Sabtu, 13 Desember 2008

Krisis Lagi

Seorang kepala sekolah di sebuah yayasan pendidikan di Batam, kebingungan setengah mati, karena akhir-akhir ini dia kerap mendapat surat lamaran kerja. Apa sebab? Karena semua pelamar itu tak memiliki latar belakang mengajar. Umumnya malah dari staf personalia.

Guna menjaga perasaan, serta siapa tahu mendapatkan “emas terpendam” rekan saya memanggil mereka satu-persatu. Dari hasil tes wawancara, semuanya bagus-bagus. Ada saja kalimat peneguh yang dipakai, “Saya suka mencoba tantangan baru Pak.” begitulah rata-rata.

Lidah bisa saja bohong, namun nurani belum tentu. Untuk itulah, ujian dilanjutkan ke tes psikologi. Hasilnya, ternyata memang tak bisa lagi diutak-utik lagi. Bakat mengajarnya tak ada.

Akhirnya, mereka pun kembali dipanggil. Sembari dijelaskan apa saja hasilnya, rekan saya mencoba mengajak bicara dari hati ke hati. Dari sini akhirnya terkuak sebuah fakta, bahwa memang mereka melamar menjadi guru karena tak lama lagi perusahaannya di Sekupang akan tutup. Lilitan krisis keuangan global, membuat perusahaannya tak mampu berproduksi akibat tak adanya pesanan.

Kisah lain, seorang mandor bangunan bercerita bahwa krisis keungan ini membuat kerjaannya menurun drastis. Banyak proyek perumahan mangkrak. Meskipun ada, kadang dia hanya dibayar cek mundur, dur dur dur.

“Nah, masalahnya untuk bayar karyawan saya kan tak bisa mundur Pak. Belum lagi harus menyumpai makanan sehari-hari,” ujarnya lirih.

Sementara itu, tetangga rekan saya sudah tak kelihatan lagi masuk kantor. Honda CRV terbaru miliknya setiap hari parkir di depan rumah. Padahal, beberapa bulan lalu, mesin mobil ini kerap meraung di pagi hari mengantar sang tuan yang berseragam rapi. Setelah pukul 18.00 mobil ini kembali pulang.

Belakangan juga diketahui, kantor tempatnya bekerja mulai mengurangi produksi. Nasib baik dia tak di PHK, cuma dirumahkan saja, karena dia masih memegang jabatan di perusahaan tersebut. Sementara anak buahnya sudah banyak di-PHK.

Dampak krisis keuangan global sudah menampakkan diri. Analisa dan ramalan akan adanya PHK besar-besaran dan tutupnya beberapa perusahaan besar, lambat laun terbukti.

Hingga bulan Desember ini, sudah 20 ribu tenaga kerja di PHK. Ini adalah angka PHK yang “direstui” Depnaker, di luar itu ada 42 ribu tenaga kerja.

Ini baru pemanasan saja, karena hal ini akan kian memuncak di tahun 2009 nanti, yang menurut Ketua Apindo Sorjan Wanandi pengangguran akan bertambah 1 juta orang.

Hal ini cukup masuk akal. Karena di negara semaju Singpura saja, tak jua lepas dari dampak krisis ini. Perdana Menteri Lee Hsien Loong pun mengakui, di tahun 2008 ini, negaranya menghadapi tahun pertumbuhan terburuk.

Demikianlah. Perlu waktu dan kerja keras tinggi untuk bangkit dari sumua ini. Pemerintah haruslah memiliki skema yang jelas untuk bisa bernapas. Apa antisipasinya? Apa skala prioritasnya?

Pertengahan Desember ini, Pemerintah SBY-JK kembali  mengucurkan uang untuk pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Mulai bulan depan (2009), melalui Departemen Dalam Negeri, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp6,9 T yang akan dibagi ke 57.008 desa yang tersebar di 4.371 kecamatan di 264 kabupaten/kota dan 32 provinsi.

Sementara itu bagi rakyat kecil, khususnya para ter-PHK, memerlukan hati baja agar bisa bangkit. Hati yang teguh. Karena hati akan menjadi milik orang yang ingin dimilikinya. Perlu hati dan semangat baja untuk bangkit menyusun kembali neraca mimpi yang tercabik.

Motivator Mario Teguh pernah mengurai, ada empat semangat dalam diri manusia yang siap meledak. (1) Mimpi, (2) cita-cita, (3) rencana, 4 harapan.

Bermula dari mimpi akan sebuah kesuksesan, semua ini harus segera dituangkan dalam kerangka logis dan membangun kemampuan untuk menujunya. Hal inilah yang dinamakan cita-cita. Setelah cita-cita tergambar, disusunlah perencanaan yang nantinya akan memunculkan harapan.

Yang terpenting dari tingkatan ini adalah perencanaan. Karena mimpi tak akan bisa diwujudkan jika tanpa langkah ini.

Kemudian ada pertanyaan, bagaimana caranya bangkit? Darimana mulanya? Tentunya dari atas bumi yang kita pijak. Bukan di atas bumi yang dipijak orang lain.

Orang kadang sibuk membicarakan emas galian orang, dari pada sibuk menggali emas dari bumi yang dipijaknya.

Bangsa ini berhasil lolos dari tantangan seberat apapun, bangsa ini pula akan mampu bebas dari krisis keuangan ini.

Uraian penutup, rasanya tak lengkap kalau kita tak menertawakan krisis ini, karena memang sifat manusia suka mengetawakan bencana yang baru menimpanya.





Hal inilah yang rupanya mengilhami beberapa orang di dunia maya, memplesetkan logo merek-merek perusahaan terkenal dunia yang megap-megap diterpa krisis ini.

Misalnya saja, gambar bundar di samping logo LG diplesetkan menjadi wajah orang menangis. Bahkan mottonya yang semula berbunnyi Life Good, menjadi “Life Tough”.

Selain itu ada semboyan Nokia Connecting People, menjadi “Disconnecting People”. Citigroup, jadi “Cititrup”, Renault jadi “Default”.

Selanjutnya gambar apel pada Macintosh yang semula teriris rapi, menjadi apel yang hampir habis digerogoti. Logo mahkota yang tegak pada jam tangan Rolex juga dibikin meleleh.

Logo Dell dan Adidas juga dibuat berantakan, akibat ditendang ''krisis''. Belum lagi Chrysler yang diplesetkan menjadi Chrysisler, tulisan di logo Ford jadi “Fail”,

Good-year jadi Bad-year, Yahoo! jadi Yahooooo? Bahkan logo kuda jingkrak dalam Ferrari pun diganti keledai yang sedang berjalan murung.



motivasi motivasi


Kita bisa memilih untuk berdiam diri dan pasrah kepada nasib karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Atau kita mencari terobosan-terobosan baru yang dapat membuat ancaman “musibah” ini menjadi “anugerah”? Membuat “batu sandungan” yang dapat membuat kita terjatuh menjadi “batu loncatan” untuk meloncat dan melejitkan prestasi lebih tinggi?

Ada seekor kutu loncat, ditangkap dan dipelihara di sebuah kotak ukuran 10cm x 10cm x 10cm. Awalnya kutu loncat tersebut tiap meloncat pasti membentur langit-langit yang hanya setinggi 10cm. Lama-kelamaan, hari berganti ke hari, kutu loncat tersebut sudah bisa menyesuaikan dengan kotak setinggi 10cm tersebut. Loncatannya tidak pernah membentur langit-langit kotak lagi.
Setelah itu, kutu loncat tersebut dipindahkan ke kotak ukuran 1m x 1m x 1m. Apa yang terjadi? loncatan kutu loncat tersebut hanya setinggi 10cm walaupun sekarang langit-langitnya setinggi 1m dari dasar kotak.

================================================== =======

Billi PS Lim dalam seminarnya (Berani Gagal) mengatakan, Jikalau kita ingin maju, maka kita harus mencoba sesuatu. Dan untuk melakukan sesuatu itu selalu melibatkan resiko. Perkataan “Peluang” dalam huruf Mandarin sangat menarik, kata “peluang” ( Chi Hui) mengandung dua arti yakni Chi yaitu “Krisis atau masalah” dan Hui yaitu “Perhimpunan atau pertemuan”.

Krisis atau masalah yang berhimpun atau bertemu memberikan anda PELUANG. Arti kata ini mengandung arti yang hampir sama dengan apa yang pernah diucapkan oleh Albert Einstein “Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita”.


Keluar dari kotak! Masalah terkadang bukan seperti yang kita lihat (dengan sudut pandang sekarang). Jika terus mencari solusi dari masalah, mencari peluang dari krisis sekarang tapi tidak dapat-dapat, mungkin yang harus diubah adalah SUDUT PANDANG KITA (kotaknya aja kok )!

Sedikit perubahan di pikiran, bisa membuat perubahan besar di hasil.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah dengan begini artinya kita dituntut harus lebih kreatif lagi dalam mensiasati kebutuhan hidup yang terus bertambah...