejujuran. Siapa yang mengajarkan? Agama. Tapi ketika bicara aplikasinya, dia perlu undang-undang pidana dan perdata. Nah ini yang disatukan, dan itu pekerjaan ESQ,” jelasnya.

Kemudian, ketika bicara tentang SDM, tentang leadership, tentang manajemen, umumnya saat itu agama ditinggalkan. Akibatnya mereka mengamalkan rumus bisnis, ”untung sebesar-besarnya, modal sekecil kecilnya. Akibatnya yang terjadi, ikan asin diberi formalin. Padahal dalam hukum agama, itu tak boleh, karena merugikan.

”Nilai-nilai agama inilah yang coba dibawa ESQ ke harian, akibat agama ditinggalkan di dunia bisnis, hukum, dunia piolitik dan dunia sain,” jelasnya.

Di ujung wawancara, ada yang kami sepakati bahwa sain dan agama saling melengkapi. Ibarat melihat dunia dari dua jendela. Perbedaan hanya pada angle saja, pemandangannya sama.

Al Ghazali berkata, ”Wahyu ibarat cahaya, dan akal ibarat mata. Kita tak bisa melihat tanpa keduanya. Masihkah kita mempertentangkan sain dan agama?” ***

Senin, 28 November 2011

Twit Hotel hantu

...Saya akan twit hotel2 berhantu di tanjungpinang.. Tapi demi mendukung program pariwisata, saya tak akan sebut nama hotelnya... R U Ready?


...Baiklah, kisah ini bermula ketika awal bulan lalu, saya mengenban tugas yg amat mulia dan resticly classified, ke tanjungpinang...

Saat itu saya pilih menginap di hotel, X, di batu 6... Hotel ini besar, klas bintang 3... kamarnya banyak, namun, ya... Sederhana...

...Saya menginap di lantai 4. Di lantai itu, hanya saya seorang yg mengisi deret kamarnya... Sisanya koshong... Suasana sepi... Seorang diri

...Kamar saya menghadap sebuah kolam, tapi bukan kolam renang... Dari sini saya bisa lihat lalu lalang kendaraan...

Interior kamar ini sangat sederhana... Singel bed, bersih. sebuah tv cembung 20 inc, sebagai teman & sebuah ac kecil untuk mengusir peluh

Yg tak luput saya amati adalah kamar mandinya.. Ada toilet kecil dg kaca, sebuah wc duduk, serta shower... Ubinnya sederhana, motif th 90-an

Saya amati semua, mulai selasar, langit2 dsb... Meski old-fashioned, tapi terawat... Oke... Tak ada yg aneh. Hingga kemudian jam 21.00....

...Apakah yg terjadi setelah pukul 21.00 itu? Tweeps yg budiman, simak terus misteri hotel berhantu ini, setelah kumandang azan magrib...

Jam 21.00 itu saya gerah, lalu mandi... Tapi saat berkaca di kloset, seolah ada orang di belakang... Ah, mungkin saya terlalu lelah

...Setelah rapi, mengusir daki dg aroma terapi, saya bergegas hendak keluar menuju lobi... Kamar saya kunci, lalu menyusuri selasar hotel...

Sebenarnya, di lantai 4 itu ada lift. Tapi saya pilih lewat tangga. & ya ampun, nih hotel sepi banget. Yg terdengar hanya langkah kaki saya

Hingga di lobi, barulah terasa ada kehidupan. Itupun hanya suara piano dari kaset, & pingkal tawa lima lelaki yg duduk di sofa sebelah kanan

...Sayapun coba keluar hotel, cari makan... Nikmati kuliner pinang yg yahud, sambil menghirup udara yg lebih segar di luar sana...

Tak terasa, malampun larut, saya kembali ke hotel. Namun kali ini saya pilih naik lift ke lantai 4. Pas keluar lift, saya merinding. Sepi

...Saat menuju kamar, seolah ada yg mengiring langkah kaki ini. Ah. Abaikan... Mungkin karena emang perasaan saya aja...

...Saat di kamar, saya rebahkan tubuh yg penat ke peraduan... Volume tv saya keuatkan, untuk usir sepi yg kian menggigit...

...Lelaki, sendiri, di kamar hotel yg sepi... tampaknya bukan kombinasi yg tepat... Yg ku mau bisa cepat terlelap, agar segera pagi...

saat saya akan lelap, tiba2 ada suara ketukan... Tek tek tek tek tek... Jeda sebentar, lalu lanjut lagi, tek tek tek tel tek... Back to back

Semula saya abaikan... Namun lama2 bunyi ketukan itu mengganggu... "Ah, mungkin bunyi AC," pikir saya, coba sok cool...

Tapi, setelah lama2 saya berpikir juga, "ah, tak ada yg salah pada ac ini. Bagus, kok... Saya coba remote, just like new..." Gumam saya

Hampir 30 menit suara ketukan itu terdengar, saya pasang telinga, arahnya dari kamar mandi... Saya ingat2 betul, kok kamar mandi bisa bunyi?

Saya berpikir, saat meriksa kamar mandi tadi, tak ada media yg bisa menyebabkan bunyi seperti ini.. Lalu saya sadar bahwa saya telah dibully

Ah, sama yg hidup saja saya masih tahan dibully, apalagi sama yg sudah mati. Asalkan tak nampakkan diri aja...

Tapi saya tak mau nantangin, juga badan terlalu letih untuk meriksa asal suara itu... Akhirnya, saya milih tidur, membiarkan suara itu

...Kemudian, saya terbangun jam 4, suara2 itu sudah tak terdengar lagi... Jam 6 pagi saya mandi, saya amati di kamar mandi, tak ada yg aneh

...Saat kembali ke batam, saya ceritakan pada kawan2... Ternyata bukan hanya saya yg pernah dibully hantu hotel itu...

"Saya pernah nginap di situ... Pas jam 12 malam, ada suara, tek tek tek tek tek. Gitu terus. Saya kencengin aja suara tv-nya," kisah teman

...Dari sini saya punya tips, kalau nginap di hotel, cari yg ramai... Atau mending nginap di rumah saudara aja, lebih irit, he he he

Nah tweeps yg budiman, demikian tadi kisah "misteri hotel berhantu" yg saya kisahkan dari pengalaman pribadi di tanjung pinang... Bye...

Minggu, 27 November 2011

Carpe Diem...

Dalam sebuah bukunya, Still More About Nothing, Wimar Witoelar, berkisah tentang terowongan. Menurutnya, banyak ragam terowongan di dunia ini.

Ada yang dibuat di bawah dasar sungai, seperti terowongan di Rotterdam, New York, atau di Hong Kong. Ada juga yang dibuat di dasar laut, seperti Kanal Inggris (English Channel). Bahkan ada juga yang menerobos gunung, seperti terowongan terpanjang di Eropa, Mont Blanc.

Dari namanya, terowongan Mont Blanc digali di bawah gunung Mont Blanc, gunung tertinggi di Eropa yang berada di sudut tiga negara: Prancis, Italia, Swiss.

Panjangnya 13, 9 kilometer, masuk kota Chamonix di Prancis dan keluar di Italia. Saking panjangnya, maka yang tampak saat melihat ke kanan kiri, hanya tembok.

Sedangkan ke depan dan ke belakang, hanya rongga terowongan panjang, makin lama makin mengcil, kemudian hanya hitam.

Bila pengemudinya gampang stress, akan mudah dihinggapi rasa panik, dan mengakibatkan disorientasi. Bisa bahaya. Apalagi yang memiliki penyakit clustrophobia (rasa takut di ruamg tertutup).

Tak ada hal yang mengerikan daripada berada di terowongan tanpa ujung, bagai masuk penderitaan tanpa harapan. Namun bila kita yakin bahwa terowongan itu dibuat untuk mencapai ujung, maka disorientasi itu tak perlu terjadi.

Hal yang harus dilakukan hanyalah tenang, terus fokus, jernih, dan seimbang. Mengemudilah dengan baik, maka tak lama kemudian kita akan sampai ke ujung. Itulah solusinya.

Ketenangan itu mutlak diperlukan untuk menghadapi situasi seperti ini. Karena sehebat dan sepandai apapun seseorang menghadapi persoalan, tak akan bisa berpikir jernih bila tak tenang.

Kebalikannya, adalah rasa panik atau rasa takut mendadak yang langsung menggantikan perasaan lain, lalu dengan ganas menghilangkan kecerdasan dan akal sehat. Hilang logika, yang ada hanya luapan perasaan takut. Sumpah seranah menghujam.

Padahal, saat dalam keadaan tenang, kita merasa tindakan semacam itu tak perlu. Ada penyesalan, atau bisa jadi kita malah lucu sendiri.

Panik ini muncul saat menghadapi situasi yang tak terduga yang menyebabkan rasa kehilangan kendali. Tak harus masalah besar, kadang hal kecilpun bisa bikin panik.

Panik pada hal-hal kecil, kadang tampak lucu. Pernah lihat reaksi orang yang takut pada cecak, saat dilempar binatang melata itu? Lucu bukan? Padahal bila dia tenang, toh cecak itu tak akan menggigit.

Namun dalam skala serius rasa panik tak lucu lagi. Ingat peristiwa Terowongan Al Muassim di Mina? Ratusan jamaah Haji tewas terinjak-injak.

Rasa panik itu menular dan menyebar. Satu teriak, puluhan bahkan ratusan orang akan kalap. Sikap buruk menular melalui pikiran lalu ke tindakan.

Menurut saya, dari pada panik, mending optimalkan waktu yang ada. Kalau boleh meminjam sebuah frasa dalam bahasa Latin, Carpe diem, quam minimum credula postero... yang berarti: ”Petiklah hari, dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok.”

Oke, mungkin saya sudah ngelantur jauh. Dari tadi kok ngomongin terowongan, lalu kini ke rasa panik, hingga menjalar ke carpe diem, segala.

Baiklah, sebenarnya saya hanya ingin menggambarkan, begitulah umumnya kondisi masyarakat saat Batam diguncang demo buruh kemarin.

Sebenarnya peristiwa utamanya tak begitu besar dan singkat, namun dampak psikologisnya ke mana-mana dan berhari-hari. Dan ini terus diperburuk oleh berita-berita horor via SMS, twitter, facebook dan media sosial lain.

Katanya, ”Batam Centre rusuh...” padahal yang rusuh cuma di depan kantor wali kota saja, bukan Batam Center yang wilayahnya luas itu.

Ada juga yang bilang, ”Supermarket Gelael dibakar,” padahal yang ada hanyalah orang sedang bakar ban bekas, itupun lokasinya jauh dari Gelael.

Yang lebih parah ada yang mengatakan, toko-toko di Aviari, Batuaji dijarah. Padahal tidak benar sama sekali. Bohong. Begitu seterusnya yang kalau dihitung, saya menemukan ada 10 berita bohong yang beredar saat itu.

Things to do when panic, selling happens. Tampaknya pas menggambarkan kala social climber, mencoba peruntungan dengan memposting berita-berita seram bahkan bohong.

Padahal setelah ditanya, umumnya hanya akan menjawab, ”Katanya.... atau kabarnya...” tapi anehnya banyak yang malas verifikasi lalu langsung percaya begitu saja tak hanya oleh orang tak berpendidikan, juga yang well educated.

Akibatnya banyak yang disorientasi, seolah Batam sudah kiamat saja.

Rumors are carried by haters, spread by fools, and accepted by idiots.


Selasa, 22 November 2011

Agus Mustofa

”Kadang kala gunung harus meletus, agar menjaga bumi tetap berdiri.” Kalimat ini saya dapat dari Agus Mustofa, penulis buku-buku seri diskusi tasawuf Islam berhaluan moderen, saat dia berkunjung ke redaksi Batam Pos.


Dalam konteks psikologi, teori ”gunung meletus” tadi bisa juga berarti, ”Kadang kita harus meluahkan amarah, guna menjaga jiwa tetap stabil. Namun tiu pilihan terakhir. Inilah yang disebut katarsis. Semua harus tersalur, secara alamiah.

Agus memang pemikir Islam yang dinamis. ”Karena Islam adalah agama universal dan pas di segala zaman,” urainya.

Arek Malang ini banyak mengupas Islam dari segi ilmu pengetahuan. Semuanya banyak berkisah akan olah pikir dan olah hati. Lihatlah bagaimana dia menulis tentang takdir, yang menurutnya bukan sesuatu yang tetap, namun bisa diusahakan untuk berubah.

Agus mengurai, Rukun Iman ke enam mengatakan, kita harus percaya pada qada dan qadr. Menurutnya, qadr adalah kapasitas yang sudah ditetapkan. Seperti jenis kelamin, ras, orang tua dan sejenisnya.

Namun qada, merupakan takdir yang bisa diperbaiki. Misalnya saat ini, kita tengah terjebak macet. Situasi tersebut merupakan takdir, namun hal ini bisa kita perbaiki, kita ikhtiarkan, dengan cara berusaha keluar dari kemacetan tersebut.

Dengan demikian, manusia tak akan terjebak pada kepasrahan. Karena Allah kurang menyukai orang yang hanya berpasrah tanpa berusaha. ”Bukankah Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum, bila mereka sendiri tak mengubahnya?” ujar Agus mengutip Alquran Surat Ar-Raad, ayat ke 11.

Yang juga menarik bukunya yang berjudul Tahajud Siang Hari Duhur Malam Hari. Di sini Agus mencoba menggambarkan, bahwa di sisi bumi yang lain, siang malam kadang datang tak beraturan. Di Eropa khususnya yang beriklim kutub, kadang siang di sana lebih panjang dari malam. Pun sebaliknya.

Di Rusia, misalnya, pada saat penghujung Musim Panas, penduduk di sana merayakan White Night, yang artinya malam putih. Biasanya perayaan dimulai pukul 23.00. Malam Putih. Disebut demikian, karena saat itu matahari barulah tenggelam ketika pukul 24.00 malam!

Nah, kalau begini bagaimana dong salatnya? Bagaimana dong puasanya? Inilah yang dikupas dalam buku Tahajud Siang Hari Duhur Malam Hari.

Dalam buku ini Agus juga berkisah pengalamannya saat mendampingi jamaah umrah dari Surabaya. kebetulan, kala itu bulan Ramadan. Semua jamaah tentu sedang berpuasa.
Hingga saat jam para jamaah menunjukkan pukul 18.00 (waktunya masih WIB, berdasar jam keberangkatan), di luar masih terang benderang. Padahal, mereka semestinya sudah berbuka.

Sesaat mereka masih bertahan. Hingga dua jam berlalu, ada pula yang tak tahan lalu bertanya pada Agus, apa boleh berbuka puasa. Agus menjawab, karena sahurnya berdasar WIB, maka boleh saja berbukanya berdasar WIB.

Di antara jamaah, ada yang mematuhi saran Agus. Namun, tak sedikit yang masih bertahan. Agus pun tak tega lalu mengatakan bahwa matahari masih lama akan tenggelam.

Pasalnya, perjalanan Surabaya-Mekkah seiring dengan peredaran matahari, yakni menuju ke barat. Kecepatan pesawat kala itu 1.000 km perjam, sedangkan matahari 1.600 km perjam. Jadi, wajar saja jika siang terasa lambat.

Mendengar penjelasan Agus ini, jamaah pun mengerti, lalu mereka berbuka.
Kisah ini juga mendapat tanggapan dari Bos Jawa Pos Grup Dahlan Iskan. Dalam pengantarnya dia menulis, ”Wah, untung masih naik pesawat biasa, kalau naik concorde, malah tambah panjang siangnya. Karena kecepatan Concorde melebihi kecepatan matahari,” tulisnya.

Dahlan memang sudah lama mengenal Agus. Maklumlah, Agus mantan wartawan Jawa Pos. Dia bekerja di sana, sejak 1990, setelah lulus kuliah di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Nuklir, Universitas Gadjahmada, Yogyakarta angkatan 1982. ”Ilmu nuklir kurang berkembang di Indonesia,” selorohnya.

Setelah di Jawa Pos, Agus mulai giat mengasah kemampuannya di bidang tasawuf. Maklumlah, sejak kecil dia sudah sangat akrab dengan filsafat seputar pemikiran Tasawuf. Hal ini terpengaruh pemikiran sang ayah, Syech Djapri Karim.

Di masanya, ayah Agus seorang guru tarekat yang intens, dan pernah duduk dalam Dewan Pembina Partai Tarekat Islam Indonesia, di era Bung Karno.
Setelah di Jawa Pos, pria kelahiran Malang, 16 Agustus 1963 itu, pelan-pelan mulai menuangkan hasil pemikirannya.

Hingga setelah banyak menghasilkan buku, dia memutuskan mundur dari grup Jawa Pos, kala jabatannya sudah sebagai General Manager JTV, televisi lokal milik Jawa Pos. bahkan kini, dia memiliki percetakan buku sendiri di Surabaya, bernama Padma.
Satu lagi tausiyah Agus yang masih terngiang di telinga saya adalah, saat dia menjabarkan apa itu senang, nikmat dan bahagia.

Menurutnya senang itu bersifat kebendaan dan lahiriyah. Misalnya, kita senang saat punya mobil dan sebagainya. Sedangkan nikmat, selalu berada di hati. Adapun kebahagiaan, merupakan nikmat yang datang terus menerus.

Dari uraian ini, kita diajak agar untuk menuju ke sana, hendaknya orientasi hidup tak hanya bersifat kebendaan, namun bagaimana kita menata hati.

Senin, 21 November 2011

twit follower

Tentu bangga punya banyak follower, dg begitu kita lebih dikenal... Tapi jangan lantas bikin sombong, berasa sdah punya segalanya. Itu salah


------------- @rizaref -------------

Twitterland itu, tentu bukan dunia nyata... Beda banget... Itu aja dulu pahami...

Pahami juga, Seberapa jauh, twit kita mengubah atau menggerakkan follower kita? Atau malah dicuekin?

Ketahui juga karakteristik follower kita, umur, latar belakang dll... Yg perlu dicatat, tak ada loyalitas di twitland, umumnya pragmatis

Pahami juga bhw di twitland, kita stateles, follower itu bisa datang dari daerah mana saja... Beda dg di dunia nyata kita hidup dlm cluster

Maka itu, ya kalau di dunia nyata anda bukan seleb, maka stop bergaya bak seleb... Apalagi sampe maksa ubah penampilan, rempong sob

Yg pasti, media macam twitter begini sifatnya berdasar trend... Lihat saja, yg punya follower besar di sini rata2 artis dan pseudo anonim...

Contoh lain, pak sani dan mas soerya tak punya follower di twitter, tapi apa lantas anda bisa lebih populer dari dia di kepri? Tidak, sob

Atau pak M yg dirut itu, tak ngetwit. tapi apakah twit selebtwit bisa menggerakkan karyawan pak M? Jangan ngocol, ah... XD

Jadi, berhentilah menyombongkan dan menjual follower, atau menganggap mereka bisa dikendalikan... Biasa aja... ;)

Saya nge-twit tentang follower tadi untuk nyikapin orang2 yg delusional, karena punya follower besar...

Di antara mereka bahkan mengklaim sebagai pangeran di twitter, dan merasa sangat penting, seolah pusat alam semesta

Twitter, dunia yg dibangun dg kata2 sedangkan dunia nyata, dibangun ahlak... Tentu jauh bedanya...

Di twitter tempat kita "kerja kata" sedangkan dunia nyata, tempat "kerja nyata"... Dimana gagasan menjadi tindakan, diskusi menjadi solusi

Jadi, percumalah twit kita berkekata bijak bagai resi, bila di dunia nyata kelakuan kita macam syaitanirrajim

Jadi, percumalah twit kita memotivasi hebat, bila di dunia nyata kita malasnya minta ampun...

Di twitter bisa jadi kita adalah "it" atau "apa", tapi di alam nyata kita adalah "he/she" atau "siapa"

So, bila twitter mulai bikin delusi pada kondisi kejiwaan anda, segera wake up, injak tanah kuat2 karena itulah dunia kita sebenarnya...

... Words can't cook rice... Eventough your twit...


Kamis, 17 November 2011

Entaskan Buruknya Prestasi Olahraga Kepri

Jadi Target Utama ASSBI Kepri

Prestasi olahraga di Kepulauan Riau (Kepri), khususnya sepak bola, sangat tertinggal dibanding provinsi lain. Inilah terget utama yang akan dibenahi oleh Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI), Pengurus Daerah Kepri.

Hal ini merupakan satu dari sekian program kerja ASSBI Pengda Kepri, setelah terbentuk pada 25 Oktober 2011 lalu, dengan nomor registrasi ASSBI A3. 25-10-11, sebagaimana mengemuka dalam rapat perdananya, di kantor ASSBI Pengda Kepri, Graha Pena Batam lantai 2, kemarin.

Rapat tersebut dipimpin Ketua Umum ASSBI Pengda Kepri Ade Adran Syahlan, bersama Sekretaris Umum Saibansah Dardani, Bendahara Almeiza, Bidang Pemandu Bakat/Pembinaan Usia Dini Yudi Candra, Bidang kesehatan/Medis Abdi Chaniago, Bidang Kompetisi/Perwasitan Edy Sabhara, serta Humas Program dan Marketing M Riza Fahlevi.

”Ketertinggalan ini, khususnya di bidang sepakbola, harus segera kita akhiri,” jelas Ade yang juga Dirut Posmetro Batam ini.

Indikasi ketertinggalan tersebut, menurut Ade, tersingkirnya tim sepak bola di Kepri, dalam hal ini PS Batam, dari divisi utama. ”Tim (sepakbola) Kepri hanya masuk Divisi II PSSI,” jelas Ade.

Indikasi lain, tim olahraga Provinsi Kepri tak lulus seleksi Pekan Olahraga Nasional (PON), lebih parahnya lagi, Kepri menjadi satu-satunya provinsi yang tak mampu mengirim tim sepakbolanya untuk berlaga di Liga Pendidikan Indonesia (LPI). Hal ini merupakan dampak, karena ternyata Kepri tak pernah menggelar LPI, baik tingkat kota/kabupaten apalagi kecamatan.

”Bila pemerintah daerah tak mampu menyelenggarakan LPI, serahkan saja pada kami (ASSBI Kepri),” tantang Ade.

Sementara itu, terkait program awal ASSBI Pengda Kepri, dimana Rida K Liamsi sebagai pembinanya ini, akan segera melakukan sosialisasi, pada masyarakat, baik melalui media cetak maupun melalui website resmi.

”Saat ini websitenya tengah kami garap. Mudah-mudahan segera rampung. dengan demikian, sekali klik, masyarakat bisa mengetahui tentang apa dan bagaimana ASSBI Pengda Kepri,” jelasnya.

Selanjutnya akan membidani lahirnya ASSBI di tingkat kota dan kabupaten di provinsi Kepri. Mengingat saat ini, pada tingkat kota/kabupaten di Kepri, ASSBI baru terbentuk di Batam yang menaungi 12 sekolah sepak bola (SSB) di kota ini, di antaranya SSB RDK Muda.

Rabu, 16 November 2011

twit situasi 65

Ingat "manikebu"? Itu kependekan manives kebudayaan, yg sebenarnya nada peyoratif untuk KKPI saat tegang dg Lekra. Manikebu=mani kerbau, hiy


Meski pendidikan kalah maju, namun orang2 dulu lebih mantap dalam berpolitik. Mereka berpartai berdasar ideologinya, bukan tujuan lain...

Pernah dengar istilah "pejah, gesang, nderek Bung Karno (hidup mati ikut Bung Karno)? Makanya, jarang ada kutu loncat partai

Kalau sekarang apa masih ada orang bepartai berdasar ideologi? Ada, tapi antara 1:1000 :)

Adakah sekarang slogan, hidup mati ikut SBY, atau mega, atau Kalla? Silakan nilai sendiri

Saat KKN di desa di lereng gunung kab malang, saya bertemu orang tua yg keukeuh mengatakan "presiden saya bung karno, suharto presiden anda"

Luar biasa memang bagai mana sebuah ideologi itu merasuk. Makanya, jangan coba2 matiin yg namanya tan malakis, atau sosialis, susah!

Etapi, Tan Malaka itu bukan PKI dia murba, dg dasar materialistik, dialektika, logika. Beda dg PKI yg materialistik, dialektika, histori

Emang sih, keduanya bersaing ketat. Zaman itu emang, konsep indonesia adalah nasional, agama, dan komunis. Tapi disatukan dg pancasila

Kata bung karno, kita merdeka untuk menuju sosialis, maksudnya keadilan sosial...

Sayangnya, konsep ini runyam ketika tentara ikut berpolitik. Inilah yg kemudian memicu pertentangan antara tentara dan PKI

Tentara pro sukarno namun anti PKI, PKI pro sukarno tapi anti tentara. Kalau slogan PKI nasakom bersatu, tentara nasakom jiwaku

Emang sih, dulu kelompok islam khususnya Muhammadiyyah, sempat bertentangan dg PKI... Khususnya Pemuda Rakyat, meski tak tajam

Kalau dunia sastra, juga ada persaingan antara kelompok islam yg diwakili Hamka dg Lekra diwakili Pramudya ananta tur...

Namanya sastrawan, tentu mainnya di koran (ah seandainya saat itu ada twitter). Akibatnya koran2 saat itu terbagi 3 poros: kiri tengah kanan

Jadi, memang sejak dulu koran udah memihak pada ideologinya. Ih, jangan sok imut lah. Bahkan sejak era "roman pergaoelan" pra kemerdekaan

Koran2 yg bersaing, masing2 bersuara d rubrik. Harian rakyat dg bintang timur-nya, yg kiri-kirian. Jg ada koran Merdeka & Berita Indonesia

Soal haliannya, kiri itu marxis, kanan islam, yg tengah tak jelas. Tapi cenderung kiri. yg pasti saat itu menganut kebebasan berpendapat kok

Btw, masih ingat tahun 80-an tiap rabu malam jam 7.30 tvri nyiarin "aliran kepercayaan". Sekarang kemana ya?

Jaman suharto emang kepercayaan diakui, sesuai tap MPR no 4 1978, saat itu disebut agama/kepercayaan. Cek KTP jadul deh

Ya, paling tidak dulu ideologi dan kepribadian bangsa kuat. tapi ekonomi lemah. Sekarang? Silaken Nilai sendiri

Tapi, emang ada kaitannya juga kok, ambruknya sukarno usai dia mengusung poros jakarta-peking-pnompenh. Barat geram

Twit Tentara Revolusi

Pagi masih segar, untuk twit tentang tentara revolusi indonesia. Ini saya samapaikan dari sudut pandang berbeda, sesuai aliran Annales

Karena banyak yg kita tangkap dalam sejarah indonesia, hanya berdasar kepentingan penguasa. Makanya banyak disunatin XD

Oke, sebenarnya ini masih nyambung dg twit kemarin (check my TL). Maaf saya tak pake tagar atau nomor, agar yg baca tak terikat

Sebelumnya saya minta izin dulu sama mas baskara. Bukunya "suara di balik prahara", luar biasa...

Dalam sejarah kita TNI itu berangkat dari tentara revolusi yg merupakan dari generasi 45 dan berlllangsung hingga tahun 1982-an

Zaman revolusi dulu, kita memang tak punya tentara. Yg ada tentara rakyat, ya macam film naga bonar-lah. Semua bebas angkat senjata

Baru 5okt 1945, tentara dilembagakan dg nama badan keamanan rakyat (BKR). Itupun lahir karena anjuran bung karno.

Rakyat kala itu oke aja. Karena dasarnya sebagai freedom fighter kok. Namun tak semua masuk BKR, ada yg masuk lasykar2 sesuai ideologinya

Jadi jangan heran kala itu lasykar2 tumbuh subur. Inilah mengapa, saat situasi genting, bangsa kita sering "nostalgiaan" ama lasykar.

Semua freedom fighter ini, sangat revolusioner. Makanya mereka disebut revolution army. Tapi membedahnya perlu studi khusus, sih

Ada yg membandingkan tentara revolusi kita dg bagaimana terbentuknya tentara revolusi uni sovyet, juga di amrik.

Maklum, tentara amrik dan sovyet bermula dari tentara revolusi juga. Beda dg malaysia, india, pakistan. Mereka itu tentara reformasi

Jadi, tentara revolusi itu berkarakter khusus. Karakter pertama; persaudaraan atau jiwa korsanya sangat kuat! Yg kedua, demokratis

Jadi tentara kita berangkat dari dua ciri itu. Tentara kok Demokratis? seakan contradictio in terminis, ya? Tapi emang begitu

Karena demokratis (mungkin) mereka memiliki hak politik yg tak dipisah dg militernya. Mereka adl pejuang bersenjata & politik (dwifungsi?)

Hingga kemudian nugroho notosusanto membagi peran tentara antara pejuang politik dan pejuang bersenjata. Inilah karakternya!

Tapi kalau soal pendidikan, ya, tentara kita jadul sih pada naga bonaran. Buta huruf juga masuk. Yg penting jiwa juangnya kuat banget

Para komandan aja hanya SMP. Emang ada sih yg jebolan akademi, macam pak nasution. Tapi sedikit banget.

Jadi ada yg buta huruf, bahkan tukang becak jadi danyon. Semuanya jalan dan dihormati anak buahnya. Lagi2 mirip naga bonar

wajar bila pak harto dulu dekat sama mantan anak buahnya, termasuk juga bung tomo. Jadi anak buah tak malu minta bantuan pada bapak buah

Tapi itu tentara angkatan 45. Kalau sekarang, tentu beda kan?

Dari jiwa korps yg kuat, lalu muncul "bapakisme". Bukan soal primus inter pares, tapi patron-klien. Mulai paham kan, siifat pemerintah orba

Jadi bagi tentara revolusi, meski tak senang ama rekannya, tetap hormat. Karena masih teman seperjuangan. Saya rasa ini terjdi d negara lain

Tentara revolusi itu patriot, pembela negara. Kata pak Nas, tentara itu pemilik saham utama republik ini. Ini menunjukkan jiwa kops yg kuat

Jadi kalau mau tahu karakter pemerintah orba/suharto, pahami dulu hubungan komandan, panglima, dan anak buah. Hubungan kejiwaan tetap ada

Kalau mantan bawahan mengatakan "mohon menhadap" komandan sudah tahun dia butuh bantuan. Ini biasa di antara tentara angkatan 45

Segini dulu, nanti dilanjut topik lainnya. Soal situasi tahun 60-an, naiknya angkatan darat, kayaknya menarik juga dikupas

------
@rizaref

Rabu, 09 November 2011

Pahlawan

Awal tahun 1430, tepatnya di puncak perang 100 tahun antara Prancis dan Inggris. Pada pertengahan abad 15 itu, Prancis menderita kekalahan terus menerus, hingga kehilangan setengah wilayahnya.

Hingga kemudian di tahun 1429, Jeanne d’Arc (Joan of Arc), gadis yang tinggal di sebuah desa kecil Prancis itu, bangkit melawan. Didorong oleh keyakinan mendengar suara Tuhan untuk selamatkan Prancis, Jean menemui Putra Mahkota Charles (Charles 7) untuk memimpin pasukan serta ikut berperang.

Hasilnya, pasukan gadis yang dijuluki La Pucelle yang berarti ”sang dara” atau ”sang perawan”, tersebut berhasil merebut Orleans dan beberapa wilayah lain dan mengusir tentara Inggris. Kemenangan ini, membuat nama Jeanne d’Arc masyhur, sehingga mampu membuat pasukan Inggris lari terbirit-birit saat melihat ”Gadis dari Orleans” itu di atas kuda dengan baju zirahnya.

Singkat kata, Mei 1430, dalam pertempuran di Compeigne, Jeanne d’Arc berhasil ditangkap pasukan Inggris dan kemudian ditawan disebuah menara di Rouen, selama pengadilan berlangsung, yang kemudian dikenal sebagai Menara Jeanne d’Arc.

Ditahun berikutnya, 30 Mei, 1431, Jeanne d’Arc dikenakan tuduhan bidah, bahkan dicap sebagai penyihir. Lalu melalui mekanisme dengan sangat tak adil, akhirnya dia dihukum bakar. Setelah hagus dibakar ulang hingga jadi abu, kemudian abu tersebut dibuang ke sungai Seine.

Namun, Charles 7 menyatakan hukuman terhadap Jeanne d’Arc tidak sah dan memulihkan kehormatannya. Hingga 400 tahun kemudian, tepatnya tahun 1920, Paus Bennedictus 15 mengakui Jeanne d’Arc sebagai orang suci dan parlemen Prancis menyatakan undang-undang supaya setiap tahun dirayakan festival untuk memuji Jeanne d’Arc.

Ini hanyalah sekelumit sejarah kepahlawanan yang coba diluruskan di Prancis, berdasar apa yang dialami, bukan yang diceritakan. Semua dikaji berdasar analisis menganai struktur (aliran ”sejarah jenis baru” dari mahzab Annales). Sejarah yang berusaha dibersihkan dari manipulasi untuk menghilangkan jejak berdarah para pelanggar HAM untuk kepentingan sesaat peguasa.

Di Indonesia, pelurusan semacam ini juga tengah bergolak. Di mulai ketika tumbangnya rezim Orde Baru disusul masuknya era reformasi. Karena sejarah dan gelar pahlwan Indonesia ada yang dimanipulasi. Umumnya ditulis hanya dari sisi pemenang, bukan korban. Padahal, sejarah dalam perspektif korban dapat menjadi alternatif, kini dan esok. Semua ini perlu diluruskan guna menepatkan, melengkapi, dan memperjelas suatu peristiwa sejarah.

Orang yang paling getol menggugat "sejarah resmi" dan pengangkatan pahlawan Indonesia adalah wartawan yang juga peneliti, Asvi Warman Adam. Dalam beberapa tulisan baik di buku dan media massa, doktor dalam bidang ilmu sejarah dari EHESS (Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales) di Paris, 1990, ini banyak mewacanakan pelurusan sejarah Indonesia, membongkar kebohonan- kebohongan dan rekayasa, serta mengarahkannya menjadi ajang pembebasan bagi kaum tertindas.

Di antara rekayasa itu, tentang pelenyapan fakta pembunuhan sekitar setengah juta orang selama rentang tahun 1965 sampai 1966, serta anggapan bahwa penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun. Padahal kala itu banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara yang masih berdaulat.

Selain Asvi Warman Adam, beberapa kalangan muda juga banyak menggugat tentang sejarah dan anugerah kepahlawanan di Indonesia ini. Yang paling banyak dipertanyakan adalah anugerah kepada pahlawan yang hidup di masa penjajahan Belanda.

Menurut mereka, ada beberapa orang yang disebut pahlawan itu tak lebih dari seorang homopobik. Bahkan ada yang membantai suku tertentu, menjadikan wanitanya budak, serta melakukan pelanggaran hak azazi manusia lainnya. Ini tentu menjadi luka masa lalu antar anak bangsa (pelaku dan korban), yang terus terpelihara hingga kini.

Mereka juga berpendapat, sebenarnya di antara mendapat gelar pahlawan di masa Belanda, semula bukan berperang karena ingin memerdekakan Indonesia, tapi akibat konflik dagang dengan lawan bisnisnya yang disokong Belanda, serta masalah tanah. Mengingat bangsawan zaman dulu banyak yang menjadi tuan tanah. Perlawanan mereka kemudian dibungkus dengan embel-embel suku, ras, agama dan antar golongan sehingga gaungnya menjadi besar.

Berdasarkan hal inilah ada kalangan muda di antaranya aktivis Human Right Watch, Andreas Harsono, merasa agar negara tak perlu lagi memberikan gelar pahlawan nasional. Selain banyak keanehan, kriterianya kacau balau, juga pemberian gelar pahlawan itu bukan domain negara. Dia pun merujuk pada negara-negara dengan sistem demokrasi konstitusional.

Menurutnya, negara-negara tersebut memiliki war memorial, juga hari kepahlawanan, namun tak punya pahlawan nasional. Pahlawan itu domain masyarakat lokal. Bukan negara. Jadi, anda punya pahlawan sendiri. Mungkin orang tua, guru atau tokoh. Ini hak masyarakat untuk mengangkat (pahlawan) nya. Bukan urusan negara.

”Saat ini, sudah ada 144 pahlawan nasional, mungkin 50 tahun lagi, Indonesia akan memiliki minimal 600 pahlawan nasional,” katanya.

Jumat, 04 November 2011

twit Tentang Aksi Berhala

Ok, let's make it clear what I stand. I really obset when berhala isl fall to jambi, ut I don't agree if u use it to provoke yor own people. What kind a leader are you? Don't cover your Stupidity with manipulate people...


1.Kemiskinan di kepri makin parah, inflasi naik tajam, pelayanan rendah, angka bunuh diri meningkat, kelaparan, buta huruf juga masih banyak

2.Memang ada program pengentasan kemiskinan, tapi hanya sebatas bedah rumah. Buat apa? Apa yg bisa dientaskan dg ini? *MIKIR*

3.Kemiskinan itu, bukan karena rumah jelek, tapi tingkat addvalue masyarakat rendah, penyebabnya kurang akses informasi dan peningkatan diri

4.So, ngapain bedah rumah segala, sementara inflasi tak ditekan. Asal tahu saja, tingkat inflasi di kepri, khusuny pinang TERTINGGI di indo

5.Saya rasa kita mbentuk daerah otonom ini karna spakat bahwa rakyat tak kelaparan, harga2 terjangkau, kesehatan terjamin. Bukan bedah rumah

6.Dg bedah rumah, apakah kemiskinan terentaskan? TIDAK. Malah jadi ladang koupsi baru. Ini sudah disidik kejari.

7. Sudahlah pak gubernur, bu wako, pak bupati, pak wako, tinggalkan lipstik dan bedakmu. Turun dulu dari panggung. Kalian harus sadar, eling

8.Daerah ini kian tak ada yg urus. Oligarki meraja eh bersimaharajalela (ngok), kleptokrasi apalagi. Kalian lama2 mirip gaya hugo chaves!

9.dan lebih kacau lagi soal berhala. Pake provokasi dan demo segala. ke jakarta pula. Yg saya tahu, peradaban ini dibangun dg diskusi & ilmu

10.Saya sangat tak percaya bila mereka mau jauh2 ke jakarta dg alasan patriotisme. Bullshit. Pasti ada yg mendanai. Uang siapa? Darah kami?

11.Orang goblok aja bisa ngitung. Ke jekarda naik pesawat, nginep 2 mlm di hotel... Its ok bila bener, eh malah ke TV oon, r u shitting me?

12.Belum lagi transportasi mobilisasi mahasiswa dari bandung, biaya bikin spanduk. Bego, bila ini didanai dari kocek pribadi. Encik syarif?

13.Demo kok ingin masuk tv, itu tandanya kalian tak pede. Sbb bila demo & isu kalian menarik, pasti tu wartawan akan dateng...

14.Jangankan nasional, lokal aja tak menarik kok. Tak laku dijual. padahal pake udah provokasi segala... XD

15.Udahlah, mendagri dah nantang agar ini dselesaikan lwt jalur hukum. Belajarlah pada LN Palar. Ah, sudahlah, pasti tak tahu siapa dia. XD

Dari pada ngasih ratusan juta untuk demo, mending ternak ayam. Daging & telurnya bermanfaat, bulunya bisa buat korek kuping biar tak mampet.

Twit rakor Pembentukan Pejabat Informasi Daerah

Segera bentuk paguyuban #ppid dan lembaga #ppid di daerah...
Inggris pun baru punya uu #ppid pada th 2000 dan berlaku th 2004



ada ketakutan h pejabat daeramembentuk #PPID, 1. takut nambah anggaran. padahal tidak, krn udah ditangani infokom
ketakutan ke 2. executif & legislatif takut ditelanjangi oleh publik. padahal, tujuan #PPID malah memperjelas mana yg perlu ditutup & tidak

ketakutan 3. takut sanksi bila pejabat #ppid tsb dituntut oleh pemohon informasi. padahal kenyataannya tidak demikian. ini hanya delik aduan
delik aduan beda dg delik laporan. wawako rudi, meminta terbuka saja. mulai berbenah diri, agar apa yg dilakukan tak selalu dicurigai. #ppid

#ppid ini penting, agar tak merepotkan wako dan SKPD lain bila ada masyarakat yg meminta informasi. jadi, kalau bersih kenapa harus risih?
jadi saatnya untuk terbuka. hak masyarakat akan informasi harus dilayani. #ppid

ingat, kemiskinan itu jg dipicu akibat keterbatasan akses informasi, sehingga tak well inform. sehingga tak miliki added value. #ppdi
oke pembicara rakor #PPID udah mengambil tempat. salah satunya seorang raja... raja muksin, maksudnya... XD

latar belakang UU KIP: demokrasi, transparansi, supremasi hukum... bermula dari konsursium LSM (inisiatif) #PPID
tujuannya bentuk pemerintahan yg transparan. dan libatkan partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan publik #ppid

setiap informasi publik bersifat terbuka. tak boleh bersifat ketat dan terbatas.#PPID
kcuali bersifat rahasia, sesuai UU, kepatutan ke pentingan umum, melindungi kpentingan lebih besar, n konsekuensi yg timbul apbl dbuka #ppid

UU KIP, semua terbuka kecuali yg tertutup. #ppid
#PPID adalah: pejabat yg bertgjwb dibidang penyediaan, pendokumentasian, penyediaan informasi publik.

dari 33 provinsi, yg udah bentuk KIP baru 11... kendala, political will, anggaran, kelembagaan, SDM, sarana... #PPID
honor pejabat KIP yg tertinggi adalah di kepri... #PPID *berharap ditraktir arjal* XD

apapun lembaga/organisasi yg menerima sumbangan dari masyarakat, maka harus membuka informasi pada publik #PPID
yg sudah menunjuk/membentuk #PPID baru 6 provinsi, 32 kabupaten, dan 6 kota

badan publik yg dg sengaja tak menyediakan, memberikan informasi publik scr berkala, n mengakibatkan kerugian bg orang lain... #PPID
sangsinya, untuk bagi pelanggar hukuman 1 th, dan denda rp5 jt untuk stiap tuntutan. #PPID

infokom batam sudah ditunjuk sbg pejabat #PPID... sayangnya beberapa SKPD belum memiliki PPID pembantu... sehingga data2 mrk susah diakses

Kalau gitu, Apa beda #ppid dg humas?
Beda #ppid dg humas ada di tupoksinya. 1.tugas humas mmenuhi hak tahu publik internal & externalnya utamanya terkait kebjkan wako

2.Humas mengakomodasi aspirasi publik internal dan external, lagi2 terkait aksi wali kota. #ppid
Lagi pula humas di pemko itu eselonnya masih di bawah level kadis. Jadi kurang sakti untuk minta dokumen ke instansi lain #ppid

3.Humas membangun citra baik kepala/pemerintah daerah, melalui media. Tapi #ppid tidak.
#ppid harus memverifikasi data/dokumen pemohon informasi... Nama, alamat, telpon dll. Kalau tak jelas jangan diladeni

@rizaRef humas lbih proaktif dan bnyk suplai info ke media, ppid berikan data ke non-media dan beri data jika diminta...:)

Selasa, 01 November 2011

Dua Hari Raya

Hari Raya Idul Adha sudah menjelang. Orang-orang di kampung kami, Bawean, Jawa Timur, menyebut Idul Adha dengan Hari Raya Besar. Dan perayaannya pun tak kalah istimewa dengan Idul Fitri.



Cuma bedanya, di hari raya Idul Adha tak ada lagi tradisi beli baju baru. Karena saat Idul Adha mereka mengenakan kembali baju baru yang sudah dipakai saat Idul Fitri.

Agar baju tersebut tetap bagus, orang tua akan langsung menyimpan baju Lebaran Idul Fitri anaknya, usai dikenakan. ”Nanti dipakai lagi saat hari raya besar,” anjurnya.

Tapi ini cuma tradisi saja. Ini hanyalah refleksi kebahagiaan menyambut hari raya. Karena hari raya adalah hari makan-makan, minum-minum dan mengingat Allah (dengan takbiran).

Soal mengapa orang Bawean menyebut Hari Raya Idul Adha dengan Hari Raya Besar, saya juga belum paham. Karena baru sekarang saja hal itu terpikir. Tapi kalau saya coba menganalisa, mungkin ada kaitannya dengan tradisi dari Mesir yang juga menyebut Idul Adha dengan Ied Kabir yang artinya Lebaran Besar. Sedangkan HariRaya Idul Fitri disebut Ied Shogir atau Lebaran Kecil.

Karena itulah, mengapa perayaan Idul Adha di negara tersebut, juga di Iran, jauh lebih meriah dan semarak dibanding Idul Fitri. Kebalikan negara kita. Namun sekali lagi, tetap saja kedua hari raya ini ”sama” istimewanya yang memiliki nilai bahagia, semarak, dan amaliyah.

Kata sama saya beri tanda kutip, karena ternyata Idul Adha dan Idul Fitri memiliki hubungan yang erat. Terutama hubungannya dalam dua rukun Islam (puasa dan haji), relasi taqwa dan al birr (kebajikan), relasi spiritual dan fisik, dan relasi pembinaan pribadi dan keluarga. Keterkaitan ini sempat dikupas Dedhi Suharto, dalam bukunya Keluarga Qurani.

Hubungan pertama, dua hari raya ini merefleksikan relasi dua rukun Islam, tentang puasa dan haji. Bila dalam Idul Fitri kita sebelumnya melaksanakan ibadah Puasa Ramadan, di Idul Adha, sebagian ini umat muslim yang mampu dan dipanggil-Nya, menunaikan ibadah Haji di Mekkah.

Puasa mengajarkan pengendalian diri dan bersifat internal, sefangkan haji mengajarkan berkumpul, berinteraksi dengan sesama Muslim dan bersifat eksternal.

Ibadah puasa merupakan sarana latihan, dan pahalanya tak dapat ditentukan karena hanya Allah yang langsung akan membalasnya sendiri. Sedangkan ibadah haji merupakan sarana pembuktian, dan jaminannay sudah pasti, yaitu surga.

Ibadah puasa adalah landasan konsepsional sehingga lebih bersifat abstrak, sedangkan ibadah haji yang merupakan kelanjutan dari ibadah puasa, menggambarkan praktik dalam kehidupan nyata, sehingga lebih konkret.

Karenanya, ibadah puasa akan menghasilkan keikhlasan dan taqwa (kesalehan pribadi), sedangkan ibadah haji akan menghasilkan al birr, atau kebajikan (kesalehan sosial). Selain itu, ibadah puasa terfokus pada pembentukan probadis seorang Muslim, sedangkan ibadah haji terfokus pada pembentukan masyarakat Muslim itu sendiri.

Konsep taqwa dan kebajikan (al birr) inilah yang direfleksikan dua hari raya tersebut. Bila ibadah puasa Ramadan, yang karenanya kita merayakan Idul Fitri, bertujuan agar kita menjadi taqwa, maka tujuan ibadah haji yang karenanya kita merayakan Idul Adha, agar (pelaksananya) menjadi orang yang berbaksi karena hajinya penuh kebajikan.

Jadi jelas, konsep taqwa lebih abstrak, bernuansa keagamaan, sedangkan al birr lebih konktret dan bernuansa kemanusiaan. Keduanya saling terkait.

Relasi kedua hari raya inipun, merfleksikan dua komponen besar manusia, yakni spiritual dan fisik. Bila Idul Fitri mengingatkan kita kepada kekuatan spiritual yang harus dibina, sedangkan hari raya Idul Adha, dengan ibadah haji, mengingatkan kita untuk membina pada kekuatan fisik. Semua kekuatan inilah, baik spiritual dan fisik yang coba didorong oleh Islam.

Dalam dua hari raya tersebut, Allah juga menurunkan dua jenis ujian berbeda. Dalam Idul Fitri, ujiannya sederhana, tapi mendasar, yakni berupa pelaksanaan ibadah zakat fitrah. Ujiannya bersifat individu.

Sedangkan Idul Adha, bentuk pengujiannya berdasarkan biaya, sehingga terasa lebih berat. Pada Idul Adha, ujiannya berupa pelaksanaan menyembelih hewan kurban yang disunnahkan pada komunitas terkecil dalam bentuk keluarga. Sekali lagi, semangatnya adalah pada komunitas bukan individu.

Rabu, 26 Oktober 2011

Al Capone, Sang Mafia


Kata Mafia, atau juga disebut La Cosa Nostra, The Syndicate, The Mob, The Outfit dan sebagainya, sebenarnya berasal dari bahasa Sisilia kuno, Mafiusu, yang diduga mengambil dari bahasa Arab, Mahyusu yang artinya tempat perlindungan dan pertapaan.


Berawal dari revolusi 1848, kala keadaan pulau Sisilia morat-marit sehingga mereka memerlukan membentuk ikatan suci yang meoindungi mereka dari serangan bangsa lain, dalam hal ini Spanyol.

Nama mafia mulai terkenal setelah sandiwara pada 1863 dengan judul I Mafiusi di la Vicaria (Cantiknya Rakyat Vicaria) yang menceritakan tentang kehidupan geng penjahat di penjara Pelermo.

Dalam perjalanannya kelompok mafia yang semua didirikan atas ikatan persaudaraan, menjadi besar sehingga memerlukan pendanaan cukup besar. Di sinilah misi organisasi berubah menjadi profit oriented. Caranya dengan memberikan jasa proteksi pada kelompok yang mengalami pemerasan.

Praktik ala Sisilia ini ikut migrasi ke Amerika bersama pentolan mafia lainnya, seperti Johny Torrio yang kelak memiliki tangan kanan yang terkenal licin dan kejam dan sangat merepotkan pemerintah Amerika. Dialah Alphonso Gabriel Capone atau dikenal dengan Al Capone.

Al Capone lahir di New York, 17 januari 1899 . Semasa hidupnya dia ditempa oleh kejahatan brutal ala Broklyn, mulai mencopet hingga membunuh. Hingga kemudian tahun 1919, dia pindah ke Chicago untuk membantu Johny Torrio.

Di sini, Al Capone menciptakan Chicago sebagai ”kota tanpa hukum”. Pertama dia mengkoordinir gank pendukung dan underow Johny Torrio, kemudian dia membantai kelompok pemeras (black hand). Capone pun diburu polisi, namun selalu lolos tanpa bukti.

Aksi gengster brutal ini membuat wali kota Chicago terpilih William Emmet Dever menyatakan perang terhadap mafia. Inilah yang membuat Al Capone pindah ke Cicero, Illinois lalu membantai semua genk terkenal di sana untuk memperebutkan kekuasaan di kota.

Terusir dari Chicago, membuat Capone belajar politik untuk mengambil alih pemerintah kota Cicero yang menewaskan 200 orang, termasuk seorang jaksa penuntut Bill McSwiggins karena berani mengusik bisnis haramnya.

Hingga pada 1924, saat pemilihan dewan kota Cicero, anak buah Al Capone mengancam para pemilih di beberapa tempat pemungutan suara. Hasilnya, calon wali kota boneka yang disokong Capone, William ”Big Bill” Thomson, menang telak.

Capone pun kian leluasa berkuasa. Kekuasaannya kian mutlak. Dia bisa menentukan siapa saja yang dapat menjadi pimpinan daerah, termasuk kepala daerah. Tak heran, karena semua dibangun oleh oligarki. Perang antar genk kerap terjadi, suap merajalela, korupsi kian terorganisasi.

Hampir semua jajaran pejabat pemerintahan dan aparat penegak hukum, masuk dalam menerima setoran rutin (daftar suap) dari Al Capone. Imbalannya, mereka harus memberikan proteksi dan kekebalan hukum pada Al Capone. Bisnis ilegal Capone, mulai minuman keras, pemerasan, prostitusi, perjudian kian subur. Dari sinilah dia kembali ke Chicago. Kekayaannya saat itu mencapai 100 juta dolar AS.

Tentu beragam kejahatan tersebut dijalankan dari balik layar oleh Capone. Karena di luar, Capone mencitrakan diri sebagai orang rendah hati dan bersih. Bahkan, bagai Robin Hood moderen, Al Capone rajin menyantuni (menyuap) masyarakat. Kepada wartawan Capone mengaku telah pensiun dari bisnis haramnya. Dia kini hanya menekuni bisnis jual beli mebel.

Capone memang tak hanya dalang, tapi juga aktor ulung. Pernah rekannya tewas, Capone juga hadir sembari menangis. Padahal, dia sendirilah pelaku pembunuhan itu. Lagi-lagi tak ada seorang aparatpun sanggup menyentuhnya. Bila nekad, langsung pindah.

Al Capone mulai jadi target FBI ketika anakbuahnya melakukan eksekusi massal pada anggota gengster lain, di sebuah gudang yang kemudian dikenal sebagai Valentine berdarah pada 14 Februari 1929.

Kemudian Al Capone berhasil digulung oleh tim kepolisian The Untouchable, pimpinan Master Krimonolog Elliot Ness. Dia adalah seorang polisi yang ditempatkan di Departemen Keuangan untuk sebagai penyidik pajak. Ness membidik Al Capone lalu menyeretnya ke penjara, bukan dalam hal kejahatan pembunuhan (karena ini sulit dibuktikan), namun terkait penggelapan pajak.

Sebenarnya Capone berusaha ”ngasih setoran” pada Elliot Ness, 2000 dolar AS perminggu. Namun gagal. Elliot pun mempublikasikan usaha Capone ini ke media. ”Ada hal yang sangat penting untuk diketahui oleh dunia, bahwa kami para penegak hukum tak bisa dibeli. saya ingin Al Capone dan setiap ganegster di kota ini menyadari bahwa masih ada beberapa agen penegak hukum yang kerja jujur dan berjalan di atas rel kebenaran yang telah digariskan,” tegasnya.

Semula, tahun 1931, Al Capone dipenjara di Cook County Jail. Namun kepiawaiannya menyuap sipir, membuat dia mendapat perlakuan istimewa bagai di hotel. Kabar ini membuat pemerintah federal marah, lalu pada 1934, memindahkan Al Capone ke Al Catraz. Hingga akhirnya dia meninggal pada 25 januari 1947 di rumah sakit, konon karena dia depresi oleh kerasnya penyiksaan di penjara yang disebut The Rocks tersebut.

Para mafia mungkin bisa mengacaukan negeri ini, namun kita tak perlu risau selama masih ada penegak hukum seperti Elliot Ness. Tapi apa masih ada?

Rabu, 19 Oktober 2011

Baru, Terbuka

Andai saja Temujin (1206–1227) tak membuka diri untuk selalu menerima hal baru, mungkin Mongolia tak akan menjadi bangsa yang besar, dimana kekuasaannya membentang mulai China di Timur hingga Rusia di bagian barat, masuk Eropa dan juga seluruh Asia Tengah.


Kalau Temujin tak membuka diri terhadap perkembangan-perkembangan baru, Mongol takkan bisa membuat sistem administrasi tertulis, sehingga proses perubahan benar-benar terjadi. Sehingga bangsa Mongol mengalami dinamika dari yang mulanya hanya kaum kaum penggembala, menuju perubahan ke arah masyarakat moderen.

Temujin yang akhirnya digelar Jengis Khan ini, cukup terbuka pada perubahan, di manapun datangnya. Pernah dia menjadikan tawanannya (baca: musuh) yang lebih mahir dalam bidang administrasi saat itu, untuk mengajar para petinggi bangsa Mongol. Baginya, bukan masalah orangnya, namun apa yang dibawa orang tersebut. Objektif, bukan subjektif.

Tradisi ini kemudian dilanjutkan cucunya, Kubilai Khan (1215-1294). Tak tanggung-tanggung, untuk menyerap suatu hal yang baru itu, dia sampai memindahkan ibukota Mongolia dari Karakum ke Kota Terlarang, Beijing. Karena memang Kubilai Khan, sejak kecil sudah jatuh cinta akan budaya China.

Setelah menetap di Beijing itulah dia lebih leluasa mempelajari hal-hal baru mulai seni, pengobatan, bahkan kuliner. Sebuah catatan menulis, Kubilai Khan pernah memerintahkan berbagai bumbu makanan dari pelosok dunia Eropa, India, dan Arab dikirimkan ke Beijing untuk membuat makanan baru.

Maka terciptalah makanan terkenal yang dinamakan Bebek Panggang Beijing (Peking roast duck)yang sampai saat ini dikenal seluruh dunia sebagai salah satu makanan terenak dari China.

Demikian pula di Jepang, bagaimana Kaisar Meiji, juga dipanggil kaisar Mutsuhito, menyerap sesuatu yang baru dengan mengakhiri masa isolasi yang bertahan selama 250 tahun di negaranya. Zaman baru ini disebut zaman Meiji yang berlangsung antaa 1868-1912.

Pada masa inilah Jepang bergerak memodernisasikan diri dalam segala bidang, yang dikenal dengan Restorasi Meiji, dimana Jepang membangun sistem pemerintahan, ekonomi bahkan budaya dengan mencontoh negara-negara Barat/masyarakat moderen.

Golongan-golongan lama yang selama masa feodal membuat masyarakat terbagi dihapuskan. Seluruh negari terjun dengan semangat dan antusiasme ke dalam studi dan pengambilalihan peradaban Barat modern.

Jepang pun bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa mencapai apa yang diinginkan dimana di Barat memerlukan waktu berabad-abad lamanya.

Menerima hal baru juga dilakukan pemimpin Rusia, seperti Peter 1. Bedanya, dialah langsung datang kesumbernya. Sebagaimana diketahui, Peter 1 (1672-1725), atau dipanggil Peter yang Agung, merupakan penguasa unggul Rusia. Semasa muda, keingin tahuan Peter untuk hal-hal baru sangat besar, utamanya soal teknik.

Karena itulah dia rajin merantau ke beberapa negara di Eropa Barat. Supaya tak dikenali, dia pun menyamar dengan mendandani dirinya dengan sederhana mengikuti kelompok delegasi.

Dari sinilah dia belajar teknologi, seni. Di Prusia dia mengikuti pelatihan menembakkan meriam, serta memiliki kepedulian tentang anatomi. Di Belanda dia belajar teknik pembuatan kapal dan di Inggris dia belajar tentang pelatihan militer.

Alasan Peter 1 rajin mempelajari semua hal baru tersebut, untuk membuat Rusia menjadi negara maju dan kuat. Tak heran bila akhirnya, Peter 1 menjelma menjadi penguasa cerdas, memiliki visi ke depan, dan sangat artistik.

Hasil karya seninya yang bertahan hingga kini adalah istana musim panas Petrodvorets yang indah sehingga disebut juga Istana Versailles dari Rusia.

Karya Peter 1 lainnya adalah kota Saint Petersburgh (Leningrad), yang merupakan kota paling keren di Eropa, juga pusat kebudayaan dan kesenian. Kota yang akhirnya jadi ibu kota kekaiosaran Rusia ini, dibangun tahun 1703, di muara sungai Neva yang menghubungkan 101 buah pulau dengan 500 jembatan.

Menerima hal baru denagn cara memperkenalkan Perestroika (reformasi ekseluruhan, memiliki arti dari pikiran yang baru), juga dilakukan Michael Gorbachev tahun 1985, untuk melepaskan Rusia, yang kala itu bernama Uni Sovyet, didera akibat gagalnya sistem komunis. Dengan ini, masyarakat yang sudah membeku sedikit mencair dan mulai berpikir bebas dengan hal-hal baru.

Dengan hal-hal baru pulalah, tokoh-tokoh renaissan berkreasi, sehingga memunculkan aliran baru untuk merespon zaman. Kita tahu, aliran-aliran seni lukis renaissan itu muncul sebagau kritik dan pembaharu era gotic. Kemudian tumbuh aliran baru lagi; Mannerisme.


Selanjutnya dari Itali merebak era Barok, namun kemudian seniman pembaharu menjatuhkannya, dengan memunculkan aliran Recoco. Begitu terus, hingga muncul aliran Akademisi, Romantisme, Realisme, Victoria, Naturalisme, Impressionisme, Simbolisme dan Expresionisme. Juga ada Art Nouveau yang menjadi kritik atas Revolusi Industri Inggris, karena tak lagi menghargai keterampilan seniman. Tapi tak lama muncul Art Deco.

Begitu terus. Dengan hal baru, kita saling memberi dan menerima pengaruh. Manusia hidup dan berkembang dengan sesuatu yang baru. Karena itulah, kata ”baru” selalu menjadi daya tarik karena kebaruan selalu didamba dan dipuja sepanjang zaman. Kebaruan inilah yang bisa membawa bangsa pada perubahan dan lepas dari kesulitan.