Rabu, 16 November 2011

twit situasi 65

Ingat "manikebu"? Itu kependekan manives kebudayaan, yg sebenarnya nada peyoratif untuk KKPI saat tegang dg Lekra. Manikebu=mani kerbau, hiy


Meski pendidikan kalah maju, namun orang2 dulu lebih mantap dalam berpolitik. Mereka berpartai berdasar ideologinya, bukan tujuan lain...

Pernah dengar istilah "pejah, gesang, nderek Bung Karno (hidup mati ikut Bung Karno)? Makanya, jarang ada kutu loncat partai

Kalau sekarang apa masih ada orang bepartai berdasar ideologi? Ada, tapi antara 1:1000 :)

Adakah sekarang slogan, hidup mati ikut SBY, atau mega, atau Kalla? Silakan nilai sendiri

Saat KKN di desa di lereng gunung kab malang, saya bertemu orang tua yg keukeuh mengatakan "presiden saya bung karno, suharto presiden anda"

Luar biasa memang bagai mana sebuah ideologi itu merasuk. Makanya, jangan coba2 matiin yg namanya tan malakis, atau sosialis, susah!

Etapi, Tan Malaka itu bukan PKI dia murba, dg dasar materialistik, dialektika, logika. Beda dg PKI yg materialistik, dialektika, histori

Emang sih, keduanya bersaing ketat. Zaman itu emang, konsep indonesia adalah nasional, agama, dan komunis. Tapi disatukan dg pancasila

Kata bung karno, kita merdeka untuk menuju sosialis, maksudnya keadilan sosial...

Sayangnya, konsep ini runyam ketika tentara ikut berpolitik. Inilah yg kemudian memicu pertentangan antara tentara dan PKI

Tentara pro sukarno namun anti PKI, PKI pro sukarno tapi anti tentara. Kalau slogan PKI nasakom bersatu, tentara nasakom jiwaku

Emang sih, dulu kelompok islam khususnya Muhammadiyyah, sempat bertentangan dg PKI... Khususnya Pemuda Rakyat, meski tak tajam

Kalau dunia sastra, juga ada persaingan antara kelompok islam yg diwakili Hamka dg Lekra diwakili Pramudya ananta tur...

Namanya sastrawan, tentu mainnya di koran (ah seandainya saat itu ada twitter). Akibatnya koran2 saat itu terbagi 3 poros: kiri tengah kanan

Jadi, memang sejak dulu koran udah memihak pada ideologinya. Ih, jangan sok imut lah. Bahkan sejak era "roman pergaoelan" pra kemerdekaan

Koran2 yg bersaing, masing2 bersuara d rubrik. Harian rakyat dg bintang timur-nya, yg kiri-kirian. Jg ada koran Merdeka & Berita Indonesia

Soal haliannya, kiri itu marxis, kanan islam, yg tengah tak jelas. Tapi cenderung kiri. yg pasti saat itu menganut kebebasan berpendapat kok

Btw, masih ingat tahun 80-an tiap rabu malam jam 7.30 tvri nyiarin "aliran kepercayaan". Sekarang kemana ya?

Jaman suharto emang kepercayaan diakui, sesuai tap MPR no 4 1978, saat itu disebut agama/kepercayaan. Cek KTP jadul deh

Ya, paling tidak dulu ideologi dan kepribadian bangsa kuat. tapi ekonomi lemah. Sekarang? Silaken Nilai sendiri

Tapi, emang ada kaitannya juga kok, ambruknya sukarno usai dia mengusung poros jakarta-peking-pnompenh. Barat geram

Tidak ada komentar: