Selasa, 19 Agustus 2008

Pakaian Harga Diriku (1)

Oprah Winfrey si ratu talkshow Amrik, kebingungan. Ruang seluas 100 meterpersegi tempat dia menyimpan koleksi pakaiannya, sudah tak cukup lagi.

Akhirnya terpikir olehnya untuk melelang sebagian baju keloeksinya tersebut untuk didermakan ke badan amal. Tapi baju yang mana?

Sebab, selain semua pakaiannya merupakan koleksi terbatas dari rumah mode dari Paris hingga New York, Oprah merasa semua koleksinya itu memiliki kenangan pribadi akan diri dan perjalanan kariernya.

Dasar otak talkshow, akhirnya Oprah membawa masalahnya ini ke talkshow yang dibawakannya. Di sana dia hadirkan beberapa orang kaya yang memiliki masalah yang sama dengannya, sekaligus mengundang desainer dan ahli kepribadian kondang untuk dimintai komentar.

Dari sana, Oprah mendapat penjelasan bagaimana menyeleksi baju yang pas untuk dirinya, dari desainer dan ahli kepribadian kondang tersebut. Ada beberapa poin yang disebutkan, intinya;

(1) apakah baju-baju tersebut jika dipakai masih sesuai dengan zaman dan kondisi saat ini, (2) apakah baju-baju tersebut jika dipakai dapat menambah kepercayaan diri, (3) apakah baju-baju tersebut jika dipakai dapat menambah citra diri dan lembaga yang diwakili.

Berbekal hal ini, Oprah dan orang-orang kaya bernasib sama itu, berhasil menyeleksi separuh dari koleksi busananya itu. Rumahnya yang luas langsung diserbu bak fleamarket. Hasil dari penjualan ini, dia sumbangkan ke yayasan amal.

Sungguh hebat citra yang ditimbulkan pakaian ini. Bahkan, warna-warna tertentu pun dapat membuka aura si pemakai, sehingga dia akan tampak lebih berwibawa. Tak percaya? Coba warna merah muda, tak akan menambah garang lelaki yang memakainya. Meski wajahnya penuh brewok dan kumis.

Dari kasus ini, ada tiga poin yang menarik dikupas adalah komentar para desainer dan ahli kepribadian kondang Amrik itu, jika semula hanya sekadar pembalut tubuh, kini menjadi penegak jati diri, status dan simbol pemakainya.

Bahkan seiring perkembangan zaman, militer banyak memodifikasi pakaian kini sebagai alat kamuflase. Tentunya kita pernah mendengar marinir Amerika yang ditugaskan menumpas gerilyawan Taliban di Afghanistan.

Tidak ada komentar: