Senin, 06 Juli 2009

A I R

Pernah merasakan tidak, hidup satu hari saja tanpa air? Mungkin kalau komentar Anda ditulis di sini, tentu tak akan ada ujungnya.

Air adalah sumber kehidupan. Kita semua tentu tahu itu. Dari air lah Tuhan jadikan segala sesuatu yang hidup. Dengan air itu pula, Dia hidupkan bumi yang mati. Sebagaimana kita ketahui, lebih separuh bagian umi ini adalah air. Karenanya, semua mahluk hidup di bumi tak bisa lepas dari air, termasuk manusia itu sendiri.

Air, air dan air. Air selain untuk diminum, juga dipakai mencuci pakaian dan mandi. Semua agama pun banyak memakai air untuk penyucian diri. Ada yang disapukan, ada juga yang dipercikkan. Bahkan, bagi kaum muslimin pemakaian air untuk bersuci lebih banyak lagi, mulai berwudlu minimal 5 kali sehari, hingga mandi wajib.

Manusia memang tak bisa lepas dari air, 80 persen tubunyapun dari air. Bahkan, proses penciptaan manusia sendiripun juga berasal dari air. Dalam hal ini sperma. Bahkan kaum evolusionis pun, juga memulai teorinya dari air. Bermula dari air lahir beragam species baru. Selanjutnya hewan-hewan itu menuju daratan, berevolusi menjadi ampibi, reptil, primata hingga kemudian manusia moderen.

Karena itulah juga wajar, bila air sangat berkhasiat bagi manusia.

Tentu Anda sudah tahu, berapa banyak ahli kesehatan yang menyarankan dan agar bisa fit, Anda harus meminum air yang cukup. Bila tidak, maka siap-siap ginjal Anda taruhannya. Selain itu, kulit akan menghitam kasar dan kering.













Ahli jiwa di AS juga menyarankan agar pasiennya sering-sering membasahi sebagian kepalanya guna mengurangi depresi. Di kampung saya dulu, air juga sering dipakai para kyai untuk menyembuhkan salah urat hingga tulang yang patah. Caranya, hanya disiramkan saja. Tentunya sebelumnya, air tersebut diberi doa-doa.

Selain hal ini, ada tradisi juga di kampung saya di mana orang sering meminta air minum, yang telah diucapkan sederet doa, pada para kyai untuk mengobati penyakit lainnya, mulai demam hingga jantung berdebar. Dan memang, air tersebut berkhasiat.

Kok bisa ya? Apakah kyai di kampung kami itu sakti-sakti? Rasanya saya kurang ahli untuk menjelaskan soal tersebut. Tapi memang, berdasar hasil penelitian Dr Masaru Emoto dari Jepang, yang kemudian dia publikasikan dalam sebuah buku berjudul The Message from Water, dikupas bahwa air akan membentuk kristal yang indah dan sangat berkhasiat, bila diseru dengan kata-kata yang baik (pujian), seperti ”danke” (Jerman), “thank you” (Inggris), ”terimakasih” (Indonesia).

Ini baru kata-kata terimakasih, apakah lagi bila diseru dengan doa-doa, tentunya akan lebih lebih berkhasiat lagi. tentunya kristal-kristalnya akan lebih kaya dan mengkilat lagi.

Namun, apa yang terjadi bila diseru dengan kata-kata kasar (buruk) seperti ”I hate you,” (aku benci kamu), maka kristal air tidak akan terbentuk atau rusak. Artinya, khasiat air tersebut hilang.

Air memang unik, air memang menarik. Ahli kimia Prancis Louis Gay-Lussac dan ahli kimia Jerman Alexander von Humboldt menunjukkan, bahwa air terdiri atas dua volume dari hidrogen (H) dan satu oksigen (O), seperti yang dinyatakan oleh rumusan yang sekarang H2O.












Berdasar bentuknya pun air terbagi menjadi 3 (ada yang membaginya 4), masing-masing cair (seperti air), gas (seperti udara), padat (seperti batu) dan yang keempat plasma (seperti api). Pembagian benda berdasarkan bentuknya tersebut didasarkan atas kerapatan melekul satu dengan yang lain.

Jika kerapannya sangat kuat, maka akan berbentuk padat, jika kerapatannya cukup akan berbentuk cair, jika kerapatannya sangat tidak rapat akan berbentuk gas. Bentuk air seperti yang kita liat di laut, sungai, di dalam gelas minum, bentuk mereka adalah cair. Padahal air juga terdapat diudara dalam bentuk gas seperti uap air, awan, embun dan bentuk padat seperti pada teh es, bongkah es di kutub selatan.

Namun tahukah Anda, seiring kain meniungkatnya eksploitasi alam oleh manusia, penebangan hutan hingga merebaknya pemanasan global, membuat air kini semakin langka. Sungai-sungai mengering, meski ada, banyak kotor, bau dan barcun akibat yang tercemar limbah. Di antara sungai-sungai itu, mungkin satu di antaranya ada di tempat Anda.

Mungkin Anda pernah punya kenangan. Dulu, di sungai itu airnya sangat jernih dan dalam. Ikan-ikanpun betah hidup di dalamnya. Di sungai itu Anda biasa bermain, mandi hingga memancing ikan.













Namun kini, semua tinggal kenangan. Airnya kian dangkal, kotor, menghitam dan bau. Jangankan mandi, membasuh kaki saja, rasanya sudah terserang gatal-gatal. Dasarnya pun kian dangkal, di kiri kanan tumpukan sampah plastik menggunung. Ikan-ikan pun, entah kemana. pergi atau mati? Lama kelamaan, sungai inipun mengering bak jalan raya saja.

Demikianlah. Lalu apa jadinya bila air kian langka, sementara manusia tak bisa lepas dari air? Bisa jadi nanti air akan semahal emas, bahkan sumbernya akan dijaga tentara terlatih.

Atau bisa juga prediksi mengerikan jadi kenyataan; konon, hal inilah yang nantinya akan menjadi salah satu pemicu perang dunia ke III. Negara-negara, mulai mengklaim sumber air (bisa dibaca sungai).

Seperti diketahui, banyak negara (juga daerah) yang menggantungkan pasokan airnya dari waduk atau sungai-sungai. Masalahnya, banyak dari sungai-sungai tersebut membelah beberapa negara.

Nah apa jadinya bila saat krisis terjadi, hal ini menjadi rebutan atau dikuasi salah satu negara yang kebetulan berada di hulu? Yang jelas konflik sudah di depan mata.








Contoh kasus, sebuah tesis menyebut, China kini menghadapi krisis air dan pangan karena meningkat pesatnya populasi penduduk negara mereka. Dan nyatanya sekarang China sudah mengajukan, dan menyetujui South-North Water Transfer Project, yaitu rencana untuk mengalihkan sungai-sungai menjadi lahan tanam. Nah, Sungai Brahmaputra itu salah satu sungai yang direncanakan untuk pengalihan tersebut .

Masalahnya, sungai Brahmaputra itu salah satu sumber terbesar (pangan, lahan, air) untuk bagian timur India. Diprediksikan karena pengalihan tersebut, banyak penduduk India akan mengalami krisis air bersih.

Karena kasus ini, kemungkinan besar hubungan kedua negara yang memiliki populasi padat tersebut, tidak lagi erat, mengingat jutaan jiwa orang bergantung pada sungai tersebut.

Maka diprediksikan, India akan mengancam China untuk segera menyelesaikan proyek pengalihan mereka atau India akan menginvasi sungai Brahmaputra. China di dalam kebimbangan, apakah akan mengorbankan penduduk mereka (ini berarti kerusuhan, konflik internal) atau melanjutkan permusuhan.

Mengerikan.

Untuk itulah sebelum terlambat, mari kita jaga air ini agar kehidupan kita tetap lestari.

Tidak ada komentar: