Rabu, 23 Februari 2011

Sudahkah Hidup Sehat Hari Ini?

Dalam lima tahun terakhir ini, banyak kita mendengar tentang orang muida yang terserang penyakit mematikan. Apakah semua ini akibat orang muda tersebut tak mengerti betapa pentingnya hidup sehat?

Jawabnya tentu tidak. Karena umumnya meraka sangat melek multimedia. Mereka adalah kalangan menengah atas, yang sehari-hari mengonsumsi aneka informasi. Jadi sangat well informed!

Bahkan ada kisah seorang dokter yang terkena stroke. Dokter, tentu saja. Kenapa tidak. Dari data yang diperoleh koran ini, si dokter bukannya abai akan kesehatan. Perlu dicatat, dia rutin memantau tekanan darah dan kolesterolnya. Stroke itu datang dari kebiasaan dia ngemil.

Sang dokter rupanya termasuk orang yang emotional eater maksudnya, nafsu makannya akan tumbuh bila dia dalam keadaan lelah, sedih, atau tertekan. Cuma masalahnya, yang dia makan adalah camilan ringan yang asin.

Selain itu, dia paling suka menyantap makanan siap saji atau junk food. Jadilah unsur natrium itu memicu tekanan darahnya yang lambat laun menjadi penyakit.

Dari beragam kasus di atas menunjukkan, bahwa pengetahuan saja tidak cukup. Buktinya, apa yang mereka resapi itu tak membuat mereka menyadari betapa pentingnya pola hidup sehat.

Masih mau bukti lain? Lihat saja jumlah perokok di negeri ini, kian meningkat menjadi yang terbesar ketiga di dunia. Berdasar catatan organisasi kesehatan dunia (WHO) jumlah pastinya mencapai 65 juta jiwa. Ironisnya, jumlah perokok perempuan malah naik lima kali lipat.

”Ah, saya merokok juga panjang umur Mas,” ujar Maswadi, kepada Batam Pos saat ditanya apa tak takut bila soal kebiasaannya merokok akan menimbulkan penyakit.
Pandangan semacam Maswadi inilah, yang kini banyak dianut masyarakat. Semacam pemikiran accident happent to others (hal-hal buruk hanya menimpa orang lain). Entah dari mana mitos menyesatkan ini berawal.

Untuk itulah, pemerintah, khususnya pemerintah daerah kota Batam cepat tanggap dengan menggencarkan kampanye akan pentingnya hidup sehat. Misalnya banyak makan sayur dan olah raga. Mengingat 50 persen kematian saat ini, tak lagi diakibatkan penyakit menular dan sepertiganya diakibatkan penyakit jantung.

Memang benar, bahwa gerakan pentingnya hidup sehat semacam ini sudah ada di masyarakat, namun skalanya masih kecil. Itupun terpencar dan tak terorganisir dengan baik. Berbanding terbalik dengan iklan rokok dan iklan makanan/minuman junk food yang sangat gencar di tempat-tempat umum.

Soal kampanye hidup sehat ini, majalah Bloomberg Bussinessweek pernah menulis, betapa gencarnya negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang mengampanyekan pola hidup sehat ini.

Di Amerika, misalnya di ketentaraan, seorang letnan kolonel tak akan naik pangkat bila memiliki perut gendut. bandingkan dengan di sini. Betapa banyak aparat yang berperut buncit?

Sementara itu di Jepang, kampanye hidup sehat justru marak di sektor swasta. Di sana, perusahaan mewajibkan karyawannya berolahraga tiap pagi. Aturan ini berlaku wajib dan secara top down, sehingga para karyawannya mau tak mau menerapkan hidup sehat.

Sebenarnya, bila kampanye hidup sehat secara ”paksaan” ini susah diterapkan, bisa melakukan opsi lain. Misalnya mengucilkan para perokok, atau memberikan bonus bagi karyawan yang tak merokok. Juga ada cara unik lainnya, misalnya saat meeting perusahaan hanya menghidangkan makanan dan minuman sehat yang rendah gula dan lemak. Bisa juga diganti buah-buahan.

Perusahaan pun bisa memberikan dukungan berupa fasilitas olah raga pada para karyawan. Atau mengirim mereka ke tempat-tempat kebugaran gratis, seperti fitnes dan futsal. Toh perusahaan tak akan rugi, karena berdasar penelitian di Amerika dan Eropa, karyawan yang aktif berolah raga ternyata mampu menaikkan produktivitasnya hingga 30 persen.

Lalu bagaimana di Indonesia khususnya di Batam sendiri? Sebenarnya di Batam, kesadaran masyarakat untuk hidup sehat sudah mulai membaik. Hal ini bisa dilihat makin menjamurnya sasana olah raga, bulutangkis, futsal dan sebagainya.

Yang saat ini menjadi tren adalah futsal. Dari pantauan Batam Pos, hampir di tiap kecamatan ada lapangan futsal. yang paling besar banyak dikelola swasta. Seperti gelanggang Futsal Ikan Daun di Batam Center.

Gelanggang ini memiliki luas 5 hektare. Sebelum dikelola Ikan daun, bangunan ini dulunya adalah pusat berbelanjaan ternama di Batam. Dulu Matahari juga membuka gerai di sini, sebelum akhirnya pindah ke Mega Mall sekitar tahun 2006.

Pengelola Ikan Daun, Sardiman mengatakan, animo masyarakat batam berolah raga, khususnya futsal, kian meningkat. Dari tujuh lapangan futsal indoor dan satu out door yang dia sediakan, semua full booked.

Selain futsal, tiga lapangan bulu tangkis, dan empat tenis meja, juga selalu ramai diantre para olahragawan yang umumnya kaum profesional itu, baik swasta maupun instansi pemerintah. ”Sejak Januari lalu hingga Maret nanti, tempat kami sudah full booked. Banyak ivent yang dihelat olah internal perusahaan maupun open tournament di sini,” jelasnya kepada koran ini, Rabu (23/2) malam.

Dia melanjutkan, membernya saat ini mencapai ratusan, mulai pelajar hingga profesional, baik atas nama pribadi maupun perusahaan. Dalam catatannya, mulai

Januari lalu, trend masyarakat berolah raga khususnya futsal meningkat. Sehingga mulai buka pukul 08.00 hingga tutup pukul 00.00, selalu saja ada yang bermain futsal.

”Untuk pelajar, mereka biasa main mulai pukul 12.00 siang. Sedangkan pagi dan sore hari umumnya profesional,” jelasnya.

Soal dukungan perusahaan di Batam dalam mengampanyekan hidup sehat pada karyawannya ini, diakui oleh salah satunya, Harris, Head of Branch Indosat Batam. Menurutnya, kampanye hidup sehat sudah lama menjadi kebijakan perusahaan.

”Namanya programnya Indonesia Sehat. Hal ini selain untuk CSR, juga untuk program internal karyawan,” ujarnya kepada koran ini, kemarin.

Menurut Harris, di Indosat sendiri sudah ada unit yang tugasnya khusus menampung kegiatan rutin untuk karyawan berolahraga. Misalnya, tak hanya larangan merokok di kantor, kampanye imbauan makan sayur.

Selain itu, pada hari-hari tertentu mewajibkan karyawan bersepeda ke kantor. Kegiatan lainnya, tiap dua minggu sekali aktif ikut bulu tangkis dan futsal. ”Pokoknya kami kampanyekan terus, karena usia rata-rata karyawan sudah di atas 30-an” jelasnya.

Meski terlihat membaik, namun sekali lagi, kesadaran hidup sehat ini belum disadari masyarakat secara massal. Perlu terus digiatkan kampanye-kampanye semacamnya. Tak hanya pentingnya berolahraga, juga kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat seperti perbanyak sayur, dan berhenti merokok.

Tidak ada komentar: