Jumat, 02 Januari 2009

Tahun Apakah Sekarang?

Bangsa Arab dulu, sebelum penanggalan Hijriyah ditetapkan, sudah mengenal bahwa dalam satu tahun itu ada 12 bulan dan dalam satu bulan ada 30 hari. Namun, mereka tak menandai tahun dengan nomor, melainkan dengan peristiwa yang terjadi saat itu.

Sistem kalender yang mereka pakai saat itu berbasis campuran antara bulan (komariyah) maupun matahari (syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan dengan musim lalu dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi).

Karena itulah, hingga saat ini kalangan Islam sendiri masih belum ada yang mengetahui tahun tepatnya para sahabat, bahkan Rasulullah Muhammad SAW lahir.

Dalam tarikh (sejarah) Islam hanya disebutkan, Rasulullah lahir di Tahun Gajah. Sebutan tersebut diambil karena saat itu ada peristiwa besar; balatentara gajah pimpinan Abrahah al-Asyram, Gubernur Yaman saat itu salah satu masuk provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah Ethiopia, menyerbu Mekkah hendak menghancurkan Kakbah. Kisah ini juga diabadikan dalam Al Quran di surat Al Fiil.





Sedangkan tanggal dan bulannya, barulah semua ahli hadits dan sejarawan bisa menemukan kesepakatan yakni di bulan Rabiulawal, namun soal tanggalnya, di kalangan Syi'ah menyatakan beliau lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570 M).

Akibat belum adanya penetapan tahun dengan angka, membuat umat Islam saat itu kesulitan dalam mendokumentasikan sesuatu. Hingga di Zaman Khalifah Umar bin Hattab, sekitar tahun 638 M (17 Hijriyah), barulah dilakukan sistem penomoran tahun, yang dimulai pada tahun di mana terjadi peristiwa hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah (sekitar tahun 622 M). Makanya disebut kalender Hijriyah. Sistem yang mendasari kalender ini telah ada sejak zaman pra-Islam, namun direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.

Akibat belum ditandainya tahun dengan angka itu pulalah, kalangan ulama saat ini kembali menyelidiki tahun kapan tepatnya Aisyah diperistri Rasulullah. Sebab ada yang menyebut putri Abu Bakar Ash-Shiddiq itu dinikahi Rasullulah pada umur 12, 9, bahkan 6 tahun.

Saat ini mereka mulai mengkaji dengan menghubungkan dengan peristiwa-peristiwa besar saat itu, seperti perang Badar dan lain-lain. Kesimpulan awal, diperkirakan Aisyah diperistri lebih dari usia 12 tahun!





Menandai tahun dengan peristiwa besar, memang lebih mudah diingat dari pada dengan angka. Ini hanyalah sebuah kecenderungan berpikir, dengan apa yang disebut scotoma, pikiran melihat apa yang ingin dilihat.

Tak heran, meski sudah ditemukan penanggalan moderen, toh orang-orang tetap saja enggan mengingat angka dalam tahun. Dulu, almarhum ibu saya kesulitan mengingat saat saya bertanya tahun kapan saya dilahirkan. Dia selalu menjawab, saat itu Presiden Iran Syah Riza Fahlevi tengah berkunjung ke Indonesia. Saat itu bulan Ramadan, harinya Minggu Legi.

Oleh karena itulah, nama saya mengambil nama sang presiden dengan menambahkan kata ”Muhammad” di depannya. Jadilah Mumahammad Riza Fahlevi.

Saya tak seorang diri, Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Grup itu, juga tak tahu tepatnya tahun berapa dia dilahirkan. Ayahnya saat itu hanya menjawab, dia lahir saat Gunung Kelud meletus. Sedangkan harinya, Selasa Legi. Itu saja.





Hingga saat ini pun, yang katanya era milenium, kita masih cenderung mengingat tahun dari peristiwa besarnya yang terjadi saat itu. Rekan saya misalnya, saat ditanya kapan tahun pernikahannya malah agak kebingungan. ”Waduh, yang jelas saat gedung kembar WTC di Amerika dibom teroris,” katanya.

Atau ada lagi yang bilang begini, ”Pokoknya saat itu pas Gus Dur dilantik jadi Presiden. Ya saya ingat itu, sebab saat menghafal ijab kabul, saya sambil nonton pelantikan Gus Dur.” Oh, begitu ya.

Bedanya, manusia sekarang bisa menyelamatkan tahun sejarahnya, karena saat ini teknologi dokumentasi sudah kian canggih. Selain itu, pemerintah juga sudah kian meluaskan lagi tanggal pencatatan pernikahan dan kelahiran ke dalam dokumen-dokumen penting. Maka, selamatlah kita.

Jadi, tahun apakah sekarang? Semoga saja menjadi tahun emas.

Please, open mind.

Tidak ada komentar: