Jumat, 23 Oktober 2009

Ketika Wartawan Pulang Kampung

Jangan kaget bila membaca isi blog saya edisi bulan Oktober ini, semuanya menceritakan pengalaman saat pulang kampung. Kadang serius, kadang juga jenaka. Semua tulisan ini rencananya akan saya rangkum dalam sebuah buku, berjudul Ketika Wartawan Pulang Kampung.


Adapun tokoh-tokoh utama dalam tulisan ini adalah, Abdul Basit, Kadir, Pik-Pik dan Ratna.

Sebenarnya saya ingin membuat buku yang agak wah-wah, semisal ngomongin jurnalistik, komunikasi dan sebagainya. Namun saya rasa, hal tersebut sudah terlalu banyak dilakukan. Toh, teorinya gitu-gitu saja, banyak copy paste dari ahli zaman purba yang sudah mati.

Lagi pula, saya memandang saya belumlah sehebat itu.

Menurut saya, berpikir hebat, berpikir besar, tak harus mahal dan wah. Termasuk dalam ide membuat buku ini.

Maka itulah, saya memilih topik sesederhana ini. Idenya segar dan original. Di sini juga sekaligus saya ingin menegaskan, bahwa kesejatian seorang wartawan itu adalah menulis.

Menulis apa saja, tak terkecuali pengalaman pribadi. Menulis tanpa pamrih, menulis tanpa mengharap puja puji, menulis tanpa mengharap amplop, menulis tanpa harus menargetkan award apa yang akan saya dapat atau tidak.

Menulislah, karena itu bagian dari sejarah.


Tidak ada komentar: