Rabu, 25 Juni 2008

Ngaliman


”Redaktur Pelaksana Batam Pos H Ngaliman SE resmi mundur dari koran yang telah membesarkannya.”

Begitu kabar yang saya dengar, hari ini. Alasan pria asal Kebumen, Jawa Tengah tersebut adalah, karena lulus seleksi Komisi Pemilihan Umum Daerah Batam. Ini adalah sebuah konsekuensi.

Ingatan saya langsung terbayang saat pertama kali bertemu alumni Fakusltas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto itu.

Kala itu, awal bulan November 1999, saat dia melamar ke Sijori Pos (nama Batam Pos dulu) bersama Rian Djatnika yang kini sukses di Staf Ahli DPRD Batam.

Penampilannya selalu rapi, dengan celana begi warna coklat dan kemeja krem. Sepasang sepatu vinil hitam bersol tipis selalu melekat di kakinya. Pada saya saat itu dia bercerita, bahwa selama di Batam dia tinggal rumah liar di Bengkong.

Gambaran lain yang saya tangkap tentang keimanan Ngaliman. Meski tak miara janggut, dia terkesan fanatik. Salatnya tak pernah tinggal, tak pernah mau membicarakan kekurangan orang lain, dan selalu mencari rezeki yang bersih.

Sebenarnya Ngaliman punya saudara di Batuaji, namun dia pilih hidup mandiri. Saya sendiri kadang sering diajak nginap di rumah kakaknya di Batuaji itu.

Dari Nol
Ngaliman merintis hidup di Batam dengan awal yang getir. Bekerja keras, namun tetap mencari rezeki yang halal.

Hasilnya, sebelum jadi wartawan dia telah mampu membeli sepeda motor Suzuki Shogun GS 110, meski seken. ”Di sini saya nyambi jadi loper Sijori Pos,” jelasnya. Ini jualah yang membuat dia ingin menjadi wartawan.

Akhirnya impiannya tercapai. Ngaliman resmi bekerja di Sijori Pos, dengan kode ck5 alias calon koresponden nomor 5.

Karena minat dan bakatnya di ekonomi, tulisan Ngaliman sering mengupas soal ekonomi. Namun, tak jarang tulisannya juga sering tampil dalam bentuk feature. ”Saya suka nulis panjang,” jelasnya.

Setelah Sijori Pos membentuk koran metro bernama Batam Pos (kini namanya Posmetro Batam), Ngaliman menjadi salah seorang yang ditawari untuk ke sana. Namun dia tolak.

”Bukannya tak mau, tapi memang saya tak biasa nulis berita kriminal,” jawabnya halus.

Ngaliman memang tidak berdusta. Buktinya, saat 2002 Sijori Pos menelurkan Harian Ekonomi Batam Ekspres (kini sudah tak terbit), dia bersedia ditarik ke sana. Posisinya saat itu Koordinator Liputan.

Yang menarik, dia selalu berbahasa Inggris saat memimpin rapat dengan reporternya. Alasannya, karena koran ekonomi jadi harus bisa bahasa internasional.

Setelah Batam Ekspres tak lagi terbit, Ngaliman kembali ditarik ke Sijori Pos, yang saat itu telah berganti nama menjadi Batam Pos, dan Batam Pos menjadi Posmetro Batam.

Selamat menempuh hidup baru ya... semoga tetap bersih.
--------------
Foto: Ngaliman
tulisan ini saya dedikasikan untuk para pejuang

2 komentar:

budak ghaghang dari baturijal mengatakan...

Masyarakat Tanjungpinang juga berharap Pak Ngaliman bersih dari godaan apa pun jua .... Selamat buat Pak Ngaliman, Selamat buat Pak Reza yang sportif mengakui perjuangan Pak Ngaliman ....

Amran mengatakan...

Segenap Karyawan dan Wartawan
Batam Pos
Perwakilan Tanjungpinang
Mengucapkan
Selamat dan Sukses
Atas
Dipilihnya

Ngaliman SE
Sebagai
Anggota KPUD Kepri 2008-2013