Kamis, 08 September 2011

Twit Sepatu Hak Tinggi

Saya akan twitkan kenapa hak tinggi jadi trend di paris...


1.Saat itu di paris abad 17, sistim sanitasi dan toilet amat buruk... Akibatnya, orang2 banyak boker di jalan...

2.Jijay... Tentu saja. Banyak cewek2 yg saat itu mau ke pesta, batal karena sering keinjak eek orang...

3.Selanjutnya, udah tahu kan? Untuk menghindari keinjak eek tadi, mereka menciptakan sepatu hak tiinggi atau high heels

4.Tak hanya wanita, pria juga pake spatu hak tinggi. Hasilnya, mereka tak kawatir lagi keinjak eek.

5.Meski keinjakpun, tak akan kena pakaian. Paling ujung hak sepatu aja yg blepotan. Itupun bisa langsung dicuci. Aman.

6. Tak ayal, kala itu spatu hak tinggi langsung jadi tren. Tapi tunggu dulu, masih ada gangguan lain...

7.Ternyata selain suka boker di jalan, orang paris tiap pagi sering buang eek yg mereka tampung dikantong, lalu dilempar ke luar jendela

8.Akibat "serangan udara" ini, warga paris bpikir keras. Maka terciptalah tren pakai payung. Tujuannya sbg tameng agar tak kena lemparan eek

9.Dlm perkembangannya hak tinggi dan payung jadi trend mode wanita eropa. Desainer ternama belomba mrancang hak tinggi dan payung nan elegan

10.Jadi jangan heran bila busana wanita bangsawan eropa zaman dulu, selalu pakai payung dan hak tinggi... Sejarahnya dari eek di paris

11.Lama2 mode spatu hak tinggi mendunia, seiring imprealisme barat. Selain itu, hak tinggi disuka krn mbuat wanita lebih sexy saat berjalan

12. Maklumlah, saat pakai spatu hak tinggi otot2 panggul ikut mengencang. Sehingga lebih "menggal-menggol"... ☺

13.Sebelum di paris, di china dulu juga menyukai wanita yg memiliki hak tinggi alami. Namun caranya lebih sakit

14.Agar memiliki hak tinggi, wanita2 china dulu, semasih anak2, dipaksa memakai sepetu kecil.

15.Tujuannya menghambat perkembangan kaki. Sehingga mengecil dan terbentuk hak tinggi secara alami... * THE END *

-------
High heels have a storied history in France; they were popularized by the petite fashionista Catherine Medici in the 1530s, and Louis XIV later embraced the trend, embellishing them and barring non-nobility from

Tidak ada komentar: