Jumat, 11 Juli 2008

Kampung Belian yang Terbeli

Kurang satu kilo meter dari gedung Pemko Batam nan megah, terhampar kampung tua bernama Kampung Belian.

Sebutan itu bermula pada zaman dulu, di kampong tersebut banyak buah durian. Penduduk setempat menyebut ‘’derian”. Lama kelamaan, kata ‘’derian” berubah menjadi ‘’belian”.

Sejarahnya, kampong ini telah ada jauh sebelum peradaban di Batam di bangun. Tepatnya masa kejayaan Kerajaan Riau Lingga yang berpusat di Penyengat (kini masuk wilayah Kota Tanjungpinang).

Hal ini dibuktikan, dengan kuburan orang-orang yang konon memiliki kekerabatan dengan raja-diraja Penyengat. Lokasi makam tersebut sekitar 20 meteran darti pintu gerbang Kampung Belian.

Hingga kini pemakan tersebut dijaga dan dihormati oleh penduduk setempat. Mereka memanggilnya dengan ‘’keramat”. Konon banyak orang yang punya hajat, sering nyekar ke makam tersebut.

Kampung Belian ini sempat hilang, namun kini muncul kembali. Di masa kejayaan Otorita Batam, sekitar tahun 1992 kampung ini pernah digusur paksa oleh sepasukan Brimob dengan alat-alat berat. Warga pun kocar-kacir pindah entah di mana. Bahkan ada yang bermukim di hutan bakau.

Hingga tahun 1998, di era-era reformasi, warga yang tergusur kembali menempati kampung ini. Hingga akhirnya, sekitar tahun 2002, Wali Kota Batam kala itu, Nyat Kadir menetapkan Kampung Belian sebagai kampung tua. Artinya, status tanah di kampong ini diakui pemerintah daerah.

Setelah Nyat Lengser, Kampung Belian ini kian tak terurus. Meski berada di dekat kantor wali kota, namun kondisinya memprihatinkan. Selain tak tersentuh air bersih, infrastruktur menuju ke sana sangat minim. Jalannya masih tanah, tanpa lampu jalan.

Jika malam menjelang, maka jalan menuju kampung ini bagaikan menuju daerah terpencil di tengah hutan. Gelap gulita dan rawan tindak kejahatan. Padahal kampong ini letaknya kurang 1 kilo saja dari pusat kota Batam.

Karena hal inilah, sesepuh kampung tersebut Selasa lalu, sempat mengeluh tentang nasibnya yang diterlantarkan. ‘’Kami bingung Pak, malah kampong yang jauh di Nongsa yang diaspal,” sebutnya.

''Ya maklum saja, sebab di sana kampong Wali Kota (Ahmad Dahlan),” sindirnya.

Tidak ada komentar: