Jumat, 11 Juli 2008

Organisasi dan Target (1)

Seorang kawan yang bekerja sebagai personalia di perusahaan terkemuka, mengeluh melihat dari semua berkas lamaran kerja yang diterimanya, banyak yang tak memiliki pengalaman di organisasi. ‘’Payah. Emang kerja tak masuk organisasi apa!?,” gerutunya.

Sebenarnya, manusia sudah akrab dalam alam organisasi. Paling tidak dimulai di rumah. Namun, di sini aturan dan metode pengajarannya belum jelas. Hingga masuk sekolah, ada juga organisasi kepanduan hingga OSIS. Namun, lagi-lagi banyak yang malas terlibat.

Saat mahasiswa, apalagi. Banyak organisasi formal yang lebih bagus lagi. Namun, lagi-lagi banyak yang malas. Tak heran, saat kembali ke masyarakat, banyak mahasiswa yang sangat tidak siap. Apalagi dalam meretas dunia kerja, kian parah saja

Mungkin untuk menyiasati hal semacam inilah, pondok moderen kelas wahid di Indonesia, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, mewajibkan disiplin dan kepiawaian bersosialisasi dan organisasi kepada para santrinya. Hasilnya, banyak lulusan Gontor yang lebih siap jadi orang. Minimal opinion leader di lingkungannya sendiri.

Memiliki pengalaman organisasi memang bukan syarat mutlak untuk memperoleh pekerjaan, namun paling tidak bisa memberikan nilai plus bagi karyawan dan perusahaan itu sendiri.

Pasalnya, dunia kerja modern bukan hanya ajang mencari uang, juga disusun berdasar organisasi yang solid. Pengembangannya bermula dari konsep Alexander Agung saat pendirian Alexanderia.

Dalam organisasi selalu diajar disiplin, loyalitas, harmoni antara atasan, bawahan, sesame, dan masyarakat. Selain itu juga diajar bagaimana menjalankan dan membuat aturan, koordinasi, strategi, sosialisasi, hingga seni dalam memimpin.

Di organisasi diajarkan bagaimana kerjasama tim itu dibentuk dan dijalankan. Atasan di sini tak lain adalah bagian dari tim, artinya seorang bawahan bisa menegur atasan jika dia salah.

Di sini juga diajar bagaimana menghargai kewenangan masing-masing, sejauh mana jangkauan tugas, sehingga tak menimbulkan gesekan internal. Jadi tak mentang-mentang pimpinan, tanpa permisi bisa memotong kewenangan bawahan.

Tidak ada komentar: