Senin, 02 Januari 2012

Sampah Plastik

Berapa banyak anda ”menghasilkan” sampah plastik dalam sehari? Sudahkah Anda menghitungnya? Atau jangan-jangan anda tak peduli. ”Ah... Sepele. Gitu aja kok diributin!” Begitu ya?


Plastik, sejak ditemukan 100 tahun lalu, sudah menjadi bagian dari masyarakat moderen. Dalam keseharian, selalu saja bersentuhan dengan barang jenis ini-mulai dari membuka sebiji permen, tas kresek, botol, popok bayi, sampai bungkus mie dan snack.

Di Indonesia sendiri, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton pertahun. Tahun 2002 saja tercatat, 1,9 juta ton, di tahun 2003 naik lagi menjadi 2,1 juta ton, selanjutnya tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton pertahun. Di tahun 2010, 2,4 juta ton, dan tahun 2011 lalu, sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton!

Dari jumlah ini, berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan? Untuk menghitungnya, kita mulai dari yang kecil dulu. Berdasarkan data Kementerian Negara Lingkungan Hidup, rata-rata tiap orang menghasilkan 0,8 kilogram sampah per hari. Dari jumlah itu, 15% di antaranya adalah kemasan sekali pakai.

Jadi bila dikumpulkan, berapa banyak sampah yang dihasilkan orang sekota? Sangat besar. Khusus di Jakarta saja, jumlah sampah mencapai 6 ribu ton per hari. Sekitar 13,25% di antaranya sampah plastik.

Dalam setahun, Jakarta bahkan bisa tertimbun 2,2 juta ton sampah. Jumlah ini bisa dipakai membangun 185 Candi Borobudur! Sedangkan untuk timbunan sampah nasional, diperkirakan mencapai 176 ribu ton per hari.

Menghitung berapa banyak sampah plastik yang dibuang tiap harinya, memang bikin bikin pusing. Namun sebenarnya, lebih bikin pusing mengolah sampah plastik yang anda hasilkan.

Plastik sangat sulit hancur secara alami dan juga sulit didaur ulang. Setiap sampah plastik yang dibuang, baru akan hancur secara alami dalam waktu 200-400 tahun. Bila dibuang sembarangan, seringkali menyebabkan banjir akibat menyumbat drainase.

Sedangkan bila membakarnya, akan menyebabkan zat-zat beracun dari sampah terlepas ke udara yang kita hirup. Polusi udara seperti ini punya dampak serius karena melemahkan kekebalan tubuh dan memicu kanker.

Karena sangat luar biasa berbahaya, tak heran beberapa negara sudah menyatakan ”perang” terhadap sampah plastik. Gencarnya kampanye ini, ternyata mampu mengurangi penggunaan plastik di negara tersebut. ”Say No to Plastic Bags,” demikian kampanye pemerintah Australia.

Di Bangladesh, kantong plastik dilarang, demikian juga di Perancis, Taiwan, Zanzibar, dan beberapa daerah di Alaska. Bahkan di Irlandia, setiap kantong plastik akan didenda 15 sen.

Tak usah jauh-jauh, di Malaysia, sudah menerapkan hari bebas kantong plastik (tanpa guna beg plastik) pada hari Sabtu. Hari ini dipilih, karena berada di ujung minggu, saat ramai warga membeli-belah, sehingga membuat penggunaan kantong plastik meningkat. Program ini sebenarnya digagas Kerajaan Selangor untuk mendukung kampanye menghijaukan alam sekitar.

Jadi bila ingin belanja di Malaysia pada hari Sabtu, bawalah tas dari rumah atau backpack. Karena penjaga tokonya tak akan memberi kantong plastik.

Saya pernah belanja di Johor atau Kuala lumpur pas hari Sabtu. Karena tak tahu, saya tak membawa tas belanja. Akibatnya, dua tangan kerepotan bawa barang belanjaan tadi.

Sebenarnya, bisa juga meminta kantong plastik, namun akan kena charge RM 20 sen setara Rp600. Uang ini nantinya akan disumbangkan untuk menyukseskan Program Kitar Semula (daur ulang), yang mana akan menyokong kampanye penghijauan alam sekitar.

Selain Malaysia, Taiwan juga mengetatkan penggunaan sampah plastik. Tiap tahun, sampah plastik Taiwan bila disusun bisa membuat tiga menara sebesar menara Taipe 101.

Dari negara pulau ini ada ide besar dibangun. Arthur Huang, Pengembang Energi Daur Ulang Miniwiz Ltd, mendaur ulang sampah botol plastik, dari sini dia membangun sebuah gedung pameran yang dijuluki EcoARK.

Di luar Taiwan, botol plastik juga daur ulang telah digunakan untuk membuat igloo, rumah kaca, bahkan pulau tropis buatan. Bagimana di sini?

Tidak ada komentar: