Rabu, 10 Juni 2009

Berlomba Mencakar Langit (2)

Sebenarnya, sebelum gedung-gedung ini berdiri, Amerika telah mencoba membuat pencakar langit. Namun, sering gagal.

Misalnya, Hotel Attraction, New York (1908). Didesign oleh Antoni Gaudi, tingginya 360 meter. Namun sayang konstruksinya sangat tak mungkin pada waktu itu.

Ada juga The Illinois (1956), yang letaklnya di Chicago. The Illinois tadinya akan menjadi pencakar langit setinggi 1.609 meter yang divisikan oleh Frank Lloyd Wright. Wright percaya bahwa bangunan ini mungkin dibuat, pada waktu itu. Desain nya terdiri dari 528 tingkat, dengan luas daerah kotor 18,46 kaki persegi.

Masalah yang timbul adalah ruang yang diperlukan untuk mendirikan pencakar langit itu kurang, dan terbatasnya lift (elevator) yang diperlukan. Hal itulah yang akhirnya menggagalkan proyek ini.










Di Asia sendiri tak kalah menarik. Dimulai dari Malaysia, menara kembar Petronas didirikan untuk menunjukkan bahwa negara itu kini telah mampu berdiri sama tinggi dengan negara-negara lain.

Tak lama setelah itu, dari Taiwan muncul Taipei 101, menara dengan ketinggian 509 meter atau 101 lantai. Belum sirna decak kagum manusia, posisi Taipei 101 ini tergeser dengan kehadiran menara Burj Dubai di Uni Emirat Arab.

Bayangkan saja, menara ini memiliki ketinggian 705 meter. Bagunan ini sekaligus memproklamirkan bahwa Dubai, adalah negara maju dan moderen di Arab.

Burj Dubai belum selesai, sudah ada lagi yang lebih menghentak. Pangeran Billioner Alwalid bin Talal, asal Saudi Arabia telah meresmikan pembangunan gedung pencakar langit dengan nama Jeddah Tower. Tinggi gedung ini 5,250 kaki dan memiliki 160 lantai ini. Jika sudah selesai, tingginya akan dua kali lipat dari Burj Dubai.

Jakarta sendiri bagaimana? Saat ini, tengah digagas sebuah pendirian The Jakarta Tower. Bangunan yang terletak di Kamayoran ini berketinggian 558 meter, dan diprediksi selesai pada tahun 2011 nanti.










Setelah berdiri nanti, Jakarta Tower akan menyapu ketinggian sebagian pencakar langit di Dunia, yang telah pernah ada, seperti Canadian National Tower, Menara Ostankino, Oriental Pearl Tower dan Menara Kembar Petronas.

Khusus yang ini, saya tak berani berkomentar lebih jauh, jika dihubungkan apakah berdirinya gedung ini sudah mencerminkan bahwa Indonesia pada tahun 2011 nanti sudah makmur -ya, mudah-mudahan sajalah- atau hanya mencerminkan gengsi-gengsian, seperti yang dianut sebagian besar masyarakat kita saat ini.

Karena asal tahu saja, biayanya menelan Rp2, 7 triliun (USD 300 juta). Wah, bayangkan kalau uang segitu dibelanjakan untuk mengentasdkan masyarakat miskin, tidak mempunyai rumah, anak-anak putus sekolah, dan lain-lain. Lagui pula, dari mana biayanya? Apakah akan berutang lagi?

Tapi jangan khawatir, pendanaan proyek yang dirancang pada tahun 1997 ini, pada tahun 2003 telah disambung oleh Bethany Church Management, secara tidak langsung menara ini akan menjadi Christian Center atau lebih dikenali sebagai Jakarta Pray Tower dan Jakarta Revival Center.

Tidak ada komentar: