Rabu, 02 Juli 2008

Penguasa, Beri Kami Air! (3)


Sebelum terlanjur parah, saya pun meng SMS Humas ATB Adang Gumilar. Tak lama, Adang menelepon lalu saya tawarkan berbicara langsung dengan warga. ''Bapak harus menjelaskan di hadapan warga!'' Diapun setuju.

Ponsel saya alihkan ke speaker. beberapa pertanyaan meluncur dari saya, warga pun hening dan menyimak. ”Intinya memang ATB hanya meminta kejelasan status lahan saja,” jelas Adang.

Sekitar setengah jam, komunikasi dengan Adang berlangsung. Setelah ditutup, aaya pun lalu meminta agar mereka kembali menanyakan hal ini ke OB dulu, selanjutnya baru bertindak. Wargapun setuju. Kini mereka balik menyalahkan OB.

Dalam diskusi tersebut saya juga meminta agar dihadirkan ibu-ibu rumah tangga. Sebab, merklalah yang paham langsung bagaimana repotnya ngurus rumah di tengah krisis air ini.

Tak lama, empat orang ibu-ibu hadir. Ada Nur, ibu rumah tangga murni, Hermiati ada pedagang ikan, ada juga yang jualan nasi. Semuanya usia paruh baya. Hanya satu yang masih kepala tiga, namanya Karlina.

Berbeda dengan tiga ibu-ibu itu, yang hanya tampil dengan busana khas (kerudung, kaos, dan sarung lusuh), karlina tampil modis dengan rambut direbonding sebahu.

Setelah memperkenalkan diri, saya meminta mereka menceritakan tentang bagaimana trik dan tips mengelola air. Ibu Nur mulai angkat bicara. ”Wah susah Pak, kadang anak kami sampai tukaran untuk memperebutkan air ini,” jelasnya diselingi senyum mengambang.

Hermiati lain lagi, dia mengeluhkan betapa susahnya jual ikan tanpa air bersih. ”Masak mau dicuci dengan iar asin,“ jelasnya.

Sedangkan pedangan makanan, susah dimintai keterangannya. ”Pak, kalau bertanya agak keras ya. Dia agak kurang dengar,” jelas seorang pemuda, sembari menunjuk telinganya, mengisyaratkan tuli.

Yang menarik saat Karlina berbicara. Dia berkisah tips mandi hemat. ”Caranya, satu orang satu ember. Dua gayung kali siraman pertama, lalu sabun, sisanya untuk bilas,” jelasnya. Satu ember yang dimaksud, seukuran tempat cat 5 kilo.

Yang bikin senewen saat datang bulan. ”saat itu kanj perlu banyak air Pak. Jadi rasanya kurang bersih,” jelasnya.

----------
Foto: Raja (kiri) saat wawancara via telepon dengan Adang Gumilar

Tidak ada komentar: