Senin, 27 April 2009

Siapa Kamu?

Sebelum membuka halaman ini, saya meminta agar Anda membacanya dalam kondisi yang tenang (hening). Baca dengan perlahan, resapilah, bacalah dengan nama Tuhanmu.

Suara-suara itu berbisik lembut.
Siapa Kamu?!


Aku terdiam. Suara itu datang lagi, kali ini agak keras.
Siapa Kamu?!
Jawab!

Aku diam. Suara itu datang lagi.
Kali ini membentak!

Siapa Kamu?!

Jangan diam saja! Jawab! Jawaaab!


Aku tergagap, lalu berupaya menjawab.
Siapa kamu?

Saya, seorang ayah!

Siapa kamu?
Saya seorang karyawan!

Siapa kamu?
Saya seorang penulis.

Siapa kamu?
Saya seorang anak buah, bos koran.

Lalu, siapa kamu 10 tahun lalu?

Saya lulus kuliah.

Lalu di siapa kamu 20 tahun lalu?

Saya masih SMA

Lalu siapa kamu 30 tahun lalu?

Saya masih dalam buayan ayahanda dan ibunda.

Lalu siapa kamu 40 tahun lalu?
Saya...

Lalu siapa kamu 100 tahun lalu?
Saya...

Siapa kamu saat itu?

Saya...

Siapa kamu saat itu?
Jangan diam saja, jawab?!

Entahlah...

Siapa yang menghadirkan kamu ke bumi?
Allah...

Siapa yang memberimu kehidupan?
Allah!


Siapa yang memberikan sifat kasih sayang pada ibumu?
Allah.

Siapa yang maha pengasih dan penyanyang?
Allah!

Kamu merasakannya, lalu mengapa hatimu buta?
Sekarang jawab, siapa kamu?
Mahluk!

Kamu sudah mengatahuinya, tapi mengapa hatimu buta? Siapa kamu?
Mahluk.

Sejak alam azali kamu sudah mengatahuinya, sejak alam azali kamu telah berjanji,
tapi mengapa sekarang hatimu buta! Siapa kamu?

Mahluk.

Sebutlah dengan nama Tuhanmu, siapa kamu?
Mahluk!

Mahluk siapa kamu?
Allah...

Sebelum nyawamu dihembuskan, kamu telah mengatahuinya. Kamu telah berjanji
pada Allah, tapi kenapa sekarang kamu tak menganalnya?




Siapa yang menciptakanmu?
Allah....
Allah...
Allah...

Nafasku tercekat, sendiku serasa dicabut satu persatu.
Saya tunduk dalam kelemasan. Ampuni hamba ya Allah...
Ampuni hamba ya Allah...
Hamba selama ini buta...
Hamba selama ini sesat...
Ampuni hamba ya Allah...
Ampuni hamba ya Allah...
(saya pingsan).



====

Setelah sadar suara-suara itu datang lagi.
Suara-suara itu berbisik lembut.

Lalu, apa yang inginkan?

Aku terdiam. Suara itu datang lagi, kali ini agak keras.
Apa yang kau inginkan?
Jawab!


Aku diam. Masih lemas. Tapi suara itu datang lagi.
Kali ini membentak!

Apa yang kau inginkan?
Jangan diam saja! Jawab! Jawaaab!


Aku tergagap, lalu berupaya menjawab.
Apa yang kau inginkan?
Saya, ingin harta.

Apa yang kau inginkan?
Aku ingin prestise.

Apa yang kau inginkan?

Saya ingin bahagia.

Apa yang kau inginkan?
Saya ingin bahagia.

Apa yang kau inginkan 10 tahun lalu?
Saya bisa kerja.

Apa yang kau inginkan 20 tahun lalu?
Saya ingin ibu saya sehat.

Lalu apa yang kau inginkan 30 tahun lalu?
Saya terdiam, tak ingat lagi masa-masa itu.

Lalu Apa yang kau inginkan 40 tahun lalu?
Saya...

Lalu Apa yang kau inginkan 100 tahun lalu?
Saya...

Apa yang kau inginkan saat itu?
Saya...

Apa yang kau inginkan saat itu?
Jangan diam saja, jawab?!
Entahlah...

Siapa yang memberimu harta?
Allah...

Siapa yang memberimu kehidupan?
Allah!


Siapa yang memberimu kebahagiaan?

Allah.

Siapa yang maha pengasih dan penyanyang itu?
Allah!

Siapa yang maha pemberi keinginan?
Allah!

Kamu merasakannya, lalu mengapa hatimu buta?
Sekarang jawab, apa yang kau inginkan?

Sang pemilik segalanya, Allah!

Kamu sudah mengatahuinya, tapi mengapa hatimu buta? Apa yang kau inginkan?
Allah!

Sejak alam azali kamu sudah mengatahuinya, sejak alam azali kamu telah berjanji,
tapi mengapa sekarang hatimu buta! Apa yang kau inginkan?

Allah.

Sebutlah dengan nama Tuhanmu, Apa yang kau inginkan?
Allah!

Sebelum nyawamu dihembuskan, kamu telah mengatahuinya. Kamu telah berjanji pada Allah, tapi kenapa sekarang kamu tak mengenalnya?
Siapa yang kau inginkan?

Allah....
Allah...
Allah...

Kalau Allah yang kamu inginkan, mengapa kamu ingkar?
Kalau Allah yang kamu inginkan, mengapa tak bersujud?
Kalau Allah yang kamu inginkan, mengapa kamu masih menuhankan harta?
Kalau Allah yang kamu inginkan, mengapa kamu masih menuhankan dunia?

Nafasku tercekat, sendiku serasa kembali dicabut satu persatu.
Saya tunduk dalam kelemasan.
Ampuni hamba ya Allah...
Ampuni hamba ya Allah...
Hamba selama ini buta...
Hamba selama ini sesat...
Ampuni hamba ya Allah...
Ampuni hamba ya Allah...
(saya pingsan).

-----------------
Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya).(Qs Yunus:56)

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(Qs Yunus:57)


Katakanlah:
"Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? "Maka mereka akan menjawab:" Allah ". Maka Katakanlah:" Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"

QS. Yunus (10) : 31

Tidak ada komentar: