Sabtu, 16 Juli 2011

Birokrasi

Birokrasi itu ”binatang” yg paling aneh di dunia: kalau diingatkan dia ganti mengingatkan (dg menunjuk pasal2 yg luar biasa banyaknya). *pak dahlan qoutes*
Irwan Setyawan menyukai ini.

M Riza Fahlevi: Kalau ditegur dia mengadu ke backingnya. d birokrat Kalau bukan atasannya yg gampang dijilat, tentulah politisi. Atau bahkan dua-duanya.

M Riza Fahlevi: Kalau dikerasi dia mogok secara diam-diam dengan cara menghambat program agar tidak berjalan lancar.

M Riza Fahlevi: Kalau dihalusi dia malas. Kalau dipecat dia menggugat. Dan kalau diberi persoalan dia menghindar.

M Riza Fahlevi: ide baru tidak gampang masuk ke birokrasi. Birokrasi menyenangi banyak program tapi tidak mempersoalkan hasilnya.

M Riza Fahlevi: Proyek tidak boleh hemat. Kalau ada persoalan jangan dihadapi tapi lebih baik dihindari.

M Riza Fahlevi: Dan keputusan harus dibuat mengambang. Pokoknya birokrasi itu punya Tuhan sendiri: peraturan. Peraturan yang merugikan sekalipun!

Bintoro Suryo: Duh, pantesan rumit ya? Selama ini saya pikir birokrasi itu manusia. :)
M Riza Fahlevi: Lihatlah peristiwa holocaust... Pelaksana lapangan juga bilang "hanya jalankan perintah," baik buruk tetap aturan harus dilaksanakan: birokrasi
Bintoro Suryo: Birokrasi di indonesia termasuk yg komplek dn berbelit. Yg bnyk menghadapi justru warga negaranya sendiri. Waktu, uang dn tenaga bnyk yg terbuang dg tdk efisien. Urus ktp secara prosedural harus bolos kerja. Urus pasport, bolos kerja jg. Urus sim nunggu berlama2, terpaksa bolos jg. Kalo ada yg mau cepat, birokrasi bisa dinegosiasi :(
Muh Syariful Allam: Indonesia ini sdh tdk bisa dibhs krn ibarat koran kecebur GOT


di "kolam keruh" kita bisa jadi kaporit yang meskipun kecil tapi bisa mencuci seluruh kolam. *pak Dahlan qoutes*"
Irwan Setyawan menyukai ini.
M Riza Fahlevi: tapi bisa juga kita malah jadi ikan lele yang justru hidup dari kolam keruh itu. *pak Dahlan qoutes*
M Riza Fahlevi: Pilihan lain, jadi ikan hias yang tentu saja akan mati kehabisan udara segar. *pak Dahlan qoutes*
M Riza Fahlevi: mengapa tidak boleh melakukan ini, mengapa sulit melakukan itu, mengapa jadinya begini, mengapa kok begitu, mengapa sulit mengganti si Malas, mengapa tidak boleh mengganti si Lamban, mengapa si Licik duduk di sana, mengapa si Banyak Cakap diberi peluang, *Pak Dahlan Quotes*