Minggu, 01 Februari 2009

Februari, Bulan Kasih Sayang

Ah… Februari. Bulan kasih sayang itu datang jua. Angin basah mengembus, melenakan suntuk dari dera beratnya beban hidup di tahun Kerbau malas ini.

Saya menyebut Februari sebagai bulan kasih sayang, tentu bukan berarti di bulan ini ada Hari Valentin yang juga disebut hari kasih sayang itu. Sama sekali bukan.

Karena saya bukanlah seorang pecinta yang berimam pada ST Valentin. Maaf, untuk hal ini kami beda mazhab.

Dan maaf pula, saya bukanlah orang yang mau dibohongin oleh para kapitalis Jepang itu, ketika mereka mengubah perayaan hari Valentin dari hari raya yang dulu marak dirayakan orang- orang Konstantionopel dan Bizantium, menjadi hari raya untuk menjual kartu ucapan dan coklat.

Lagian, badan saya sudah terlalu berlemak untuk terus dijejali coklat. Di samping itu, gigi graham atas bagian kiri telah “mengembargo” segala macam coklat di rongga mulut saya. Ya sudah. Sakit, ngilu, snut… snut…

Lagi pula, hari raya cinta saya tak terjadi di bulan Februari, melainkan bulan Mei, tepatnya tanggal 3 tahun 2008 lalu. Ya, bulan itu adalah bulan pernikahan kami.










Belum lagi dalam praktiknya, Valentin telah dijadikan hari raya untuk merayakan hubungan intim dengan pasangan yang bukan muhrim. Tentu ini kurang baik. Karena hanya mengulang ritual kaum pagan (penyembah berhala) di Persia (kini Iran) dulu, yang selalu memakai wanita untuk mencapai surgawi.

Marco Polo dalam jurnalnya menulis, Kaum Hasisyin (dari kata hasis, biasa disebut asasin) di Persia sejak era Darius, telah menjadikan wanita untuk mencapai kesempurnaan surgawi.

Biasanya hal ini dilakukan saat ritual untuk menyempurnakan ilmunya. Saat itu, mereka yang setengah mabuk, akan dilepas ke sebuah taman bunga di mana di sana telah menunggu wanita-wanita cantik untuk mereka cumbu. Menurut mereka, hal ini sama dengan situasi di Surga.

Waduh, tentu saya bukannya bagian dari kaum Pagan itu. Saya juga bukan Atheis, juga bukan golongan orang-orang agnostik.

Adapun mengapa saya bilang Februari sebagai bulan kasih sayang, hanya karena di bulan ini memiliki jumlah hari paling pendek di antara bulan-bulan lain. Jumlahnya hanya 28 hari.

Ini tentu menggembirakan bagi saya, orang pas-pasan ini. Beban anggaran belanja jadi sedikit hemat. Uang transpor, uang makan, uang pulsa dan lain-lainnya itu, jadi berkurang.

Mungkin jika ada kwitansinya, maka di sana akan ditulis, “Selamat, Anda hemat 3 hari!

Please, open mind...

Tidak ada komentar: