Rabu, 09 Februari 2011

Mahalnya Obati Penyakit Jantung

Selain melihat dari beragam faktor yang telah diurai tadi, dr Stanley menyebut, gejala panyakit jantung juga dapat dilihat dari faktor orang tua. Kita harus mulai curiga, bila kita punya dua orang tua mengidap penyakit kronis.

Misalnya diabetes, darah tinggi, pernah terserang stroke, meninggal mendadak pada usia muda di bawah 45 tahun. ”Segeralah melakukan medical check-up. Mulailah pola hidup sehat,” anjurnya.

Namun bila kedua orang tua tak punya riwayat penyakit tersebut, bukan berarti kita aman dari serangan jantung koroner. Faktornya akibat proses penuaan. ”Di atas usia 40 sudah tak muda lagi. Bila dulu saya main bulutangkis tiga set tak masalah, sekarang tiga set saja sudah ngos-ngosan, ha ha ha...” demikian dr Stanley mengurai contoh.

Selain jenis penyakitnya, dr Stanley juga mengurai tentang istilah untuk menggambarkan bila terkena serangan jantung. Seperti misalnya angin duduk atau nama medisnya angina pectoris. Penderita akan merasakan sakit dada sewaktu beraktivitas; ini bisa termasuk kesibukan sehari-hari, bukan hanya aktivitas seperti aerobik atau jogging. Rasa sakit akan berkurang/membaik jika istirahat.

Angin duduk itulah yang disebut serangan jantung. Bisa terjadi setiap saat. Makanya ini perlunya deteksi sejak awal, sehingga tak akan ada namanya serangan tiba-tiba. Sebab akan ketahun dengan medical check up.

”Angin duduk itu nyeri dada, sakitnya sulit didiskripsikan. Dada itu rasanya seperti diduduki orang, susah nafas, pegal tembus ke punggung, ke lengan kiri, ke leher seperti tercekik, mual muntah, keringat dingin,” bebernya.

Selain angina juga ada istilah serangan jantung/heart attack. Juga sakit di dada yang sangat disebabkan matinya suatu daerah dari otot jantung ketika suplai darah sama sekali terhenti.

Selanjutnya ada gagal jantung/heart failure, yaitu sesak napas dan bengkak pergelangan akibat dari jantung yang tidak dapat memompa cukup baik untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

Kemudian gangguan irama jantung/aritmia, yaitu detak jantung yang tidak teratur yang dapat mengakibatkan palpitasi dan sesak nafas. Ada lagi penyakit arteri koroner/coronary heart disease yaitu penyakit dari pembuluh darah koroner. Yang terakhir, penyakit jantung iskemik/ischaemic heart disease yaitu penyempitan pembuluh darah berakibat iskemik yaitu absennya suplai darah ke otot jantung.

Bila sudah terkena penyakit jantung khususnya koroner, penanganannya sangat mahal.
Setiap bulannya harus mengeluarkan uang untuk konsumsi obat seumur hidup. Tujuannya antara lain agar tak menimbulkan komplikasi, tak menimbulkan penyakit baru, mengontrol penykitnya sendiri, dan mengurangi timbunan plak.

”Ada juga dilakukan dengan pemasangan ring atau balon lewat operasi, termasuk by pass. Biaya dan obatnya mahal,” ujar dr Stanley, enggan menyebut angkanya, namun dari wawancara Batam Pos dengan anak penderita penyakit jantung saat ditemui di RS Awal Bross, mengatakan biayanya sampai artusan juta rupiah.

”Beberapa tahun lalu ayah saya operasi pemasangan balon di jantungnya, ke sebuah rumah sakit di Padang. Saat itu biaya operasinya saja lebih Rp100 juta. Belum lagi obat-obatannya,” jelas wanita yang enggan disebut namanya ini.

Hal senada juga diungkapkan seorang pejabat di Batam yang belum lama ini melakukan operasi bypass di Jakarta. Meski enggan menyebut besarnya biayanya, namun dari data Batam Pos biasanya menelan biaya minimal Rp180 juta.

Selanjutnya dia mengurai prosesnya yang menegangkan itu. Mengingat, operasi bypass ini sangat rawan. Perbandingan antara gagal dan berhasilnya hanya 50:50.

Selama 3 jam dia menjalani operasi tersebut. Seteah itu, masih harus dirawat sekitar seminggu di rumah sakit. ”Operasi ini memang sudah saya rencanakan 1,5 bulan sebelumnya. Jadi bukan tiba-tiba,” jelas lelaki yang juga enggan disebut namanya ini.

Lebih lanjut dia mengurai, operasi by pass ini dilakukan karena pada saluran ateri jantungnya yang berfungsi menyuplai makanan, ada endapan-endapan semacam lemak atau kapur, tapi bukan buntu, masih ada sedikit lubang. Namun bila dibiarkan, bisa jadi buntu. Bila buntu, maka bisa timbul serangan jantung.

Supaya tak terjadi hal tersebut, maka dikasih tambahan jalan, namanya ”by pass”. Jadi yang lama tak ditutup, cuma dikasih jalan yang baru. ”Alhamdulillah, sekarang saya sudah baik. Berkat doa rekan-rekan semua,” jelasnya.

Di Batam sendiri sebenarnya rumah sakit untuk menangani penderita jantung sudah ada, misalnya ke Rumah Sakit Otorita Batam dan Rumah sakit Awal Bross.

Tidak ada komentar: