Sabtu, 02 Agustus 2008

(Hebatnya) Leak Radar Surabaya (1)

Setelah melihat format ulang Radar Surabaya pada Kamis sore lalu, hati saya tak tenang juga. Satu hari satu malam lamanya saya penasaran, pertanyaan saya hanya satu; bagaimana bisa membuat koran sehebat ini.

Keingin tahuan saya ini melebihi keingin tahuan saya tentang rahasia ‘’kecantikan” Indopos saat baru terbit dulu, atau bombastisnya Warta Kota yang Alhamdulillah, semua konseptornya berhasil saya temui, sehingga bisa tahu bagaimana orang-orang brillian itu bekerja. ‘’Ini berkat kerjasama tim yang kuat,” ujarnya.

Hingga pada Jumat pagi, saya menelepon kakak di Surabaya. Minta kirim dua eksemplar Radar Surabaya terbaru. ‘’Ya, besok saya kirim ya,” janjinya.

Namun jawaban kakak saya ini tak membuat saya puas. Rasa ingin tahu saya kian tak terbendung. Bagi saya, soal memecahkan masalah, belajar, dan mencari ilmu tak perlu menunggu. Apalagi, jika si empunya ilmu itu memang sudah terbukti kepiawaiannya.

”Saya harus bertemu Leak Koestiya. Paing tidak ngobrol lewat telepon,” batinku. Seperti diketahui, Leak adalah konseptor sekaligus Pemimpin Redaksi Radar Surabaya.

Melalui kenalan saya, Irwan yang juga petinggi Indopos itu, saya mendapat nomor Leak. Tanpa tunggu lama, saya telepon. Namun susah nyambung. Ponselnya tak aktif.

''Mungkin dia dalam perjalanan pulang ke Surabaya. Tadi malam masih sama saya kok,'' jelas Irwan, saat saya tanya mengapa kok susah nyambung ke Leak.

Akhirnya, saya kirim SMS memperkenalkan diri. Hingga Jumat, sekitar pukul 17.45 sore, akhirnya datang juga SMS yang berbunyi: Mas tahu Radar Surabaya dari mana?

Oh, rupanya dari Leak. Tak mau nunggu lama langsung saya telepon. Berikut percakapan dengan leak.

Saya: Mas gimana ya idenya, kok bisa bikin koran sebagus itu?

Leak: Alah… (diselingi tawa, saya pun ikut tertawa kecil). Radar (Surabaya) ini koran anu kok mas… Tak begitu dikenal di Surabaya. Dia itu lama nggak bisa hidup. Dan terus merugi. Bahkan sudah tiap tahun ganti pemred. Tapi tak maju juga.

Tidak ada komentar: