Senin, 23 Juni 2008

Buka Tempurung, Temui RT/RW se Batam (1)


Tak terasa, minggu ini sudah minggu ke tujuh saya bertandang ke RT/RW dan warganya untuk berdiskusi masalah apa yang mereka hadapi. Wah, sueger rasanya.

”Sueger..?” Ya, karena , tiap saat itu saya bisa punya pengalaman, pengetahuan, dan yang lebih penting; ”saudara” baru. Bukankah Islam mengatakan, rajin silaturahmi bisa memperpanjang usia?

Pengetahuan baru yang saya maksud di antaranya, saat di diskusi Bengkong Sadai saya melihat sungai di sana telah menjadi tempat sampah raksasa. Pencemaran dan semacamnya, siap menerkam warga di sana.

Saat di Sengkuang saya mengetahui bahwa daerah tersebut telah menjadi basis eksploitasi manusia. Praktik ini kuat mengakar dan tak terusik, karena pengamanan oleh aparat kian ketatnya. Di basis etnis Bugis ini saya bertemu dengan Abdul Mutalib, Modin, dan lain-lain.

Di Kavling Baru Batuaji, saya miris bahwa tak sedikitpun Pemko Batam membantu pembangunan di sana. Bahkan, tiap minggu banyak anak tertabrak sepeda motor, akibat tak memiliki tempat bermain. Di basis etnis Batak ini saya bertemu dengan Pardon Nababan, Dormon Nainggolan, para sesepuh dan lain-lain.

Semua ini telah memberikan pengalaman baru bagi saya. Di sana saya bisa merasakan langsung denyut masyarakat, bagaimana kehidupannya, dan bagaimana penderitaannya.

-------------
Foto: Suasana saat diskusi di Kavling Baru, Batuaji

Tidak ada komentar: