Selasa, 16 Juni 2009

Setahun Regalia

Regalia… Apakabar anakku, setahun sudah usiamu kini. Ulang tahu pertamanya dirayakan 7 Mei lalu, dengan mengundang kenalan dan rekan. Sebuah kue tart brownies, tertancap lilin angka 1 dari Takadeli, ikut memeriahkannya.



Ulang tahun Regalia dirayakan dengan membaca mujiat, beberapa kumpulan surat-surat Alquran. Kyai yang memimpin bernama Sulaiman, warga Bengkong Harapan.

Meski demikian, acara ini cukup meriah dan khusyuk dalam kesederhanaan dan kebersamaan.

Regalia saat itu memakai baju seragam dengan ayah dan bundanya, berupa batik biru khas Papua. Kainnya saya peroleh, dari om Regalia yang bertugas di Papua.

Di usia-nya kini, perkembangan Regalia sudah kian bagus. Merangkaknya kian laju, omelannya kian lancar.

Giginya pun sudah tumbuh, dua buah di bagain depan bawah. Meski begitu, sudah bisa diandalkan mengunyah makanan. Tentu saja roti.

Yang menarik, kini regalia sudah bisa menirukan kebiasaan orang tuanya. Misalnya, Regalia akan melakukan gerakan takbir saat kami mengucapkan “Allhuakbar. Hal ini dia pelajari, setelah dia melihat kami salat Maghrib.










Memang, kami sengaja membiarkan Regalia melihat kami salat. Supaya dia nanti dia juga mengenal kewajibannya sebagai muslimah. Tak jarang, saya sengaja mengeraskan suara bacaan salat, agar dia terbiasa.

Dan yang paling lucu, ketika seusai salat kami mengucap “Allahumma amin…” Regalia pun spontan ikut menengadahkan dua telapak tangannya.

Tujuan kami mengenalkan semua ini, hanya ingin mengingatkan pada Regalia akan janjinya kepada Allah semasih di alam azali dulu.

Bukankah sebelum ruh ditiupkan kepada anak manusia, kita semua telah berjanji pada Allah yang tertulis pada surat Al A`raaf ayat 172.

"Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jikwa mereka (seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"

Mereka menjawab "Betul (engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan)".

Janji inilah yang kami ingatkan dan tanamkan sejak dini pada Regalia. Karena kami tak ingin menjadi golongan orang tua yang Allah sebutkan, bahwa anak-anak itu semula bersih, orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Nasrani, Yahudi atau Majusi.





















Ah syukurlah, Regalia sangat menyukai suasana religius ini. Kadang, Regalia meletakkan telunjuknya di bibir, pertanda menyuruh orang diam, kala adzan magrib berkumandang dari televisi kami. “Ssssttt…. Ssstttt…” katanya.

Kami hanya tersenyum melihat lelakunya. Keharuan menyeruak di rongga dada, Ya Allah, semoga hal ini terus berkekalan. Anak hamba bisa terus menggenggam iman di dadanya. Iman dan Islam.

Yang paling haru, regalia akan berlari (maksudnya merangkak dengan cepat, kan belum bisa berdiri, he he…) meninggalkan segala aktivitasnya saat saya melantunkan ayat suci Alquran.

Regalia terus mendekat, mengelilingiku. Lalu, dia berdiri dengan lututunya dan melihat apa yang saya baca. Biasanya kalau sudah begini, saya langsung letakkan dia di pangkuan, sembari terus membaca kalimah suci itu, Regalia pun ikut menyimak.














Diam-diam saya perkenalkan apa yang saya baca ini. “Nak, inilah kitab suci Alquran. Kitab orang Islam, agama yang Allah sempurnakan dan relakan untuk kita.”

Dia hanya diam saja, entah mengerti entah tidak. Ya, paling tidak saya berusaha mengenalkan sebuah petunjuk, jalan yang lurus yang akan membimbingnya kelak. Ini pulalah yang menciptakan motivasi pada saya untuk terus membaca Alquran seusai salat Asar.

Tak hanya dimensi spiritual, Regalia juga sudah mulai menyukai jenis musik. Kadang dia baru tidur, setelah diputarkan lagu-lagu dari ponsel ibundanya. Favorit regalia adalah Siti Nurhalizah. Suaranya yang penuh cengkok itu, ibarat lagu nina bobok bagi Regalia.

Dan saat ini, Regalia sangat nge-fans sama lagu Lupa-lupa Ingat, milik band Kuburan. Saat dia rewel, lagu ini menjadi obatnya. Dalam sekejap, Regalia larut dalam rentak lagi ini. Matanya langsung melebar, kepalanya geleng-geleng, tangannya juga digoyang ke kanan ke kiri.

Karena itulah, sampai-sampai saya ingin bertemu dengan anak-anak band tersebut untuk mengucapkan terimakasih.

Tumbuhlah Regalia, tantang dunia. Semoga saja kau benar.

Tidak ada komentar: