Jumat, 09 Desember 2011

Workshop Konsumen 1

Peran Fungsi Kontrol Media Terhadap Perilaku-perilaku Tidak Bertanggungjawab yang Berpotensi Merugikan Konsumen


Dalam kesempatan ini saya diminta membawakan makalah dengan topik Peran Fungsi Kontrol Media Terhadap Perilaku-perilaku Tidak Bertanggungjawab yang Berpotensi Merugikan Konsumen.

Namun sebelum kita memasuki bagaimana peran dan fungsi kontrol media pada perilaku yang merugikan konsumen, terlebih dahulu saya akan mengurai perilaku konsumen di Batam.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. [1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Terkait perilaku konsumen ini, juga terkait pada prinsip 5W 1H. Misalnya, Why (mengapa) mendapatkan barang/jasa tersebut? What berupa (apa) barang/jasa tersebut?
Who (siapa) yang mendapatkan barang/jasa tersebut, When (kapan) bisa didapatkan barang dan jasa itu, Where (Dimana) barang/jasa tersebut disa didapatkan, dan How (bagaimana) barang/jasa tersebut didapatkan.

Sebagaimana diketahui, perilaku konsumen di Batam sangatlah agresif. Pola konsumsi masyarakat di sini sangat tinggi, namun umumnya terjadi akibat terpapar efek word of mouth marketing (getok ular), sehingga kurang care pada studi kualitas.

Hal ini menyangkut apakah pruduk baik makanan, barang/jasa itu sudah sesuai dengan kaidah yang dibenarkan atau tidak.

Umumnya, perilaku konseumen untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, bahkan ada kalanya juga untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusannya juga dilakukan tidak dengan pertimbangan yang matang.

Misalnya untuk makanan kemasan, produksi mana, apakah bahan-bahannya aman, kapan masa kedaluwarsanya dan sebagainya. Kemudian untuk kuliner, kadang juga abai meneliti tingkat kebersihan, kehalalal (bagi yang Muslim), dan apakah bahan-bahan yang digunakan sudah sesuai kaidah kesehatan (BP-POM) dan lain sebagainya .

Hal yang sama juga terjadi pada pola konsumsi jasa, misalnya apakah lembaga penyelenggara jasa tersebut jelas atau tidak, klausulnya bagaimana, bila suatu saat terjadi masalah penyelesaiannya bagaimana?

Akibat kurang care-nya konsumen di Batam melakukan studi kualitas, membuat mereka kerap jadi target perilaku-perilaku tidak bertanggungjawab yang berpotensi merugikan konsumen itu sendiri.

Tidak ada komentar: