Senin, 23 Juni 2008

Buka Tempurung, Temui RT/RW se Batam (3)


Ah, saya jadi teringat pada ajaran guru ngaji saya dulu. ”Kalau merendahkan hati, ilmu akan mudah masuk,” katanya, sembari menuang teh dari poci ke cangkir sebagai peraga tamsil. Sungguh dalam.

Meski demikian, harus tetap tegas jika materi diskusi sudah ngelantur ke mana-mana. Selama pengalaman saya, saya sudah tiga kali menegur peserta diskusi, bahkan sedikit marah (dengan santun tentunya), karena sudah tidak fokus lagi.

Masak, orang membahas masalah drainease yang tak beres, kok malah ceramah soal sistem pemerintahan dan politik. ”Pak, cukup saya rasa ini sudah melantur. Kalau mau dengar ceramah soal sistem politik tentunya saya tidak kemari!” sergah saya. Tapi setelah diskusi selesai, kita salam-salaman lagi.

Sebenarnya saya bingung juga, kenapa saya bisa lancar dan berani ngomong di depan masyarakat luas seperti ini. Padahal dalam keseharian tinggal di dalam ”tempurung”, saya lebih banyak diam.

Karena itulah, saya merasa diskusi ini sangat memberikan nuansa yang fresh.
----------
Foto: Suasana saat diskusi di Masjid Perum Tiban Ayu

Tidak ada komentar: