Minggu, 23 November 2008

Mengawal Gus Dur di Batam (1)

Mendatangkan seorang Gus Dur ke Batam, ternyata bukanlah sebuah pekerjaan gampang. Banyak aturan yang harus ditaati. Sebab, bagaimanapun dia adalah seorang mantan presiden yang keselamatannya dijaga oleh negara, khususnya empat matra aparat keamanan.

Hal inilah yang dirasakan panitia Forum Kebangsaan, khususnya Abdul Basith Has selaku pihak yang memprakarsai atau yang mengundang Gus Dur datang ke Batam.

Seperti diketahui, saat PKB pecah, Basith-lah diantara segelintir orang yang bertahan berimam ke Gus Dur, meski untuk itu dia harus mengorbankan pencalonannya di legislatif kota Batam.

Basith sangat menghormati Gus Dur, melebihi kursi dewan. Tak heran, mengapa, Basith sangat senang mengetahui orang yang sangat dikagumi dan dihormatinya itu mau menjawab undangannya.

Semua ini bermula dari telepon Basith dengan orang dekat Gus Dur yang akan mengadakan pertemuan di Zona Sumatera. Dari sini Basith langsung menyanggupi kesediannya.

Berhari kemudian, kepastian belum jua didapat. Hingga akhirnya Jumat malam, Yuli staf khusus Gus Dur menelepon, bahwa cucu pendiri NU itu bersedia menyambut undangan Basith, pada Senin (24/11).

Bukan main giragnya Basith. Dan pada Sabtu pagi, sekitar pukul 07.30, dia menelepon saya. Intinya mengajak bertukar fikiran tentang langkah apa saja yang pantas diambil untuk menyambut kedatangan Gus Dur. Tempatnya di Hotel Harmoni, bilangan Nagoya, Batam. “Jam sepuloh (10.00 WIB). Jangan lupe,” tutur tokoh masyarakat tempatan dan kepulauan itu.

Hingga kami bertemu, di sana Basith sudah menunggu bersama istrinya. Saat itu, pembicaraan kami hanya sebatas membahas kedatangan Gus Dur.

“Kok mendadak ya Bang?”
“Ya, kami pun baru tadi malam (Jumat malam) dikabari bahwa Gus Dur bersedia datang ke Batam,” jelas Basith.


“Santai sajelah. Kita nanti kongkow-kongkow saje di Novotel, sembari ngobrol segala macam persoalan bangsa ini. Acara ini kita ambil tema, Kongkow Bersama Gus Dur Membahas Masa Depan Bangsa,” jelasnya.

Basith juga bertutur bahwa, kedatangan Gus Dur ini juga disambut antusias kawan-kawan di PSMTI. Kebetulan pada hari Senin itu pula, mereka menggelar talkshow di UIB bersama Sri Sultan, yang membahas peran warga Tionghoa mengisi pembangunan. Untuk itu mereka mengundang hadir dalam acara tersebut.

Sebagai penyambutan, Basith sudah memesan spanduk yang bertulis ucapan selamat datang untuk guru bangsa itu, beserta fotonya.

Hingga pukul 11.00 WIB, ponsel Basith berdering. Seorang pejabat teras dari Provinsi menelepon tentang apa dan bagaimana persiapan menyambut kedatangan Gus Dur ini. Di susul aparat lain yang menanyakan jadwal, sebab akan dilakukan pengawalan standar VVIP, mengingat Gus Dur adalah mantan Presiden.

Terus dan terus. Telepon Basith tak henti berdering. Kadang datang bersamaan, sehingga harus di-swap mana sekiranya yang lebih penting. Di saat itu Yuli kembali menelpon agar mengkonfirmasi jadwal pesawat pada Senin, pukul 17.00, karena Gus Dur mau balik hari.

Basith pun kembali sibuk menghubungi beberapa agen travel. Hingga selanjutnya, pukul 11.27 Basith harus menghentikan pembicaraan, karena Yuni Sekretaris pribadi Gus Dur kembali menelepon dan mengabarkan bahwa ibu Sinta Nuriyah akan ikut serta.

Ini tentu di luar dugaan. Tak gampang mendatangkan Gus Dur, apalagi bersama istrinya. Merasa mendapat kehormatan besar, Basith langsung menyambut sumringah. Selanjutnya, dia melihat ke arah saya.

“Ini tak bisa main-main lagi Bang! Rumbak total rencana semula!” sergah saya.
“Oke, jadi apa saja yang harus dilakukan?!” tanyanya.

Sayapun memberikan beberapa saran. Misalnya perlunya membuat badge yang membedakan antara panitia dan bukan.

Antara ring 1 dan ring-rig selanjutnya. Pengamanan pun harus ekstra. Jarak antara Gus Dur dan khalayak harus diperhatikan, minimal 1 meter. “Harus ada orang yang berpostur minimal 180 cm, berjaga di sekeliling Gus Dur,” usul saya.

Undangan acara kongkow pun harus dibatasi dan teknis acaranya pun harus sudah dimatangkan. Apakah akan berbentuk seminar, atau hanya diskusi antara Gus Dur dengan beberapa tokoh batam, atau lagi, hanya melakukan tanya jawab langtsung dengan audience. Semua harus jelas.

Basith pun mengangguk. Langkah pertama, dia segera memanggil beberapa kenalannya yang memiliki usaha sablon, untuk membuat beberapa badge. Tak lupa dia memanggil orang tempat memesan spanduk.

“Tolong direvisi. Ucapan selamat datang untuk Gusdur ditambah juga untuk ibu Sinta Nuriyah, karena dia juga mau hadir. Fotonya juga ditambah ya,” jelasnya.

Selanjutnya dia mengontak Novotel, mengkonfirmasi ulang pesanan kamar Presiden Suite untuk Gus Dur dan ibu Sinta. Selain itu jangan sampai nanti tabrakan dengan Sultan, mengingat Raja Yogya itu memesan kamar Presiden Suite di hotel yang sama.

Langkah berikut, kami harus bolak-balik ke Bussiness Center di lantai II Harmoni, untuk memfaks beberapa undangan bagi petinggi daerah, seperti Gubernur, Kapolda, Kapoltabes Barelang, Wali Kota Batam, Ketua OB, Danlantamal, serta Dan Guskamlabar.

Hingga pukul 13.00 tugas ini selesai dilakukan. Selanjutnya, kami bubar, rapat akan dilanjutkan pada Minggu pukul 14.00 di Novotel.

Tidak ada komentar: