Selasa, 13 Oktober 2009

Kian Makmur

Terhitung hari Senin 28 September - Kamis 8 Oktober, saya berlibur ke Pulau Bawean. Banyak kisah unik yang berhasil saya rangkum di pulau yang berada 80 mil utara Jawa Timur itu. Seperti kisah saat saya melihat bahwa kini kehidupan warga Kian Makmur.


Beberapa kali saya sempat kesasar saat masuk ke kampung-kampung, seperti Bengkosobung dan Sawahluar. Jalan-jalan kampung yang dulu lebar, kini makin sempit. Rumah-tumah penduduk pun sudah banyak berganti, tak hanya wajah, namun juga raga.

Dulu banyak yang terbuat dari kayu, kecil dan reyot, kini sudah menjelma menjadi rumah gedung dengan pilar-pilar yang besar dan tinggi. Sungguh luar biasa. Sudah semakin makmur saja kehidupan di kampungku.

Rumah-rumah ini dibangun dari jerih payah penghuninya, menangguk dolar di Singapura. Bahkan ada juga yang sampai ke Malaysia dan Timur Tengah. Alhamdulillah.

Namun, sayang banyak pembangunan ini tak memperhatikan tata ruang dan wilayah, sehingga terkesan sesak dan sempit. Saat ini tanah lapang jadi berkurang, berganti rumah rumah yang kokoh.

Yang lebih parah, ternyata banyak rumah-rumah ini tak dilengkapi dengan sanitasi yang baik, seperti saluran air. Tentu akan bahaya bila hujan tiba, bisa banjir akibat air tak memiliki jalan keluar.

Yang paling kontras, saat melihat rumah yang berdiri di tepi jalan. Umumnya sudah sangat rapat hingga row 0 meter dari badan jalan.

Padahal, dulu penataan rumah-rumah yang berada di tepi jalan sangat baik. Tepat di tepi jalan masih ada parit kecil, semeter setelah itu baru boleh dibangun rumah dan semacamnya.

Fungsi ini adalah model tatara ruang yang dibangun Belanda, untuk menjaga agar kota tetap asri, khususnya antibanjir.

Di balik semua kekurangan ini, ada suatu kelebihan, di mana saat ini tak perlu khawatir becek lagi, karena semua ruas jalan yang membelah perkampungan, telah disemen.

Selidik punya selidik, ternyata ini adalah program Pemerintah Kabupaten Gresik yang membangun Jalan Poros Desa di Pulau Bawean. Pembangunan JPD dari anggaran PAK Kabupaten Gresik terdiri dari 7 desa di Kecamatan Sangkapura dan 5 desa di Kecamatan Tambak.

Sementara itu, jalan raya juga kian tertata, setelah aspal diganti paving. Semula saya heran, kok jalan di paving, ya jangan kaget, karena jalan raya di Bawean luasnya kurang dari 4 meter, mirip luas gang standar perumahan tipe 45.

Selain itu, pemilihan paving saya rasa agar lebih awet saja,karena jalan raya di Bawean jarang atau bahkan tidak pernah dilewati kendaraan berat, dengan tonase diatas 5 ton. Paling banyak hanya sepeda motor, jadi saya rasa paving ini lebih mampu menahan beban.


Simak terus kisah-kisah unik lainnya selama berlibur ke Bawean di blog ini.

Tidak ada komentar: