Selasa, 17 November 2009

Kisah Sekeping Plat Mobil

Komplain serasa sudah menjadi nama tengah saya. Biasanya, pagi belum lagi sarapan hp sudah berbunyi, komplen itu datang dalam bentuk surat. Seru juga. Namun komplen kali ini berbeda, sampai-sampai saya tak tahu apa harus ketawa, atau bagaimana.




Seorang pejabat mengungah keheningan pagi. Dia terusik, karena saat ini serasa seluruh penduduk Batam memperhatikan gerak mobilnya.

“Memangnya mengapa, Pak. Mungkin mereka naksir ama mobil Bapak?” saya bertanya polos aja.

“Bukan begitu, mereka melihat karena hari ini plat mobil dinas saya ditampilkan di koran,” jawabnya singkat.

Saya tersentak juga. Lalu cek beberapa koran lokal, ternyata memang iya. Di sana ada berita mobil dinas berplat ganda, plat merah (dinas) dan hitam (privat). Sebenarnya ini sudah umumkan dilakukan para pejabat baik di eksekutif dan legislatif.

Namun, sialnya kali ini kenama harus plat mobil si pejabat itu yang kebetulan difoto. Dalam berita itu tampak plat mobil si pejabat yang ganda itu disorot. Di luar merah, di dalam hitam. Namun, nomor serinya sama.

“Padahal, plat ganda itu telah melalui prosedur berupa izin kepolisian dan sebagainya,” keluhnya.

Apalagi, kegunaannya selama ini susuai prosedur. Ini seakan membuat kriminalisasi pada diri sang pejabat. Dalam arti lain, seolah hanya dialah satu-satunya pejbat di dunia yang mobil dinasnya memiliki plat nomor ganda.

“Saya tak tahu apa-apa. Tiba-tiba pagi-pagi sudah mejeng di koran,” ujarnya gusar.
“Tapi kan nama Bapak tak disebut, kan?” saya coba menghambarkan.
“Benar, tapi kan namanya mobil, itu representasi si pemilik? Rasanya seperti mencoreng muka saja. Mestinya nomornya diblurkan,” sarannya.

Saya tertegun juga. Dia benar. Plat mobil memang sesuatu yang riskan, karena itu beberapa acara reality show di televisi luar dan dalam negeri, selalu memblur plat mobil yang kebetulan tertangkap kamera.

Tujuannya untuk menjaga privasi, siapa tahu yang punya keberatan dan dalam kondisi tak tahu. Hal ini jualah yang membuat saya dulu menghilangkan seri terakhir dari plat mobil, orang yang kebetulan kena komplen di SMS atau surat pembaca.

Misalnya ada mobil BM 1127 XL dikomplen telah melakukan pelanggaran, saya memilih menampilkannya seperti ini BM 11xx XL, atau BM 1127 xx. Guna menjaga kriminlisasi pada si pemilik mobil. Lagipula, tuduhan ini belum tentu terbukti.

Bila terfoto, ya diblurkan. Kecuali mobil korban tabrakan. Pembaca biasanya suka melihat plat mobil korban kecelakaan, katanya untuk inspirasi pasang togel.

Namun, khusus kali ini tentu berbeda.

“Gara-gara ini, saya jadi malas bawa mobil ini. Rasanya mau ganti saja. Padahal, saat ini saya memerlukan mobilitas tinggi untuk menggarap beberapa program kerja yang barui di lounching,” bebernya.

Saya menyimak.


“Ya gimana tak risih, tiap saya melintas, apalagi saat berhenti di lampu merah, semua mata tertuju ke arah saya, seolah mereka berteriak, ‘Kriminaaaaaal…. Kriminaaaaal… Tangkap…. Tangkap…’ iya kan?”




Ketawa atau enggak ya?

Tidak ada komentar: