Jumat, 18 Desember 2009

Manusia Wajib atau Haram?

Ada lima jenis manusia, ada yang (1) wajib, (2) sunnah, (3) makruh, (4) mubah, dan (5) haram. Termasuk di manakah kita?

Ini adalah ilmu lama yang saya petik kala Emha Ainun Najib dengan Kiai Kanjeng-nya, melakukan pementasan di Bawean. Saat itu -kalau tidak salah- tahun 1995.

Emha mengurai, jenis manusia yang wajib adalah manusia yang sangat dicintai. Kehadirannya sangat diharapkan karena membawa manfaat bagi sekelilingnya. Bila dia ada, orang-orang sekelilingnya merasa senang dan tenang. Tapi bila dia tak ada, orang-orang merasakan kehilangan yang amat hebat. Sehingga mereka sibuk menanyakan di manakah gerangan dianya berada.

Masyaallah... Alangkah indahnya bila kita masuk dalam manusia tipe seperti ini. Kiranya, hanya Rasulullah sajalah yang berada di golongan ini.

Adapun manusia tipe sunnah, adalah manusia yang kehadirannya juga sangat diharapkan dan disukai. Dia juga dicintai, karena kehadirannya bisa membuat orang lebih baik. Namun bila dia tak ada, ya tak apa-apa.

Tipe ketiga, manusia makruh. Kehadirannya tak begitu membawa pengaruh dan manfaat, namun juga tak mengganggu. Tapi lebih baiklah bila dia tak ada. Namun sekali lagi, manusia tipe ini cuma sekadar pelengkap saja.

Beda halnya dengan manusia tipe mubah. Ini ada atau tidaknya, tak memberi pengaruh apa-apa. Ada tak apa-apa, tidakpun juga tak apa-apa. Saking terlalu umumnya, kadang orang tak tahu apakah dia ada atau tidak.

Namun yang paling buruk adalah manusia tipe haram. Manusia ini ini sangat dibenci. Kehadirannya hanya membikin suasana sekelilingnya tak tenang dan horor.

Kebalikan dengan manusia wajib, bila manusia haram ini muncul orang-orang merasa terancam. Sehingga orang berharap agar dia tak pernah ada di muka bumi. Saking tak disukainya, orang-orangpun akan menyingkir, tiap kali dia akan datang. Jangankan mau bersahabat, mendekat saja orang tidak mau. karena takut ketularan sial.

Dari uraian ini, termasuk di manakah kita? Apakah kita masuk dalam golongan manusia wajib, sunnah, makruh, mubah, atau mungkin, nauzubillahiminzalik, manusia haram?

Bila ini terlalu luas, marilah kita persempit ke ruang peran (role) kita. Bila kita seorang suami, istri, pedagang, profesional, pemimpin dan sebagainya, termasuk golongan manakah kita?

Apakah kita masuk dalam golongan manusia wajib, sunnah, makruh, mubah, atau mungkin, nauzubillahiminzalik, manusia haram?

Semua kita, tentu ingin masuk dalam golongan yang wajib, atau paling tidak sunnah. Karena tentu alangkah sialnya kita bila ternyata masuk dalam golongan manusia haram. Karena ini adalah seburuk-buruknya golongan, lebih buruk dari setan.

Dan, aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.

Tidak ada komentar: