Minggu, 06 Desember 2009

Quo Vadis Visit Batam 2010

Apa yang membuat Anda tertarik datang ke Batam, sehingga Anda memilih daerah ini sebagai tujuan wisata Anda?


Ingin lihat jembatan kabel?
Ah, daerah lain juga ada. Bahkan di Madura jembatannya lebih panjang.

Tertarik karena barang murahnya, khususnya elektronik?
Ah, coba pikirkan lagi. Mana murah dengan yang ada di Tanah Abang atau Glodog, Jakarta?

Ingin melakukan wisata kuliner?
Wah, di Medan lebih kaya akan hal ini.

Mall-nya bagus-bagus?
Ini lagi, di daerah lain mall juga sudah menjamur.

Lalu apa dong? Apa yang membuat para wisatawan itu tertarik mengunjungi daerah ini? Karena Batam saat ini, sudah berbeda jauh dengan Batam masa lalu. Di mana semua keistimewaan ada di sini.

Dulu mungkin orang ingin ke Batam karena tergiur membeli makanan murah dari luar negeri, seperti coklat, kosmetik hingga parfum. Atau juga ingin membeli barang elektronik dan mungkin sekadar mengundi nasib, lalu larut dalam gairah malam.

Namun kini, semua keistimewaan itu banyak hilang. Sedangkan potensi wisata lainnya, belum digarap maksimal.

Saat semua mulai diperhatikan, seiring dengan itu pula, daerah-daerah lain kian giat-giatnya, mempercantik diri, membangun, membuka dan mempromosikan potensi wisatanya masing-masing.

Akibat dahsyatnya daerah lain menggali potensi wisata ini, kini wisatawan luar dan lokal makin memiliki variasi dalam memilih tujuan wisatanya. Bahkan kini, posisi Bali sebagai tujuan utama wisatawan mulai bergeser.

Hal ini juga diakui Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Guntur Sakti. Menurutnya, membranding Batam saat ini jauh lebih sulit. Karena keistimewaan yang ada sudah banyak yang hilang.

”Kita tak bisa lagi hanya memanfaatkan gift yang ada, seperti kedekatan dengan Singapura dan Malaysia,” ujarnya.

Sementara untuk mengembalikan semua keistimewaan Batam, perlu regulasi khusus jauh di luar kewenangannya.

Untuk menjawab pertanyaan apa yang membuat wisatawan tertarik datang ke Batam, Guntur bersama tim Visit Batam mengaku telah membuat beragam terobosan. Karena untuk menarik wisatawan saat ini tak bisa lagi hanya mengandalkan event semata. Harus lebih dari itu.

Apa itu?

Mantan Camat Batuampar ini mengatakan, di dalamnya harus ada rencana strategis proghram visit Batam 2010 yang pendekatannya dilakukan melalui empat sektor, penataan infrastruktur (semisal jalan raya, pedestrian, lampu jalan dan sebagainya), penataan obyek, peningkatan kualitas dan kuantitas event, dan sosialisasi dan promosi.

Ditambah lagi dengan melakukan revitalisasi kawasan yang memiliki potensi wisata, dan daya saing yang bagus.

Dia mencontohkan, pesona Jodoh dan Nagoya yang kian sirna. Padahal dulu kawasan ini menjadi tujuan utama wisatawan ke Batam. ”Ini tak boleh terjadi dan harus segera diselamatkan,” tegasnya.

Hal inilah yang harus direvitalisasi. Untuk kembali membuatnya bersinar, perlu dilakukan berbagai perbaikan, khususnya terkait infrastruktur. Jalan jangan ada yang rusak, lampu-lampu juga harus tertata rapi.

”Sekarang bagaimana wisatawan mau datang ke Jodoh, jika di malam hari menjelma jadi kawasan horor, akibat tak ada lampu penerang jalan dalam kawasan-kawasan ruko yang memang menjadi sentra perdagangan adn bisnis,” jelasnya.

Selain itu bagaimana membuat keistimewaan daerah itu muncul kembali. Misalnya, ada kampung bule di belakang Hotel Harmoni, Nagoya. ”Mengapa ini tak kita poles sehingga menjadi potensi wisata?” jelasnya.

Dari penjelasan Guntur ini, jelaslah sudah, bahwa sebenarnya lini depan untuk membantu program pariwisatanya, berada pada teman-temannya sendiri di dalam ”kabinet” Ahmad Dahlan. Kalau para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) itu mau membantu, pasti semua akan beres.

Misalnya, Kepala Dinas PU dan Dinas Perhubungan harus bersungguh-sungguh menjaga kondisi jalan dan lampu, dan kondisi transportasinya.

Kepala Dinas Tata Kota harus menjaga kecantikan lingkungan, Kepala Dinas Pasar dan Pertamanan harus giat mengontrol kebersihan, Kepala Satpol PP harus menjaga ketentraman dan lain sebagainya.

Kalau semuanya berjalan baik, kota jadi cantik, maka akan lebih mudah menjualnya. Karena, hakikatnya Dinas Pariwisata adalah dinas penerima manfaat dari kinerja dinas-dinas lainnya.

”Oh, sudah, sudah saya lakukan itu,” tegas mantan Sekretaris DPRD Kota Batam 2004-2009 ini.

Menurutnya, saat baru saja dilantik sebagai Kepala Dinas Pariwisata, langkah awal yang dilakukan dengan melakukan rapat sinkronisasi program antara SKPD penunjang pariwisata.

Setelah dicapai, hal tersebut dituangkan dalam rencana strategis Visit Batam 2010 disejalankan juga dengan rencana induk pariwisata daerah, dan rencana pembanmgunan jangka menengah daerah (RPJMD).

”Renstra ini sudah dipresentasikan saat pengyukuhan dan rapat koordinasi tim visit Batam 2010. Beberapa diantaranya telah terpublikasi juga di media,” ungkapnya.

Selanjutnya dia berharap, mudah-mudahan mendapat dukungan penuh dari DPRD Kota Batam di dalam proses pembahasan anggaran ini.

Namun Guntur bersama timnya menambahkan, untuk menyukseskan Visit Batam 2010 ini, tak bisa hanya diserahkan pada pihaknya saja. Partisipasi warga yang sadar wisata mutlak diperlukan.

”Indikasinya bertegur sapa yang baik, khususnya pada para wisatawan,” ujar suami Rosmiati ini.

Khusus karyawan atau karyawati yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik, dia mengimbau mau berpartisipasi dengan memasang pin atau bordir logo Visit Batam 2010. ”Saya rasa ini sudah membantu menciptakan iklim wisata yang baik,” ujarnya.

Jadi, kalaulah visit Batam 2010 ini dianggap sebagai wabah, maka Guntur berharap virusnya betul-betul menjalar ke seluruh elemen masyarakat. Dalam attian, persepsi, komitmen, dan energinya sama dalam menyukseskannya.

Tidak ada komentar: