Minggu, 12 Februari 2012

Piramida

Heboh piramida di Indonesia mengingatkan saya akan sejarah piramida di Mesir. Bentuk piramida yang kita lihat saat ini ternyata melalui proses cukup panjang, dan mengalami beberapa kali kegagalan.

Piramida sebagaimana diketahui, sebenarnya merupakan persemayaman bagi jasad (mumi) firaun (sebutan raja Mesir kuno) di era Old Kingdom (3100-2181 SM), semasih Mesir kuno masih beribukota di tepi barat Sungai Nil, tepatnya di Ineb Hedj atau Memphis.

Piramida ini terletak di area pemakaman yang disebut Necropolis (Kota Pekuburan), yang membentang sepanjang 40 kilometer yang di dalamnya terdapat 100 lebih piramida.

Namun, ketika sudah memasuki era New Kingdom (1550-343 SM), ketika ibu kota Mesir pindah ke Thebes atau Luxor, para firaun tak lagi dimakamkan dalam piramida, melainkan di dalam perut bukit berbentuk piramida, tak jauh dari Luxor yang disebut Lembah Raja. Lembah raja ini dipilih oleh Firaun Tutmosis I (1528-1510). Di sini ada sekitar 62 kaveling kuburan Firaun.

Mitologi Mesir konu menyebut, jenazah para mumi akan memasuki alam keabadian jika mereka dikuburkan di bawah bangunan berbentuk piramida. Makin tinggi piramida, makin mudah juga bertemu dewa Matahari, Amun Ra.

Dalam bukunya, Ekspedisi Sungai Nil, Agus Mustofa menulis, ide dasar pembuatan piramida ini datang dari Imhotep, arsitek multitalen era Old Kingdom. Memang bangsa Mesir kuno tak asing dengan ilmu-ilmu fisika dan matematika, termasuk konstruksi bangunan.

Awalnya makam Firaun hanya berbentuk mastaba, yakni tumpukan batu yang di dalamnya ada peti mumi Firaun atau disebut sacrofagus. Inilah yang dikembangkan oleh Imhotep menjadi piramida. Piramida tertua bernama Sakkara, yang menjadi makam Firaun Djoser abad ke 3 era Old Kingdom. Bentuknya masih sederhana, berundak mirip piramida Inca, setinggi 60 meter.

Hingga kemudian Raja Snefru (2613-2589 SM) memerintahkan arsiteknya untuk membangun piramida yang lebih sempurna, di kompleks Dahshur. Namun gagal. Sudut kemiringannya terlalu terjal sampai 54 derajad. Meski diperbaiki, sudut kemiringan piramida setinggi 105 meter ini hanya berkurang sedikit jadi 43 derajad, sehingga jadi piramida bengkok.

Snefru kecewa, piramida bengkok itu dibiarkan begitu saja. Hingga kemudian dibangun lagi, barulah bentuknya sempura. Bengunannya terbuat dari batu agak kemerahan, sehingga disebut piramida merah.

Bentuk piramida paling sempurna adalah yang dibangun putra Snefru bernama Khufu alias Cheops, di kompleks Giza. Selain lebih tinggi hingga mencapai 146 meter, bahannya lebih bagus serta mampu bertahan hingga kini, setelah 5.000 tahun lamanya.

Wajarlah bila masuk dalam salah satu keajaiban dunia. Keahlian Khufu ini diwarisi oleh anak-anak cucunya, yakni Chefren dan Menkhaure yang membangun piramida dengan nama serupa.

Sayang benda-benda berharga di dalamnya sudah habis dicuri para tomb raiders alias penjarah makam. Maklum, saat Firaun meninggal biasanya disemayamkan bersama benda-benda kesayangannya.

Bahkan makam raja Tutankhamun, penuh emas. Tak hanya sacrofagus, muminya saja dibungkus dengan 120 kg emas murni. Hal inilah yang menyebabkan makam Firaun sering dijarah.

Adalah granit yang membuat piramida ini tahan lama. Dan granit yang paling bagus ini didatangkan dari Aswan, jauh di hulu Sungai Nil, sejauh 900 km, selama satu bulan. Granit Aswan disukai para Firaun untuk melapisi bagian tertentu dari piramida agar bisa tahan ribuan tahun.

Sebab, sebagian besar piramida itu dibangun dari batu kapur yang tak sekeras granit, sehingga mudah lapuk. Beda dengan granit. Dengan kepadatan dan kekerasan tertentu bisa memberikan daya tahan dan hawa sejuk dalam ruangan.

Batu granit itu dipotong-potong menyerupai balok seberat 50 ton, lalu diangkut oleh dua perahu matahari yang bergerak pararel dan dihubungkan papan pengangkut batu di tengahnya.

Untuk proses naik turunnya menggunakan kayu gelondongan sebagai roller. Agar perahu ini bisa masuk ke Acropolis, dari Sungai Nil dibangun kanal yang ujungnya ada di sebelah patung Sphinx, sebelah piramida Cheops.

Bagaimana cara membangunnya? Bila merujuk ke Cheops, arkeolog percaya, piramida ini dibangun lebih dari 20 tahun dengan mengerahkan 100 ribu pekerja, dibantu 20 ribu binatang ternak untuk menarik batu-batu piramida yang masing-masing beratnya 2,5 sampai 15 ton.

Ukurannya tentu beragam, karena batu yang lebih besar akan berada di bagian bawah (fondasi). Jumlah batu penyusun ini mencapai 2,3 hingga 2,5 juta keping. Dengan demikian total berat piramida Cheops mencapai 6,25 juta.

Luar biasa memang, belum lagi berbicara soal tehnik membangunnya. Mulai desain, mengukur kekuatan tanah, jenis batu, ukuran kepadatan dan ketahanannya. Rasanya, tak mungkin bisa dikerjakan oleh manusia di zaman itu. Namun semua itu ditepis oleh arsitek Piramida Giza: Hemiunu, yang masih cucu raja Snefru!

Tidak ada komentar: