Rabu, 04 Maret 2009

Belajar pada Abdul Hadi Djamal (1)

Jangan-jangan salah sangka dulu saat membaca judul di atas. Saya, tentu saja, tak akan mengajak Anda ikut-ikutan politisi PAN itu ke penjara. Tentu tidak! Dari pada berprasangka buruk, yuk simak uraian saya di bawah ini.

Menurut hikayat Pak Sahuibul (maksudnya berdasar sahibul hikayat, he he he) Abdul Hadi Djamal adalah politisi yang paling disegani di daerah pemilihannya, Sulawesi Selatan.

Maklumlah, sebelum melenggang ke Senayan Abdul Hadi merupakan petinggi di Bukaka, kelompok usaha milik Jusuf Kalla. Setelah dia berhasil duduk di Senayan, sumbangsihnya atas daerah asal cukup signifikan. Dialah yang berhasil menggagas pembangunan beberapa bandara da pelabuhan di bagian timur Indonesia.

Karirnya terus menanjak, pamorpun meroket. Hingga akhirnya dia memutuskan punya blog pribadi, layaknya para pesohor lain. Biar IT minded-lah, sekalian bisa berinteraksi dengan rakyat yang diwakilinya.

Layaknya blog para pesohor lain, di laman Abdul Hadi juga ditulis agenda kegiatan sang Komisi V asal FPAN itu. Agar menarik, juga dipajang beberapa komentar dari para pengunjung.

Namanya juga pesohor, blog pribadinya cukup populer. Buktinya, blognya ramai dikunjungi khususnya oleh warga Sulawesi Selatan. Lihat saja dalam rubrik Apa Kata Mereka, Abdul Hadi dipuji sebagai salah satu contoh wakil rakyat yang sebenarnya.












”Saya rasa hanya sedikit anggota dewan yang betul-betul punya kinerja signifikan bagi masyarakat yang diwakilinya,” begitu puji Nadewa dari Makassar.

Selain warga biasa, Abdul Hadi juga mendapat komentar positif dari Rektor UIN Alauddin Prof Azhar Arsyad. ”Pak Hadi itu orangnya civil minded, selalu me-mikirkan kepentingan orang banyak. Kalau kita lihat bandara baru, maka yang perlu kita ingat adalah Pak Hadi karena dia merupakan pencetus pembangunan bandara baru,” kata Azhar Arsyad.

Abdul Hadi juga dikenal baik oleh jurnalis di Sulawesi Selatan. Beberapa dari mereka memberi semangat kepada Abdul Hadi agar terus memperjuangkan rakyat kecil.

”Salam kenal, kami tunggu kiprah bapak dalam memperjuangkan nasib kaum kecil seperti kami,” kata Dayat seorang reporter televisi swasta yang bertugas di Makassar.

Hingga kejadian mengerikan itu terjadi. Abdul Hadi tertangkap tangan KPK pada Senin 2 Maret 2009 sekitar pukul 22.30 WIB, bersama pegawai Dishub, Darmawati. Keduanya ditangkap di kawasan Karet, Jl Sudirman, Jakarta. KPK menyita uang senilai USD 90 ribu (setara Rp1 miliar lebih) dan Rp 54 juta.

Lalu apa yang terjadi? Komentar yang muncul di blog yang beralamat di abdulhadijamal.blogspot.com itu berubah drastis. Kolom komentar pada blognya panen ratusan umpatan kepada politisi yang nyaleg lagi untuk Pemilu 2009 itu.

”Alah Jamal, Kau korup ternyata yah. Enyahlah kau dari bumi Sulesl, omong kosong aja kau! Korup, udah botak korup pula,” begitu umpatan yang mampir di buku tamu blog Abdul Hadi dengan nama Kapeka.

”Aduhh, mulai ketahuan ya aslinya. Ayo dong Pak bilang saja, temannya siapa saja,” tulis seseorang dengan nama Thahershofa.

Siapa yang tak gerah akan hal ini? Hingga akhirnya, tepat pada hari Rabu, 4 Maret, bagian pengelola blog tersebut menghapus semua isi kontennya. Kini, blog Abdul Hadi Djamal yang meringkuk di LP Cipinang, karena diduga menerima suap dari rekanan itu. Jika sebelumnya jadi ajang promosi, kini blog beralih menjadi wadah pembelaan diri.


---------------
Foto:Abdul Hadi Djamal (courtessy detik.com)

1 komentar:

Blog Watcher mengatakan...

PISAU TAJAM KORUPSI





Kebusukan nafsumu, membunuh jiwaku. Lalu kau berjalan meyeringai membiarkanku sendiri. Dengan suara terbahak kau berjalan pergi, membiarkanku terluka. Tubuhku menggelepar tak berdaya, kau menikamku dengan pisau tajam korupsi.



Hatiku berdarah dalam tubuh, aku merintih kesakitan. Darahku menetes. Setiap darah yang menetes membakar perih ini setiap saat. Koruptor membinasakanku.





waktu itu..........



Semalam sebelumnya, diantara kedua tanganmu kekuatanmu berasal. Gema senandung kesedihan dari seorang yang sengsara, hati anak yatim yang hatinya hancur berkeping-keping, desah ratapan seorang yang tertindas, kau bantu. Kau ku anggap sebagai juru selamatku.



Tapi kini............!!!!



Dalam malam tenang, hati membukakan pintu rahasia kamarku, angin membangunkanku tidur lelapku.



KPK menangkapmu...



Dengan halus, Abdul Hadi Djamal menikamku dengan pisau tajam korupsi.


sumber:http://asyiknyaduniakita.blogspot.com/