Jumat, 25 Juli 2008

Pergilah, Kami Mau Bertempur! (2)

”Kita balik aja pak! Justru yang masih bertahan kita kasih apresiasi yang bagus. Yang hengkang kita biarin aja. Toh mereka tak lagi kita butuhkan!” Ketua yayasan belum juga mengerti.

Hingga akhirnya acara perpisahan itu terjadi. Satu dari perwakilan lima guru yang mau hengkang naik pentas mengucapkan kata perpisahan, disertai minta maaf, disertai nangis juga, lalu ditutup dengan salam-salaman.

Tak lama, saya berbisik pada ketua yayasan. ‘’Pak, inilah saatnya!”
Lalu, sang ketua yayasan tampil. ‘’Guru-guru yang bertahan harap tetap di sini. Karena kita akan membahas program-program ke depan yang telah disiapkan. Termasuk akan ada pembagian seragam!”

Apa yang terjadi? Hal yang dikhawatirkan tak terbukti.
Lima guru yang hengkang tadi, mautak mau langsung menyingkir. Habis ngapain lagi, kan sudah berpisah? Kan sudah jadi orang luar, jadi tak pantas ytahu rahasia perusahaan!

Sementara yang tinggal langsung timbul semangatnya untuk kembali menata hari esok di yayasan stersebut. Kebanggaan pun timbul, motivasi menyusul, saat mereka melihat rekan-rekannya yang tinggal dan masih kompak.

Yang nangis? Tak bertahan lama juga. Mereka berpikir, ”Ah orang mati saja haram diratapi, kenapa orang yang hengkang harus ditangisi? EGP lah, masak EGP dong. Mulan aja Jamilah, bukan Jamidong!”

Coba seandainya ketua yayasan memberikan ruang besar bagi orang yang hengkang itu di acara perpisahan, maka yang tinggal akan berpikir, ‘’O… rupanya di sini baru dihargai pada saat mau hengkang. Ah, kapan-kapan aku hengkang juga ah…”

Gila! Apa jadinya nanti jika kebanggaan pada pekerjaan yang kita tekuni sudah hilang?

Lalu apakah ide saya dalam memperlakukan mereka yang hengkang itu kejam? Saya rasa tidak juga.

Rekan saya yang lain, Bambang, yang kabarnya kini sudah jadi Pemred berkisah, Zainal Muttaqin, petinggi Kaltim Pos dulu sempat mengirim email kepada seluruh wartawannya yang masih tinggal, saat menghadapi banyak wartawannya pindah ke Tribun Kaltim. Bunyinya; ‘’Ayo! Siapa agi yang mau pindah?!” Kalimat ini menawarkan, bukan menyuruh.

Tidak ada komentar: