Sabtu, 12 Maret 2011

Generasi C, Generasi Digital (2)

Pola Interaksi

Gen C juga membuat pola interaksi berubah. Di rumah, seorang ibu bisa memantau aktivitas putranya dari jejaring sosial. Maupun di kantor seorang karyawan akan dengan sangat mudah membranding diri melaui blog maupun status di facebook atau twitter-nya.


Karena sudah accessible, hubungan dengan bos pun tak harus face to face, tapi bisa melalui email. Tak perlu pakai komputer kantor, cukup lewat ponsel.

Demikian juga hubungan antara konsumen dan produsen. Banyaknya pilihan dan terbukanya interaksi, membuat konsumen jadi makin cerdas dan kepuasannya sangat mudah berubah. Contoh, saat ini banyak forum-forum din internet yang membincangkan tentang jasa layanan.

Misalnya, kesehatan. Ada kalanya pasien yang berdiskusi tentang layanan dokternya. Di sini mereka mendapatkan masukan di mana dokter dan rumah sakit yang bagus. Jadi jangan heran bila ada pesien yang berobat hingga ke Melaka. Mereka kadang mengatahui informasi tersebut dari forum seperti ini.

Selain itu, pasien pun semakin pandai. Karena ada kalanya mereka sebelum ke dokter, masih mencari tahu tentang penyakit yang diidapnya melalui google dan sebagainya. Sehingga kadang mereka lebih mengerti.

Hal lain yang membanggakan, kian terhubungnya manusia antara satu dan lainnya, juga mengubah pola cara penggalangan derma. Bahkan kini ada juga pengemis online yang memanfaatkannya teknologi digital tersebut.

Untungnya pun akan lebih besar. Karena, bila mengemis di jalan, mungkin mereka hanya dapat koin maksimal Rp1.000, tapi pengemis digital sekali dapat uang bisa Rp50 ribu! Mengingat bank tak melayani bila kita mentransfer Rp1.000.

Tapi, hati-hati akan ulah penipuan yang selalu juga memanfaatkan hal ini.

Sementara itu, kian merebaknya SMS dan jejaring sosial menimbulkan fenomena bahasa ”Alay”. Karakteristik bahasa alay ini, hurufnya selalu menggunakan huruf besar dan kecil. Bahkan huruf ”i” diganti tanda seru (!).

Bahasa alay ini kian melengkapi ragam bahasa yang bermunculan di tiap generasi. Mungkin dulu kita kenal bahasa prokem, lalu bahasa gaul. Tiap bahasa menyertakan kode tersendiri. Bedanya, bila dulu bahasa prokem dan gaul dipakai untuk menyiasati telinga, kini bahasa alay dipakai untuk menyiasati karakter.

Tapi, tak perlu jadi ABG untuk bisa mahir bahasa Alay, karena cukup klik http://alaytranslator.freeiz.com/ maka, seketika Anda akan mahir.

Tidak ada komentar: