Memasak itu ibarat melukis. Bumbu boleh sama, namun dengan keahlian seorang koki profesional, makanan bisa diolah sedemikian rupa menjadi santapan yang lezat.
Mengapa saya umpamakan dengan melukis? Perhatikan saja saat orang melukis. Bahan dasar atau sebut saja warna, bisa itu itu saja. Namun dengan keahlian tertentu, aneka warna itu bisa dibikin sebuah lukisan nan menawan. Bahkan di tangan seorang maestro, warna hitam putih saja, bisa dibuat lukisan yang menarik.
Mungkin kita pernah mendengar nama Pablo Diego Jose Fransisco de Paula Juan Nepumoceno Maria de los Ramedios Cipriano de la Santisima Trinaidad Ruiz y Picasso, ah sebut saja Pablo Picasso. Pria yang lahir pada 25 oktober 1881 dan meninggal 8 april 1973 ini, dikenal orang dengan lukisan abstraknya. Lukisan spektakulernya yang paling terkenal di kalangan awam adalah Studio with A Plaster Head.
Pengertian orang akan lukisan abstrak ini berbeda-beda. Bagi yang paham akan tampak sebagai karya yang indah. Tapi bagi yang tak paham, akan disangka coretan ngawur tanpa makna. Lukisan abstrak memang terkesan asal-asalan. Hanya orang yang mengerti akan seni yang bisa menikmatinya.
Di dunia ini, lukisan Picasso bernilai tinggi. Yang paling murah bernilai jutaan dolar. Ada satu coretan kuda yang dibuatnya beberapa detik dengan spidol dari di kertas yang disobek dari katalog, mendapat nilai 20 ribu pound atau sekitar rp300 juta!
Hanya coretan saja, ratusan juta dibeli orang. Karenanya ada hal yang menarik, saya baca inidi buku Wimar Witoelar, Still More About Nothing, katanya kalau Picasso makan di restoran, ia tak perlu bayar. Tinggal tanda tangan di kertas tissue, maka si pemilik restoran akan sangat senang sekali.
Sama halnya dengan masakan. Bahan boleh tahu tempe, namun di tangan seorang koki yang andal, bisa menjelma jadi pepes atau baceman. Bahkan ampasnya pun bisa diolah jadi makanan yang mantap.
Contoh lain, telur pun bisa dijadikan aneka kreasi. Bisa mata sapi, dadar, orak arik, rebus matang atau setengah matang, dan lain sebagainya.
Bahkan saat makan di rumah makan padang, tak perlu pakai lauk yang mewah mewah. Cukup kuahnya saja plus nasi, sudah sedap.
Demikian juga di kampung saya dulu, orang biasa makan dengan garam dan cabe lalu diulek sedemikian rupa. Ya, enak juga.
Mengapa begitu? Dari sini diketahui, Karena sebenarnya yang bikin masakan enak itu bukan ikan atau daging, tapi bumbu. Bumbu itu merupan padu-padan dari rempah-rempah. Sedangkan di negara kita ini kaya akan rempah. Sampai sampai menarik orang orang Eropa untuk menguasi negeri ini.
Karena itulah, sebenarnya Indonesia ini tak akan pernah kelaparan. Ketahanan pangan kita sangat kuat, karena di sini kaya akan bumbu (juga ikan dan sayuran).
Tinggal melatih bagaimana agar orang-orangnya kreatif dan variatif dalam memadukan bumbunya. Sehingga bahan makanan sederhana pun bisa diolah menjadi masakan yang lezat bin maknyus binti mantap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar