Selasa, 30 April 2013

Kenaikan Harga BBM

Pemerintah tetap akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Kali ini tak lagi menggunakan dua harga seperti rencana sebelumnya, melainkan satu harga, kemungkinan Rp6.500.

Seperti diketahui, sebelumnya ada wacana menaikkan BBM dengan dua harga, yaitu BBM untuk sepeda motor dan angkutan kota Rp4.500 sedangkan untuk mobil pribadi Rp6.500.

Dua harga ini pun adalah wacana lanjutan, dari sebelumnya rencana pemerintah yang ingin melakukan langkah penghematan BBM dengan melarang kendaraan pemerintah mengisi BBM bersubsidi alias premium.

Penghematan BBM memang harus dilakukan, mengingat diperkirakan 10 tahun mendatang cadangan minyak kita sudah habis. Saat ini saja, kian menipis, Pertamina makin jarang menemukan sumur-sumur baru.

Akhirnya, impor tak terelakkan yang kita tahu bersama harganya akan terus meroket. Hal ini tentu akan memberatkan beban yang ditanggung pemerintah. Karena, agar harga tetap di Rp4.500 pemerintah harus mensubsidi habis-habisan dampai Rp320 triliun. Sebuah angka fantastis bila dialihkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat seperti pendidikan dan kesehatan.

Mensubsidi saja sudah berat, sialnya lagi di lapangan, kebocoran subsidi BBM ini sangat besar. Subsidi yang seharusnya untuk rakyat ini, malah jadi pesta pora para penyelundup dan maling BBM bersubsidi.

Ini yang membuat simalakama. Disubsidi, banyak bocornya, tak disubsidi BBM akan naik, beban APBN kian berat.

Belum lagi ancaman dari serikat buruh yang akan terus unjukrasa karena bila BBM dinaikkan akan menbuat daya beli mereka turun 30 persen, inflasi pasti terjadi, dan lain-lain.

Namun, apapun namanya apapun ancamannya subsidi BBM memang harus perlahan dikurangi, karena segala bentuk subsidi ini tak akan menyehatkan kas negara.

Namun, pemerintah haruslah mengalihkan subsidi itu untuk kemas.ahatan rakyat yang bersifat memberdayakan, bukan memanjakan semacam BLT.

Selain itu, sudah saatnya di SPBU dikontrol ketat agar tak terjadi lagi aksi pencurian dengan menggunakan mobil yang mengisi berulang-ulang dan tangkinya dimodifikasi.

Caranya, dengan memasang alat teknologi informasi yang dapat memantau lalulintas kendaraan bermoror yang mengisi BBM. Memang harganya mahal, namun lebih murah dibanding mensubsidi BBM. ***

Tidak ada komentar: