Jumat, 05 Desember 2008

Animal States

Ngeri tapi manarik, saat melihat semut di hutan Afrika Tengah (sejenis bulldog ant) membentuk negaranya sendiri. Saya menyebutnya semut perang, sebab mereka memang gemar berekspansi.

Berbeda dengan semut rumahan, semut ini memiliki rahang dan taring lebar yang kuat, kadang ukurannya lebih dari kepalanya. Layaknya semut lainnya, semut ini terbagi dari semut pekerja, tentara dan ratu. Bedanya, pembagian tugas ini lebih tegas dan lebih sering unjuk kekuatan.

Ibarat pasukan Romawi, mereka terbagi dari legiun-legiun yang membawahi ratusan prajurit taktik hingga infantri. Formasi tempurnya juga mirip. Pasukan pemukul berada di depan, sedangkan penghancur di belakang.

Pasukan pemukul terdiri dari semut-semut pekerja, ukurannya kecil namun berjumlah ribuan. Sedangkan penghancur, adalah semut dengan ukuran besar. Fungsi mereka ibarat ketapel lontar atau pasukan raksasa yang bertugas menghancurkan benteng dan musuh yang ukurannya lebih besar dan kuat.

Jadi jika tidak ada ancaman serius, maka semut yang lebih besar ini akan mengawal semut-semut pekerja dengan membuat pagar betis di kanan kiri jalan yang dilalui.

Hari-hari mereka dimulai ketika mereka berburu mangsa. Semula ada satu dua semut yang bertindak sebagai pasukan pendahulu. Setelah sasaran terdeteksi, mereka akan menjatuhkannya. Tak hanya yang seukuran dengan mereka, belalang bahkan hewan ternak pun mereka sikat.

Saya berdecak kagum saat bagaimana mereka merobohkan seekor belalang pohon. Caranya, semut yang agak besar mengendap di balik rimbun dedaunan. Lalu, masing-masing semut akan menggigit kaki belakang belalang sehigga tak bisa kabur.

Gigitannya begitu kuat menancap, membuat kaki belalang seolah menancap ke tanah. Saat belalang tak berkutik, maka ribuan semut pekerja menghambur bagai air bah. Dengan rahangnya, belalang tersebut dipotong-potong jadi bagian kecil, lalu dibawa ke sarang.

Jika sasarannya berupa kambing, maka taktik yang mereka gunakan dengan masuk pada lubang mulut dan hidung. Dari sana, hewan tersebut dibikin pingsan. Selanjutnya, brrrrrrr… jutaan semut pekerja akan memotong dagingnya hingga yang tersisa tulang.

Semut ini tak hanya paham taktik gerilya, namun juga memanjat. Khususnya pada jenis yang berwarna merah. Beberapa prajuritnya memiliki kaki panjang, sehingga dapat saling bertaut membentuk rantai (tangga) hidup.

Melalui tangga inilah nanti, semut-semut pekerja dapat melaluinya. Formasi ini mereka pakai, untuk menjangkau medan berbentuk “O”, sehingga mereka tak perlu mengambil jalan meutar. Persisnya mirip formasi saat pasukan romawi menjatuhkan benteng musuh dengan memanjatnya.

Luar biasa!

Cukuplah kita membahas perang. Mari kita membangun negara ini dengan cinta. Sekumpulan kera jantan di Afrika, bersosialisasi dengan berhubungan badan setiap bertemu sesamanya. Tak hanya dengan yang betina, juga yang jantan.

Jadi di negara seks bebas ini, perang memang tak ditemukan yang ada hanya bercinta melulu. Mulai pagi hingga malam, hingga pagi, hingga malam lagi. Ah, jadi teringat konsep society Sigmun Freud…

Mau yang demokratis?

Ada jenis rusa di sabana Afrika, mereka hidup berkelompok. Yang menarik saat hendak melakukan sesuatu, misalkan akan minum di sebuah telaga atau melanjutkan pengembaraan, mereka selalu berkumpul sembari melakukan voting. Caranya, dengan mengangguk-anggukkan tanduknya sebagai isyarat.

Siapa mendapat persetuajuan terbanyak, maka itulah keputusan yang akan mereka jalankan.



-----------------
Terimakasih

national geographics
discovery
semut semut di rumah.

Tidak ada komentar: