Minggu, 20 Juli 2008

Gabriel yang Hilang (2)


Lalu, setelah semua ini mereka dapat, apa yang mereka lakukan? Ternyata mereka dengan tanpa sungkan, meproklamirkan diri akan pindah ke Jakarta. Alasannya juga di beber, ”Karena kalau di Batam, kariernya tak berkembang!”

Sah-sah saja, sih. api mestinya tak terlalu terang-terangan seperti itu untuk menjaga perasaan orang Batam yang telah mendukungnya.

Tak hanya itu, baru-baru ini tersiar kabar bahwa Gabriel memasang tarif Rp15 juta untuk menghadiri ulang tahun sebuah mall di Batam. Tentu saja pengelola mall ini kecewa.

Lalu, apa sumbangsih (orang tua) anak ini terhadap media yang telah mengenalkannya ke publik? Tak ada sama sekali. Jangankan terima kasih, di telepon saja sudah susah.

Gabriel memang tidak bisa disalahkan, karena dia masihlah anak-anak. Namun orang tuanya mestinya lebih bijak lagi. Mestinya mereka sadar, bahwa ini hanyalah popularitas sesaat (apalagi Gabriel hanyalah juara tiga).

Mereka tak sadar, bahwa Gabriel hanyalah buah imperialisme pertunjukan idol. Sebuah ajang mengeruk keuntunagn dari bisnis SMS!

Apalagi popularitas yang didapat hanya dari SMS semata, bukan sebuah talent yang didapat berdasar kemampuan yang matang. Cobalah diamati, merapa banyak orang-orang yang berhasil di ajang SMS ini, hanya bertahan beberapa saat saja. Tak lama.

Janganjkan juara tiga, juara satu pun tak selalu mujur.

Sementara itu, penyelenggara akan terus memunculkan bintang-bintang karbitan baru. Jadilah bintang lama kian terkubur.

Di saat kontrak mulai pudar, ke manakah Gabriel melangkah? Jika belum apa-apa dia sudah melupakan masyarakat dan media yang mengenalkannya?

Seandainya seluruh penduduk dunia saling mengenal dengan baik, maka mereka tak akan membenci dan mengidolakan seseorang.


--------------
Foto: Gabriel diundang khusus di DPRD Batam

Tidak ada komentar: