Jumat, 01 Mei 2009

Ayo Tersenyumlah, Tertawalah (2)

Ayo tersenyumlah, tertawalah, sedekahkanlah anugerah terbaik ini bagi sesama. Supaya lingkungan kita lebih baik, supaya bumi kita lebih berwarna.


Ngomong-ngomong soal ESQ, ada sebuah pelajaran yang bisa kita petik dari sana, namanya The ESQ Way 165. Di sebutkan, ada hal yang membuat kita tak bahagia, salah satunya senyum kita tercabut. Dialah prasangka buruk. Untuk itu, semua harus dihilangkan.

Konsepnya, melalui metode “zero mind proccess” (ZMP). Artinya, agar prasangka buruk tak menggerooti pikiran dan tindakan kita, maka pikiran kita harus dikosongkan, karena semua yang dibagi nol, hasilnya akan tak terhingga.

Jika ZMP ini bisa kita lewati, maka selain senyum (juga dibaca kebahagiaan) tetap bersemayam dalam jiwa, juga akan lebih dekat kepada Allah. Saat itu, fungsi otak kita akan dengan sendirinya berubah, dari IQ (tak kiri), ke EQ (otak kanan), lalu ke SQ (otak godspot/letaknya agak ke belakang).

Rincinya seperti ini; Metode ESQ mengurai bahwa peran manusia tak bisa lepas dari IQ (kecerdasan akal), EQ (kecerdasan emosi, dan SQ (kecerdasan spiritual). Semua ini harus padu, sehingga kita bisa mencapai kebahagiaan duania akhirat.












Peran IQ itu mencakup (1) Mission Statement/ Pengabdian kepada Allah Syahadatku, (2) Character Building/ Salat karakterku, (3) Self Controlling/ Puasa Bentengku, (4) Strategic Collaboration/ Zakat keluarkan potensiku, (5) Total Action/ Haji Derap Langkahku.

Ini bisa diartikan juga sebagai personal strengh, peran jasmani kita. Semua disandarkan pada Rukun Islam (1) membaca Syahadat, (2) Melaksanakan Salat, (3) Melaksanakan Puasa, (4) Menunaikan Zakat, (5) Menunaikan Ibadah Haji.

Sedangkan peran EQ mencakup, (1) Star Principle/ Allah adalah Tuhanku, (2) Angel Principle/ Malaikat mencatat perbuatanku, (3) Leadership Principle/ Nabi dan Rasul teladanku, (4) Learning Principle/ Kitab Suci Pedomanku, (5) Vision Principle/ Hari Kemudian cita-citaku, (6) Well Organized Principle/ Ikhlas dan Tawakkal sikapku.

Ini adalah mental building, peranan rohani kita, keihlasan kita, tanpa pamrih kita dalam menghadapi setiap persoalan. Semua disandarkan pada Rukun Iman, (1) Percaya pada Allah, (2) Percaya pada Malaikat, (3) Percaya pada Nabi dan Rasul, (4) Percaya pada Kitab-kitab-Nya, (5) Hari Kiamat, (6) Percaya pada Takdir (qada dan qadar).

Yang terkhir, adalah peran SQ, letaknya di godspot (Suara Hati yang Sebenarnya). Kali ini, semua peranan disandarkan berdasar pada (1) ihsan pada Allah, Tuhan semata. Tak ada yang lain.

Mengingat sakralnya peran ini, maka tak mudah untuk menjangkaunya, karena sebelum bisa masuk ke sana, ada sebuah cincin yang menghalangi. Dialah konsep ZMP tadi. Jadi, jika pikiran Anda masih terbebani oleh prasangka buruk, jangan harap bisa masuk. Untuk itu, harus dikosongkan dahulu.












Demikianlah, uraian singkat ini, yang mungkin bisa menjawab mengapa terkadang kita susah tersenyum, apalagi tertawa. Mengapa kita susah sekali merasakan bahagia. Nah, sebelum terjadi sesuatu yang buruk yang menimpa Anda, misalnya terserang serangkaian penyakit bahkan bunuh diri, marilah sedari sekarang, tersenyumlah, tertawalah.

Jangan malu, sedekahkan saja. Tak usah mikir-mikir lagi, sehatkan jiwa Anda, bahagiakanlah. Ayo senyum, ayo tertawa, ha ha ha…

Sebelum saya tutup uraian ini, saya ingin menyampaikan kisah anjing dan seribu cermin. Kala itu, seekor anjing masuk ke sebuah rumah yang memiliki seribu cermin. Si anjing keheranan, melihat bayangannya sendiri.

“Wah banyak sekali kawan saya di sini,” pikirnya.











Lalu, dia pun tersenyum. Hasilnya, seribu bayangannya juga ikut terseyum, sehingga si anjing merasa senang. “Wah, baik sekali ya penghuni rumah itu,” pikirnya mengomentari bayangannya sendiri, sembari bertekad akan sering main ke rumah seribu cermin itu.

Di hari yang lain, datanglah anjing yang berbeda ke rumah seribu cermin tersebut. Beda dengan anjing yang pertama, begitu melihat bayangannya sendiri, dia langsung menebar sikap bermusuhan, lalu menyalak dengan keras.

Hasilnya, seribu bayangannya itu, juga ikut melakukan langkah serupa, hingga si anjing tadi berlari ketakutan, “Aduhai, jahat sekali penghuni rumah itu,” rutuknya, sembari bertekad tak akan lagi masuk ke rumah tersebut.

Ini adalah sebuah gambaran, bahwa gambaran dunia itu tergantung persepsi kita. Jika kita melewatinya dengan senyum inyaallah dunia akan ramah, namun jika tidak, ya akan sebaliknya.

Maka itu, mulailah sekarang, rajin menebar senyum. Tersenyumlah, tertawalah, bahagialah… Jangan biarkan anugerah ini terenggut dari diri Anda.

Bagaimana, Msih sulit tersenyum?

Tidak ada komentar: