Kamis, 23 Mei 2013

Penyelundupan

Masalah yang kerap dialami daerah perbatasan adalah penyelundupan. Baik itu penyelundupan manusia maupun penyelundupan barang. Namun bagi oknum-oknum nakal, masalah ini malah menjadi peluang.

Oknum-oknum inilah yang kemudian menjadi "event organizer" aktivitas ilegal ini. Mereka mencari dan mengorganisir penyelundup, dan tentu saja untuk mendapatkan keuntungan dari hasil selundupan itu. Tentu saja imbalannya, mereka akan melindungi penyelundup itu.

Khusus di Batam yang masuk daerah berikat, adanya disparitas harga antara barang luar negari dan dalam negeri, serta menggelapan pajak, membuat aktivitas penyelundupan barang kian subur. 

Sementara, masih banyaknya orang yang ingin bekerja ke Malaysia dengan biaya murah, dan maraknya gelombang pengungsi dari negara-negara konflik di Asia Tengah, membuat penyelundupan manusia atau imigran gelap,mmenjadi bisnis yang menggiurkan.

Sebenarnya, semua ini bisa dilacak dan dicegah. Aparat kita sangat mampu untuk menangkalnya. Misalnya khusus penyelundupan manusia, bisa dilihat dari alurnya. Bagimana mereka sampai di sini, bagaimana mereka di sini, dan bagaimana mereka diberangkatkan ke negara tujuan. 

Sedangkan penyelundupan barang, juga sama ada alurnya juga. Bahkan sebenarnya siapa saja bos besar penyelundupan itu, masyarakat sudah tahu. Aparat pasti lebih tahu lagi. Namun entah mengapa, tak ditangani dengan baik.

Yang ada, kita melihat para penyelundup ini kian berani. Sudah kali ke sekian, kita baca berita di koran, para penyelundup ini melawan saat akan ditangkap Bea dan Cukai. Bahkan sampai adu senjata. 

Memprihatinkan memang. Tampaknya hanya di sini aparat dijadikan bulan-bulanan para bandit.

Tidak ada komentar: