Rabu, 02 Februari 2011

Visit Batam 2010 Gagal

Dana Minim, Guntur Fokus Iven Tahunan
Tahun 2011 ini Dinas Pariwisata Batam belum bisa merencanakan iven besar yang baru. Mereka hanya lebih memaksimalkan even tahunan, seperti kenduri Seni Melayu, serta mendukung iven-iven yang diselenggarakan swasta.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Batam Guntur Sakti, dalam wawancara dengan koran ini kemarin. Menurutnya, ada kendala yuang dialami Dinas Pariwisata yakni penurunan porsi anggaran yang cukup signifikan.

”Tapi ini tak harus jadi alasan. Kita akan terus do the best,” ujar mantan Sekretaris DPRD Batam ini.

Karena dukungan anggaran berbanding terbalik dengan dukungan anggaran serta banyaknya iven, maka Guntur saat ini berupaya menggandeng stake holder, dalam hal ini asosiasi dan. pelaku usaha pariwisata.

Bersama mereka pemerintah kota telah membuat proyeksi kunjungan 1.250.000 wisatawan.

Hal ini sudah dimulai, seperti minggu lalu, 26-29 Januari, menggelar Singapore Straits Regatta yang ke 17. Sebuah turnamen kapal layar menyeberangi Selat Singapura melalui perairan Batam dan menyelesaikannya di Nongsa. ”Ada 11 negara yang ikut,” jelas mantan Kabag Humas Pemko Batam ini.

Selanjutnya bulan April nanti, akan Dinas Pariwisata akan menyelenggarakan kembali Asia Pasific Open Beach Volley yang akan diikuti 16 negara.

Di tahun 2011 ini, Dinas pariwisata juga masih memusatkan pembenahan pada empat hal, yakni infrastruktur, objek wisata, peningkatan kuantitas dan kualitas even, serta promosi pariwisata.



Baru Mulai, Wajar Belum Sempurna
Satu tahun sudah Visit Batam berjalan. Ada yang menilai program ini gagal namun juga ada yang menilai berhasil.

Kepala Dinas pariwisata Kota Batam Guntur Sakti mempersilakan siapa saja memberikan penilaian. “Ini baru starting point. Visit Batam baru mulai satu tahun, jadi wajar bila ada yang belum sempurna,” jelasnya kepada koran ini kemarin.

Menurut Guntur, Visit Batam sebenarnya diperkenalkan awal tahun 2008. Pada tahun 2009 dilakukan tindak lanjut untuk menggaungkannya. Baru tahun 2010 lalu resmi berjalan (start).

”Karena kita memprogramkan Visit Batam untuk 5 tahun ke depan, maka wajar saja bila tahun pertama ini banyak program yang belem terlaksana sepenuhnya,” jelas Guntur.

Dia menambahkan, bila tolok ukur gagal atau berhasilnya program Visit Batam dari kunjungan wisatawan, maka di tahun 2010 lalu jumlah wisatawan mancanegara justru tembus di atas 1 juta orang. Hal ini berbada jauh dari kunjungan wisatawan pada tahun 2008 dan 2009 yang jatuh di bawah 1 juta orang.

Sedangkan untuk wisatawan nusantara, jumlahnya mencapai lima juta orang. ”Ini berdasar penghitungan statistik, lho,” jelasnya.

Angka lima juta kunjungan wisatawan nusantara ini, tentunya memiliki multiplier effect pada potensi pajak, hunian hotel, transportasi. Sektor perdagangan dan jasa juga ikut bergerak, termasuk maskapai penerbangan, juga mengalami peningkatan.

Motivasi wisatawan nusantara ini datang ke Batam, bermacam-macam. Ada untuk urusan bisnis, keluarga, dan sebagian besar adalah kepentingan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition/ Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran). ”Artinya, banyak dari mereka menggunakan jasa akomodasi,” ujar Guntur.



Tahun 2010 Benar-benar Tahun Iven
Mantan Kabag Humas Pemko Batam ini menjelaskan, pariwisata sebenarnya tak bisa diukur hanya dari segi iven dan kunjungan wisatawan semata, tapi juga peningkatan daya saing daerah dalam hal peningkatan infra struktur, penataan objek wisata, peningkatan kualitas dan kuantitas iven, serta promosi pariwisata.

Soal infrastruktur, penataan objek wisata dari pemerintah tak satupun bergerak. Yang bergerak baru dari swasta. Banyak mereka yang berinvestasi membangun mall, waterboom, waterpark dan sebagainya.

Sedangkan soal peningkatan kuantitas dan kuantitas iven, bila diukur dari tahun sebelumnya, tahun 2010 ini benar-benar tahun iven. Ada FFI, Asian Jazz, Underground, konvensi dan sebagainya lain. Hal ini cukup berperan besar menyedot kunjungan wisatawan ke Batam. ”Pokoknya sangat bayak, lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya Guntur menegaskan, bahwa Visit Batam bukan kerja sektoral, tapi juga kerja bebarapa pihak dan semestinya harus jadi milik semua komponen masyarakat.

Pariwisata juga adalah kerja besar yang tak bisa ditentukan dan diwarnai satu orang atau institusi saja. Misalnya, untuk meningkatkan daya saing kota ini, perlu peran dinas PU, Tata Kota, dan Pertamanan. Untuk meningkatkan kota ini jadi kota yang tertib, perlu peran Dinas Sosial dan dinas-dinas yang lain.

Karena Visit Batam hanya merupakan pemicu (trigger) membangun dan mengambangkan sektor pariwisata sebagai suatu industri yang memiliki prospek ke depan. ”Berhasil atau gagal, silakan masyarakat menilai karena kita baru berada di awal,” ujarnya.

Tidak ada komentar: