Rabu, 11 Juni 2008

Tidurlah Nak (1)


Saya terbangun dari peraduan, putri saya yang baru sebulan turun ke bumi menjerit. Malam itu pukul 00.00. Ibu mertua saya pun sibuk, lalu dengan sigap menggendong. ”Ah mungkin mau menyusu,” katanya. Istri saya yang juga terbangun dari lena, langsung sigap menyusui. Suasana tenag kembali. Saya pun coba menyambung mimpi.

Tak lama, ”Oaaaaa...” dia kembali menjerit. Sayapun sibuk, bantu bikinkan susu botol. Suasana reda kembali. Tak lama begitu lagi, berulang-ulang, hingga waktu menunjukkan pukul 02.00. Kini saya sudah tak bisa lagi tidur.

Sang nenek, sibuk menina bobokkan lagi. Berbagai senandung dilantunkan. Kadang ciptaan sendiri, kadang juga lagu-lagu pujian seperti Salatullah, Salamaullah... Tapi syairnya diganti dung dung dung dung... maksudnya mengajak anak untuk tidur.

Namun, semua ini tak mempan. ”Ah jangan-jangan ini gangguan jin,” benakku sempat berpikir seperti ini. Sang nenek pun juga begitu. Lalu, sembari menggendong putri kami, tangan kanannya mengayun-ayunkan sapu lidi ke berbagai sudut kamar, maksudnya mengusir roh halus, mengacu kepercayaan di kampung kami.

Saya pun tak mau ketinggalan. Di malam buta itu saya pergi ke teras, lalu membaca Ayat Kursi di berbagai sudut. Alhasil, putri kami mulai tenang. ”Ah benar juga kata orang-orang tua-tua itu,” pikir saya. Suasana tenang lagi. Saya coba untuk lena, tapi itu tak lama.

Tidak ada komentar: