Sabtu, 31 Maret 2012

Rasis 1

Tak ada suku yang diperlakukan begitu buruk oleh pendatang, selain suku Indian Amerika. Mereka ditindas, diusir, dibunuh bahkan dibersihkan etnisnya dari tanahnya sendiri.


Indian, yang dikenal sebagai penduduk asli Amerika itu sebenarnya juga imigran. Mereka berasal dari suku-suku Mongolia yang hidup di padang rumput luas, bagian timur Laut Siberia.

Karena sulitnya kehidupan akibat perubahan iklim yang tak menentu, maka kira-kira 20-30 ribu tahun lalu, mereka menyebrang ke Amerika melalui selat Bering yang membeku dan menyebar, hingga ketika Colombus tiba, jumlah penduduk asli ini sekitar 15 juta orang.

Sedangkan orang Eropa sendiri, khususnya Portugal dan Spanyol , menemukan Amerika sekitar tahun 1400-an. Hal ini dipicu ketika orang-orang Eropa sangat terobsesi menemukan jalur baru ke India untuk mendapatkan rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, dan lada yang dibawa dari India.

Sebenarnya, jalur ke India ini sudah terbentuk sejak 1 Masehi ketika imperium Romawi menaklukkan Aleksandria, yakni melalui Laut Tengah. Namun jalur dagang ini dikuasai Italia.

Akhirnya, Spanyol dan Portugis mengutus Colombus, penjelajah Italia, untuk mencari jalur baru ke India. Tahun 1492 Colombus berankat ke barat, hingga menemukan pulau di benua baru yang dia sangka bagian dari India.

Inilah mengapa dia menyebut penduduk aslinya dengan ”Indio“ atau ”Indian”. Namun kemudian, Amerigo Vespucci menemukan bahwa benua baru itu bukan bagian India, yang kemudian benua tersebut dinamakan sesuai namanya, Amerigo, ”Amerika”.

Dari sinilah benua Amerika kemudian ramai didatangi orang-orang kulit putih, baik penjelajah, penjarah, maupun pelarian. Dari sini jugalah penderitaan suku Indian bermula.

Yang paling kejam dialami suku Indian di Amerika Selatan. Hernando Cortez yang dikenal sebagai Penakluk Meksiko, telah membantai peradaban Indian Aztec. Cortez yang datang dengan 11 kapal, 110 kelasi, 553 tentara (13 senjata api genggam, 32 busur panah, 10 meriam berat, 4 meriam ringan dan 16 ekor kuda), pada tahun 1519 mendarat di Amerika Selatan.

Cortez saat itu menuju Cholula, kediaman penguasa Aztec Montezuma II. Di sana dia melakukan penjagalan besar-besaran. Montezuma diangkap, emasnya dijarah. Setelah peradaban Aztek di Meksiko ini musnah, Francisco Pizzaro yang datang beberapa tahun setelahnya, memusnahkan peradaban Inca di Peru.

Pizzaro mendarat di Peru september 1532, dengan membawa 177 orang dan 62 kuda dia mendaki pegunungan Andes, dengan tujuan kota Cajamarca, tempat penguasa Inca-Atahualpa yang punya kekuatan 14 ribu prajurit.

Pizzaro sampai di sana tangal 15 November, dia langsung membantai 10 ribu orang Inca hanya dalam tempo singkat: 30 menit! Wajarlah bila Pizzaro disebut penakluk Spanyol yang licik, serakah dan paling brutal yang pernah dicatat dalam sejarah.

Tak hanya di Meksiko dan Peru, suku Indian Arawak dan Indian Taino yang mendiami Jamaica, sejak tahun 1.000 SM, juga dibantai hingga punah. Tak satupun keturunan kedua suku tersebut yang tersisa di Jamaika.

Dari tahun 1502-1525 spanyol melakukan pembersihan etnis secara sistematis terhadap kedua suku ini. Sehingga ketika Jamaika diambil alih Inggris melalui perang tahun 1655, penduduk asli tersebut sudah tak ada lagi. Yang ada hanya para budak dari Afrika yang dibawa orang-orang Spanyol.

Di Amerika Serikat sendiri, nasib suku Indian juga tak kalah pahit. Meski tak setragis nasib saudaranya di Amerika Selatan. Peristiwa rasial yang paling terkenal ketika tahun 1848, terjadi demam emas di Kalifornia.

Orang-orang kulit putih pun banyak menyerbu Kalifornia, dan menyebabkan orang-orang Indian di daerah tersebut seperti suku Cherokee, Apache, Sioux, Comache, diusir dan dikurung di penampungan bagian barat Florida. Banyak orang Indian yang mati terbunuh dalam peristiwa ini.

Arsitek di balik pengusiran ini adalah Presiden Andrew Jackson. Saking kejamnya, orang Indian menyebut Andrew sebagai ”Si Pisau Tajam”. Peristiwa ini kemudian dikenang sebagai Trail of Tears.

Tidak ada komentar: