Rabu, 16 September 2009

Nguping-nguping

Ini adalah kumpulan cerita pendek, hasil saya nguping. Lokasi; di mall, kantor, pasar. Pokoknya di mana-mana deh.


Laptop Kuarto

Kawan 1: Akudengar kamu punya laptop baru ya...
Kawan 2: Ya, sih. Alhamdulillah...
Kawan 1: Ngomong-ngomong, bagus nggak?
Kawan 2: Ya, lumayan sih. Udah kuarto duo

Dikuping dari perbincangan dua sahabat yang tak bisa membedakan antara laptop dan kertas kuarto.
***

Mengejar Buronan

Kawan 1: Saya ada berita. Tadi saya ikut rombongan Satpol PP mengejar WN Afganistan yang kabur dari tahanan Imigrasi, Pak.
Kawan 2: Wah, mantap itu. Terus bagaimana?
Kawan 1: Ya, saya kejar terus. Hingga sampai di hutan, tiba-tiba dia berhenti dan mengambil sikap hendak menyerang. Saya saat itu heran, kok dia berani? Lalu saya lihat ke belakang, ternyata tinggal saya sendiri. Satpol PP yang tadi mengejar sama saya hilang entah ke mana. Ya saya langsung kabur juga. Ngeri, badannya gede banget.

Nguping laporan seorang reporter baru, yang gagal jadi pahlawan.

***

Save By The Hen

Ayah: Kurang ajar kamu, dasar anak nakal. Rasakan ini, huh huh (sambil memukul si anak)
Anak: Wua wua...... Wua.... Ampun Yah... Arrrrrrgghhh...
Ayah: Diam, kamu memang nakal. Harus dihukum. (Di tengah amarah hebat itu tiba-tiba terdengar suara ayam si anak berkotek).
Anak: (Tiba-tiba berhenti nangis) Entar dulu Yah, nanti marahnya dilanjutkan lagi. Aku mau lihat ayamku sudah bertelur.
Ayah: ??????

Dikuping saat seorang ayah memarahi anaknya yang bandelnya tak ketulungan.
***

Kerja Enak
Kawan 1: Enakan jadi tukang bunga. Sebulan omsetnya bisa Rp4 juta, lebih besar dari gaji kita.
Kawan 2: Ah, kalau begitu masih enakan jadi Cak To, bos puluhan pengemis di Surabaya. Sehari penghasilannya Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu, yang berarti Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan. Dia sekarang punya dua sepeda motor, sebuah CRV kinclong, dan empat rumah.
Kawan 3: Enakan makelar air ATB, satu drum air dia bisa dapat untung Rp50 ribu. Kalikan saja kalau operhari dia bisa jual 10 drum.

Dikuping dari percakapan dua rekan yang sudah kehilangan akan jati diri, dan makna sebuah kerja dan ibadah.
***

Lebih Galak

Kawan 1: Gimana nih, kok beritanya tak ada fotonya?
Kawan 2: Sudah saya minta, kata reporternya tak ada.
Kawan 1: Kamu marahin saja dia. Kan kamu editornya.
Kawan 2: Wah, kalau saya marahin, dia lebih galak dari saya.

Dikuping dari percakapan antara editor di sebuah majalah.
***

Gaptek

Kawan 1: Aku pikir semula hotspot itu, pencari panas. Saat pertama kali punya henpon yang ada hotspot-nya saya kebingungan, kok fungsinya tak bekerja saat saya deketin ke kompor.
Kawan 2: Ha ha ha ha... ha aha ha ha

Dikuping dari kawan yang baru punya communicator.
***

Karir

Kawan lama 1: Sekarang kegiatanmu apa?
Kawan lama 2: Oh, saya saat ini berkarir di (dia menyebut sebuah perusahaan)
Kawan lama 1: Emang karir itu apaan?
Kawan lama 2: Karir itu adalah, sebuah posisi pekerjaan yang kamu idam-idamkan, sehingga kamu akan melakukan hal terbaik untuk mendapatkannya. Namun ketika kamu sudah meraihnya, kamu merasa hampa dan tak dapat apa-apa.
Kawan lama 1: Maksydnya gimana sih?

Dikuping dari percakapan antara dua sahabat yang sudah lama terpisah. Yang satu cerdas yang satu telmi.
***

Salah Terus

Kawan 1: Gimana sih, kok kerjaan anak buahmu sering salah?!
Kawan 2: Tak tahu gimana lagi ngasih tahu dia nih, umurnya sudah senior, semestinya sudah sangat paham. Tapi tiap dikasih tahu ada aja jawabnya.
Kawan 1: Ah, itu pandai-pandai dia saja. Suka ngeles. Nanti saya sendiri yang turun tangan.
Kawan 2: Oke Pak entar aku ajak dia bicara dari hati ke hati dulu. Kalau tak jalan kuserahkan ke manajemen. Cuma aku terbayang anaknya yang 5 orang dan masih kecil-kecil, itu saja.
Kawan 1: Ya udah deh, aku tak tega juga...

Dikuping dari percakapan dua orang bos, yang ternyata masih memiliki hati selembut salju. He he he.
***

Kapan Kawin
Kawan 1: Hei, kapan kamu kawin.
Kawan 2: Ya, sebenarnya saya sudah punya pilihan. Tapi masih dilarang menikah dulu sama ibu.
Kawan 1: Oh gitu ya alasannya. Bukan karena ininya (dia menunjuk ke pedang pusaka rekannya) yang nggak mampu? Masih bisa berdiri kan?
Kawan 2: Ah ha ha... ya enggak lah... Ini saya masih kuat kok...

Dikuping dari percakapan dua kawan sekantor, yang tersipu malu, saat dituduh pusaka nenek moyangnya tak ampuh.
***

Cari THR

Kawan 1: Aduh, kemana lagi neh mau cari THR.
Kawan 2: Ah, kan situ ada Mas Soerya. SMS dong.
Kawan 1: Udah tuh.
Kawan 2: Gimana hasilnya?
Kawan 1: Ah, jangankan ngasih harapan, balas aja kagak.

Dikuping dari percakapan dua sahabat yang ngebet nunggu THR.
***

Salah Telepon


Kawan 1: Assalamualaikum... Bisa bicara dengan Pak Ismeth? (Ismeth Abdullah, Gubernur Kepri)
Kawan 2: Waalaikum salam. Ya, saya sendiri.
Kawan 1: Ini saya Pak, dari harian XXX, mau wawancara sebentar.
Kawan 2: Oh, boleh soal apa ya.
Kawan 1: (Mulai curiga, kok suaranya mirip kawannya) Maaf, ini benar dengan Pak Ismeth Abdullah.
Kawan 2: Bukan, ini Ismeth Syafriady. Ini kan nomor saya Ja, masak kamu tak tahu?
Kawan 1: Sialan kamu Mek, udah tadi suara saya saya bikin lembut dan sopan, kamu rupanya.
Kawan 2: Ha ha ha...

Dikuping dari percakapan dua wartawan via telepon. Mau nelepon Gubernur, ternyata salah sambung ke kawannya sendiri.
***

Jablay
Kawan 1: Horeee.... Suamiku sudah pulang dari ICU. Nanti malam, saatnya memberi dia hadiah. Sudah lama tak disentuh neh....

Bunyi status salah seorang kawan di Facebook. Kayaknya udah horny tuh bocah.
***

Gempa
Kawan 1: Tadi ada gempa, lalu saya bangunin pembatu sekalian minta agar anak saya digendong. Eh tak tahunya, malah dia yang keluar duluan, anak saya ditinggal.

Bunyi status salah seorang kawan di Facebook yang ketakutan saat terjadi gempa di Jogja.
***

Tidak ada komentar: