Jumat, 27 Juni 2008

Telinga Kiri Hilang (1)


Bagaimana rasanya kalau selama dua hari dua malam telinga kiri Anda tersumbat?

Saya pernah mengalaminya, rasanya benar benar bikin pusing. Tubuh tak seimbang hingga mau marah. Maklumlah, karena telinga adalah penyeimbang saat manusia berdiri. Ibarat ekor pada mahluk berkaki empat.

Selain itu, sangat sunyi diselingi rasa dengungan dan semi tuli dibuatnya. Sebab yang tersumbat telinga kiri, di mana kemampuan mendengarnya memiliki desibel lebih tinggi dari yang kanan.

Siksaan ini bermula ketika Jumlat malam, pukul 22.00, saya memasukkan obat tetes telinga. Tujuannya untuk membersihkan kotoran. Agar obatnya bekerja, selama beberapa menit saya biarkan.

Namun apa yang terkadi kemudian? Saat obatnya dikeluarkan, telinga saya malah tersumbat. ”Lho, kok obatnya tak keluar?” Penasaran, saya langsung menuju kamar mandi.

Beberapa tangkup air saya masukkan ke telinga kiri itu, dengan harapan airnya bisa keluar. Namun tak berhasil. Tak putus asa, saya ulangi sesekali mengetuk-ngetuk tempurung kepala. Namun juga tetap tak berhasil.

”Aduh jangan-jangan malah gendangnya yang kena. Ke mana malam-malam begini mau cari dokter spesiali THT?” pikirku.

Takut terjadi hal tak diinginkan, malam itu juga langsung meluncur ke Emergency Rumah Sakit Awal Bros, yang letaknya 500 meter dari rumah. Seorang lelaki muda yang ternyata dokter jaga, langsung menghampiri dan menanyakan apa keluhanku.

Selanjutnya, dengan sebuah senter kecil dia mulai memeriksa ringga telinga.
”Tak ada apa-apa Pak. Ini telinganya bagus. Mungkin hanya kemasukan air. Bawa tidur aja, besok pagi juga keluar sendiri.”

Akupun pulang, lalu berusaha tidur dengan posisi telinga kiri di bawah. Harapannya agar airnya cepat keluar.

Tapi tak tenang juga. Beberapa kali saya sempat terbangun. Saat itu, yang saya ingat adalah telinga kiri. Lapat-lapat saya mendengar suara amat jernihnya. Aku pikir, pendengaranku telah pulih. Tapi tak lama saya kecewa, karena ternyata masih tersumbat.

Begitu terus.

Tidak ada komentar: