Senin, 06 Oktober 2008

Carnavall Mall Hangus Hang FM hancur

Saya terkejut begitu hendak duduk di beranda untuk menina bobokkan bayi 5 bulan kami, Regalia, saya asap hitam tebal membubung ke angkasa, membentuk pilar raksasa seakan menyanggah langit. Hari itu Minggu (5/10), sekitar pukul 09.30 pagi.

“Sa… Sa… sini. Lihatlah ke mari…”

Mendengar ini, istriku Aisyah tergopoh.

“Ada apa?!” katanya menghambur ke teras.

“Cobalah tengok itu asap apa?” Istriku menengadahkan pandangannya ke arah tempat yang saya tunjuk.

“Wah, negri sekali!”

“Ini pasti kebakaran besar! Ah sudahlah masuk saja, tutup semua pintu dan jendela!” ajakku kemudian.

Tak lama setelah itu, ponsel saya berdering. Sebuah SMS dari Zein Alatas. “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, qadar Allah SWT Radio Hang FM yang berada di Carnavall Mall turut terbakar habis. Saya sadar radio hanya sebagai wasilah, tapi dakwah tidak akan pernah berhenti, mohon doa (zen alatas).

“Oh, jadi asap tadi adalah kebakaran di Carvavall Mall ya?” ucapku pada istri kala itu. Sekadar diketahui, rumah saya dan Carnavall Mall sama-sama berada di Batam Center, jaraknya terpaut sekitar 750 meter saja, sehingga saya bisa melihat jelas saat asapnya membubung ke angkasa.

Selanjutnya saya langsung telepon Bang Zein. Namun, mungkin karena masih sibuk oleh musibah, ponsel saya tak diangkat. Akhirnya saya membalas saja SMSnya. “Masyaallah Bang. Saya hanya bisa kirim doa saja ya…”

Untuk memastikan ini, saya menelepon M Ikbal rekan saya yang paling saya bangggakan, yang juga Koordinator Liputan Batam Pos.

“Carnavall Mall terbakar ya Bal?”
“Iya Mas.” Balasnya.

Selanjutnya saya telepon Yusuf , fotografer Batam Pos, yang karyanya kerap menyabet penghargaan bergengsi di jaringan pemberitaan grup Jawa Pos, semacam Rida Award dan Dahlan Iskan Award itu.

“Iya. Yang terbakar sebenarnya hanya toko mebel di belakang, lalu merambat. Namun Carnavall Mallnya tak terbakar habis, hanya sebagian saja. Toko-toko komputer masih sempat mengungsikan barang dagangannya,” ujar Pupup, panggilan kecilnya.

Waduh, habis sudahlah riwayat mall-mall ternama yang pertama berdiri di Batam Center itu. Dua bulan lalu, Barata Mall yang dilumat api. Padahal, mall yang berada 100 meter dari Carnavall Mall itu baru saja ada penyewa yang merenovasi ruangannya. Selanjutnya mall apa lagi?

Sedihnya lagi, Radio Hang FM ikut ludes. Padahal, radio dakwah ini telah lama menjadi oase di tengah hedonisnya warga Batam. Siarannya menyejukkan iman hingga muslim Singapura dan malaysia sering kirim atensi di setiap acaranya, mulai anak-anak hingga orang dewasa.

Yang paling populer adalah acara baca Alquran di udara. Di sini, pendengar bisa meminta diputarkan ayat-ayat Alquran, atau mereka bisa membacakan Alquran diudara.

Tak hanya itu, Zein mengembangkan radio ini sebagai pusat kajian dan berdagang buku-buku bernafaskan Islam. Saat saya berkunjung delapan bulan lalu, Zein memperluas dan merenovasi beberapa ruang untuk dijadikan toko buku selain menjual parfum dan obat-obatan herbal asal Timur Tengah.

Hingga pada Senin (6/10) pagi, sekitar pukul 06.00 ponselku kembali berdering. Zein memanggil.

“Kapan Riza ada waktu, saya hari ini ingin berjumpa untuk membincangkan Hang FM ke depan.”

“Wah, saya ini nganggur Bang. Terserah Abang aja, saya siap datang!”

“Baiklah, nanti saya hubungi lagi. Sekarang saya menginap di PIH,” maksudnya Hotel Pusat Informasi Haji, letaknya di Batam Center. Memang, sejak ditimpa musibah, rumah mewah Zein di Green Land batam Center telah dijual. Zein kini tinggal di Tanjungpinang, bila ke Batam dia menginap di Radio Hang FM.

Namun sekitar pukul 15.00 Zein kirim SMS lagi kali ini dia mengatakan, “Reza saya mohon maaf karena mendadak harus ke TPI jemput antena dan pemancar radio untuk di bawa ke Batam.”

“Jadi kita tetap mengudara Bang?”

“Doakan.”

“Insyaallah Hang (FM) tetap mengudara.”

Radio Hang FM berdiri tahun 2003. Dulu formatnya masih sekuler dan kantornya masih satu atap dengan Batam TV. Dua stasiun ini diresmikan bersama-sama oleh Wali Kota Batam saat itu, Nyat Kadir.

Kantornya berada di belakang bangunan utama Carnavall Mall. Di sini juga dimanfaatkan sebagai ruang parkir Carnavall Mall. Kalau dilihat dari unsur arsitektur, sebenarnya kurang aman juga sebab semua serba tertutup. Ruang terbuka hanyalah pintu masuk dan keluar ruang parkir itu sendiri.

Tak ayal, kalau siang gelapnya minta ampun karena cahaya matahari tak bisa menembus ke dalam mengingat tebalnya beton. Bahkan, sinyal ponsel dan radio pun tak bisa menembus ke dalamnya.

Di samping kiri Hang FM ini ada sebuah ruang luas yang disewa pengusaha barang perabot eks Singapuira. Dari sinilah petaka bermula. Ketika toko ini dilalap api, maka sifat api yang selalu melalap oksigen jadi tak terkontrol, jadilah Hang FM ikut dijilat.

Tidak ada komentar: